Pemkab Tana Tidung Hadiri Rakor Inflasi
Ramadan 1444 H, Harga Cabai Rawit di Tana Tidung Turun, Harga Bawang Merah dan Bawang Putih Stabil
Memasuki bulan Ramadan 1444 H, harga cabai rawit di Tana Tidung, Kalimantan Utara justru turun. Harga bawang merah dan bawang putih stabil.
Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Memasuki bulan Ramadan 1444 H, harga cabai rawit di Tana Tidung, Kalimantan Utara justru turun.
Seorang pedagang di Pasar Imbayut Taka Tana Tidung, Lisiah menyampaikan harga cabai rawit saat ini turun.
Padahal biasanya, harga cabai rawit di Tana Tidung akan naik saat masuk Bulan Ramadan.
Dia menyebutkan, harga cabai rawit yang ia jualkan saat ini Rp 120 ribu per kg. Harga tersebut sangat turun dibandingkan harga sebelumnya.
Baca juga: Pemkab Tana Tidung Rakor Tindak Lanjut Pengendalian Inflasi Daerah 2023, Ini yang Dibahas
"Harga cabai rawit turun, sekarang 120 per kg. Sebelumnya itu malah naik betul, harganya Rp 150 per kg," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Senin (27/3/2023)
"Itu 2 minggu lalu kalau ndak salah yang Rp 150 ribu, pas dekat-dekat mau masuk puasa itu lah," sambungnya.
Selain cabai rawit, dia mengatakan harga cabai keriting dan cabai besar saat ini tidak ada perubahan, tetap Rp.100 ribu per kg.
Begitu juga dengan harga bawang merah dan bawang putih, dia katakan harga perbawangan ini masih stabil.
Lisiah menambahkan, harga bawang merah saat ini Rp 50 ribu per kg.
"Harga normal ini, ndak naik ndak turun juga.Harga bawang putih juga sama Rp 50 per kg. Sebelumnya juga sama aja, begitu juga harganya," katanya.
Sebelumnya, pada rapat koordinasi pengendalian inflasi Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menyampaikan stok sejumlah komoditas cukup.
Seperti cabai rawit, cabai besar, dan bawang merah.
Baca juga: BREAKING NEWS Pemkab Tana Tidung Hadiri Rakor Pengendalian Inflasi dengan Mendagri, Ini yang Dibahas
Bahkan beberapa daerah penghasil komoditas tersebut mengalami surplus.
Meski demikian dia sampaikan, produksi bawang putih di Indonesia justru kurang.
"Kecuali bawang putih yang memang kita produksinya jauh, sangat kurang. Lebih banyak impor dari luar negeri," tutur Tito dalam Rakor via zoom.
Penulis: Risna
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.