Berita Nunukan Terkini

Dilantik Jadi Ketua DPC PDL Nunukan, Welson Singgung Akses Transportasi dan Ekonomi di Krayan

Welson dilantik jadi Ketua DPC Persekutuan Dayak Lundayeh Kabupaten Nunukan periode 2022-2027 di Gedung Amelia pada Sabtu (18/03/2023).

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / FELIS
Pdt Yefta Barto selaku Dewan Pimpinan Wilayah Dayak Lundayeh Kalimantan Utara (Kaltara) saat melantik Ketua DPC Persekutuan Dayak Lundayeh Kabupaten Nunukan periode 2022-2027 di Gedung Amelia pada Sabtu (18/03/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Welson dilantik jadi Ketua DPC Persekutuan Dayak Lundayeh Kabupaten Nunukan periode 2022-2027 di Gedung Amelia pada Sabtu (18/03/2023).

Pelantikan ketua DPC baru bagi masyarakat adat Dayak Lundayeh itu oleh Pdt. Yefta Barto selaku Dewan Pimpinan Wilayah Dayak Lundayeh Kalimantan Utara (Kaltara).

Seusai dilantik, Welson mengatakan ada sebanyak 35 orang yang masuk dalam kepengurusan DPC Persekutuan Dayak Lundayeh Kabupaten Nunukan.

"Hari ini telah dilantik pengurus DPC Persekutuan Dayak Lundayeh Nunukan. Semua bidang terisi dan semoga kepengurusan ke depannya berjalan dengan baik," kata Welson kepada TribunKaltara.com, sore.

Baca juga: Polairud Polres Nunukan Amankan Belasan Kubik Kayu Hasil Temuan KPH, Gubernur Kaltara Ikut Disebut

Ia menyebut jumlah masyarakat Lundayeh di Pulau Nunukan sekira 400 jiwa. Sementara untuk wilayah dataran tinggi Krayan mencapai 9.000 lebih.

"Hampir di 21 kecamatan ada masyarakat Lundayeh. Tapi memang mayoritas Lundayeh ada di Krayan," ucap Welson.

Ketua Komisi II DPRD Nunukan itu mengaku akan segera membentuk ranting kepengurusan Lundayeh di tiap kecamatan.

"Program pertama kami ya bentuk ranting di 21 kecamatan. Sehingga konsolidasi akan berjalan dengan baik mulai tingkat kabupaten hingga kecamatan," ujar Welson

Transportasi Sulit dan Biaya Besar

Selain itu Welson juga menyinggung soal transportasi ke Krayan yang masih terbilang sulit serta membutuhkan biaya cukup besar.

Perlu diketahui, untuk mengakses wilayah Krayan hanya bisa menggunakan transportasi pesawat.

"Memang Pemkab Nunukan punya program ambulance udara untuk membawa pasien rujukan ke rumah sakit baik Nunukan, Tarakan, maupun Malinau. Tapi jadi persoalan saat ada yang meninggal dunia mau dibawa ke Krayan, kami urunan untuk biaya pesawatnya. Itu cukup besar," tuturnya.

Rasa solidaritas yang tinggi di lingkup masyarakat Lundayeh membuat organisasi itu eksis sejak 1989 hingga sekarang.

"Kita berharap ke depan Pemkab Nunukan juga punya solusi atas masalah ini. Karena kalau kita bebankan kepada keluarga berduka tentu tidak sanggup," ungkap Welson.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved