Berita Daerah Terkini

Cerita Warga Sepaku, Tenaga Kerja di IKN tak Banyak Terserap dan Kesulitan Manfaatkan Peluang Usaha

Masyarakat Kecamatan Sepaku atau yang saat ini menjadi IKN Nusantara mengeluhkan tenaga kerja yang sudah mengikuti pelatihan, namun belum bekerja.

TRIBUNKALTARA.COM / NITA RAHAYU
Pertemuan antara Otorita IKN, BRIN dan masyarakat Sepaku IKN, di rumah jabatan Bupati PPU, Selasa (23/5/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, PENAJAM - Masyarakat Kecamatan Sepaku atau yang saat ini menjadi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mengeluhkan tenaga kerja yang sudah mengikuti pelatihan, namun belum bekerja di proyek IKN Nusantara.

Program pelatihan tenaga kerja telah diberikan kepada masyarakat Sepaku, sejak beberapa waktu lalu.

Tenaga kerja yang sudah mengikuti pelatihan, akan diberikan sertifikat, sebagai salah satu syarat untuk menjadi tenaga kerja di IKN Nusantara nantinya.

Namun, usia mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikat, tenaga kerja tersebut hingga saat ini belum banyak terserap.

Baca juga: Masih Terjadi Jual Beli Lahan di IKN Nusantara, Cegah Transaksi Bawah Tangan Terbitkan Aturan Baru

Ilustrasi - Potret pekerja di IKN Nusntara.
Ilustrasi - Potret pekerja di IKN Nusntara. (TRIBUNKALTARA.COM / DWI ARDIANTO)

Salah satu tokoh masyarakat Sepaku, Sibukdin mengatakan, tenaga kerja yang enggan bekerja pada proyek IKN karena upahnya terbilang kecil.

Hanya dibayar Rp150 perhari, sejak pagi hingga malam hari.

Selain itu, juga karena belum adanya panggilan kerja dari perusahaan setempat.

"Banyak yang sudah pelatihan tapi tidak bekerja belum dipanggil, upahnya juga hanya Rp150 ribu perhari," sambungnya.

Selain pelatihan tenaga kerja, masyarakat Sepaku juga sempat diberikan pelatihan kewirausahaan.

Namun, juga tidak dapat memanfaatkan keahlian yang didapatkan, lantaran perusahaan yang beroperasi, menawar produk mereka dengan harga murah.

Salah satunya Hasanuddin, warga Kelurahan Sepaku itu mengaku usaha katering miliknya hanya ditawar Rp15 ribu per porsi.

Belum lagi, proses pelunasannya yang cukup lama, bahkan harus menunggu hingga tiga bulan.

Baca juga: Inilah Lima Perusahaan Jepang Siap Investasi di Proyek IKN Nusantara, Sudah MoU dengan Otorita IKN

Progres pembangunan IKN Nusantara terkini. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Ricky P Gozali optimis konsep Pemindahan Ibu Kota Negara baru guna meningkatkan pemerataan ekonomi dan pembangunan di Indonesia dapat terwujud, sebagai kota yang smart, green, beautiful, sustainable, dan berwawasan lingkungan juga bisa berjalan sesuai rencana.
Progres pembangunan IKN Nusantara terkini. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Ricky P Gozali optimis konsep Pemindahan Ibu Kota Negara baru guna meningkatkan pemerataan ekonomi dan pembangunan di Indonesia dapat terwujud, sebagai kota yang smart, green, beautiful, sustainable, dan berwawasan lingkungan juga bisa berjalan sesuai rencana. (TRIBUNKALTARA.COM / DWI ARDIANTO)

"Sekali pesan 500 porsi. Tapi tiga bulan baru dibayar," lanjutnya.

Kondisi tersebut membuatnya kesulitan mengambil peluang usaha, karena nilai ekonomi yang ditawarkan dinilai cukup rendah.

Ia berharap, hal ini segera menjadi perhatian pemerintah, agar manfaat ekonomi dengan adanya IKN, segera bisa dirasakan merata oleh masyarakat.

Penulis : Nita Rahayu

Sumber: Tribun Kaltara
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved