Hikmah Ramadhan
Ramadhan itu Nikmat atau Niqmat ?
Bulan Ramadhan mengucurkan nikmat yang melimpah kepada manusia sebagai imbalan untuk mereka yang melaksanakan berpuasa dengan baik.
Ramadhan juga bisa menyengsarakan orang-orang yang enggan beribadah dengan maksimal.
Hadis ancaman untuk orang-orang yang gagal menerima nikmati bulan Ramadhan juga sama dahsyatnya seperti kedahsyatan nikmatnya, lebih-lebih jumlahnya kegagalan itu tidak kalah banyak.
Baca juga: Jadwal Imsakiyah dan Azan Subuh di Kabupaten Nunukan Kamis 23 Maret 2023 atau 1 Ramadhan 1444 H
Hal yang mengkhawatirkan ini dapat ditelaah dari Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Mlajah, Nabi bersabda:
"Betapa banyak orang yang berpuasa namun tidak ada yang diperoleh dari puasanya melainkan haus dan lapar".
Kata banyak dalam Hadis tersebut adalah hasil penghitungan seorang Nabi yang ucapannya mas'shum, tidak bisa keliru, karena sumbernya adalah wahyu Tuhan.
Dalam Hadis itu bahwa jumlahnya kegagalan tidak dapat dibayangkan banyaknya oleh akal manusia biasa.
Nabi ingin menyampaikan pesan bahwa sejak puasa Ramadhan diwajibkan pada tahun kedua Hijrah hingga berakhirnya umur dunia akan banyak jumlah korban Ramadhan yang bergelimpangan.
Akibat tidak dapat memanfaatkan nikmat yang telah Allah berikan.
Ancaman ini sepatutnya diwaspadai dan menambah semangat kita untuk memaksimalkan kesempatan berbulan Ramadhan.
Untuk mengetahui kehadiran Ramadhan sebagai nikmat yang menguntungkan atau nikmat yang menyengsarakan dapat diukur dari sejauh apa pencapaian yang dihasilkan.
Imam Al Ghazali, dalam Ihya Ulum ad-Din, menilai berhasil tidaknya puasa seseorang diukur dari sejauh ia mampu mencapai ruh puasa dari puasanya.
Baca juga: Kumpulan Pantun Nasihat Islami yang Bisa jadi Pengingat di Bulan Suci Ramadhan, Bagikan yuk
Al-Ghazali mengatakan : "Ruh berpuasa adalah melemahkan instrumen kekuatan diri yang potensial digunakan setan untuk melakukan keburukan secara beruang ulang (yaitu,hati,pikiran dan nafsu)".
Puasa yang tidak dapat melemahkan instrumen kekuatan diri adalah puasa yang berpotensi akan menjadi niqmat pelakunya.
Hal ini disebabkan oleh karena nafsu adalah poros dari kemaksiatan. Ia diciptakan dengan tabiat asal yang sama.
Sama-sama memiliki kecenderungan melanggar, berambisi dalam kemaksiatan, namun lemah dalam beribadah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/ramadan-puasa-ramadhan-idul-fitri-020422.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.