Ekonomi Kaltara 5,31 Persen Lebih Tinggi dari Nasional, PDRB & Akselerasi Vaksinasi Jadi Penyumbang

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Ekonomi Kaltara 2022 tumbuh resilien atau tangguh di tengah dinamika global. Tercatat Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB Kaltara 2022 tumbuh positif 5,34 persen dan lebih tinggi dari capaian pada tahun 2021 sebesar 3,98 persen.

Itu disampaikan Kepala KPwBI Kaltara, Wahyu Indra Sukma dalam Kegiatan Diseminasi laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kalimantan Utara Semester 1 tahun 2023, Selasa (21/3/2023) oleh Bank Indonesia dan dilaksanakan dalam wujud webinar dengan tema “Tarik Investasi Industri Hilirisasi Dalam Rangka Menjaga Ketahanan Ekonomi Kaltara”.

Dijelaskan Wahyu Indra Sukma, pertumbuhan ekonomi Kaltara lebih tinggi dari capaian Nasional sebesar 5,31 persen. Kebijakan pada tahun 2022 dinilai efektif mendukung kinerja positif tersebut.

Baca juga: PDRB Kabupaten Bulungan dari Tahun  2017 Hingga 2021 Meningkat, Ini Penjelasan Kepala BPS Maibu

“Di antaranya pertama, akselerasi vaksinasi yang mampu menurunkan penyebaran Covid 19 dan mendukung mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat,” papar Wahyu Indra Sukma.

Kedua, adanya peran fiskal sebagai shock absorber mendukung konsumsi domestik dan daya beli masyarakat.

Ketiga, keberlanjutan Program Strategis Nasional, termasuk juga adanya digitalisasi dalam mendukung efisiensi, produktivitas, dan inklusivitas perekonomian pada poin keempat dan poin kelima, strategi dan upaya pengendalian inflasi yang terimplementasi dengan baik.

Baca juga: Membangun Ekonomi Doubel Gardan

Wahyu menjelaskan, selain mampu memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi serta tren boom harga komoditas pada sektor pertambangan, ekonomi Kaltara 2022 juga didukung tingginya realisasi investasi tahun 2022 yang berdasarkan data BKPM mencapai Rp13,7 triliun.

“Lebih tinggi dari target yang ditetapkan oleh BKPM sebesar Rp9,5 triliun. BI Kaltara meyakini ekonomi Kaltara tahun 2023 akan tetap tumbuh positif pada kisaran 4,87-5,67 persen,” ungkap Wahyu Indra Sukma.

Namun tentunya lanjtu Wahyu, dibutuhkan sinergi dan ekstra effort dalam rangka mengawal sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tahun 2023, khususnya mendorong realisasi investasi proyek strategis yang diyakini akan menjadi leapfrog atau lompatan katak untuk transformasi Ekonomi Kaltara.

Ia juga turut memaparkan, pada tahun 2024, pertumbuhan Ekonomi Kaltara akan semakin akseleratif sejalan dengan realisasi investasi proyek strategis nasional beserta multiplier efeknya yang akan semakin dirasakan manfaatnya.

Dari sisi inflasi, data BPS menunjukkan bahwa inflasi gabungan dua kota IHK di Kaltara pada 2022 tercatat sebesar 4,74 persen (yoy) lebih rendah dari inflasi Kalimantan sebesar 5,94 persen (yoy) maupun Nasional 5,51 persen (yoy).

“ Inflasi yang terkendali ini berkat sinergi positif TPID se-Kalimantan Utara melalui berbagai program seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) gerakan menanam, koordinasi melalui HLM TPID, perasi pasar, pemantauan harga ke agen, sidak pasar dan Subsidi Ongkos Angkut (SOA),” ujarnya.

Baca juga: Catat 3 Lapangan Usaha dengan Pertumbuhan Tertinggi, BPS Kaltara: Ekonomi Kaltara Tumbuh 6,17 Persen

Lebih lanjut kata Wahyu, di tahun 2023 ini, dari sisi inflasi dihadapkan sejumlah tantangan seperti fluktuasi harga komoditas energi yang diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun 2023. Selain itu, mobilitas masyarakat yang semakin meningkat diprakirakan akan meningkatkan permintaan, khususnya pada momen tertentu apabila tidak diimbangi dengan pemenuhan pasokan yang memadai, dapat menimbulkan fenomena supply shocks.

“Untuk itu, segenap anggota TPID se-provinsi Kaltara perlu menguatkan sinergi dan menyusun langkah pengendalian inflasi yang tepat dan efektif untuk menjaga tekanan inflasi tetap terkendali dan memenuhi target sasaran inflasi sebesar 3 ±1 persen tahun 2023 ini,” tukasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah