Profil
Prihatin Anak Putus Sekolah dan Buta Aksara, AKP Eka Berlin Mendirikan Wahana Pendidikan Perbatasan
Sosok anggota Polri yang peduli dengan pendidikan di perbatasan Nunukan ini adalah AKP I Eka Berlin, yang kini menjabat Kasat Samapta Polres Nunukan.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Berawal dari rasa keprihatinannya melihat anak usia sekolah dasar (SD) yang menjadi pedagang asongan di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, AKP I Eka Berlin tergerak hatinya untuk mendirikan sekolah yang diberi nama Wahana Pendidikan Perbatasan.
Sosok anggota Polri yang peduli dengan masalah pendidikan di perbatasan Nunukan, Kalimantan Timur ini adalah AKP I Eka Berlin, yang kini menjabat Kasat Samapta Polres Nunukan.
Pria yang akrab disapa Berlin ini menceritakan awal mulanya mendirikan Wahana Pendidikan Perbatasan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Pada tahun 2015, saat menjabat Kapolsek Kawasan Pelabuhan Nunukan, Berlin merasa prihatin melihat sekelompok anak usia SD yang ikut membantu orangtuanya menjadi pedagang asongan di dermaga Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.
Menurut Berlin, pelabuhan bukan merupakan tempat yang aman bagi anak seusia mereka.
Hal itu yang mengunggah perasaan Berlin untuk mendirikan rumah belajar.

"Anak usia SD yang seharusnya sekolah dan bermain seperti anak-anak lain pada umumnya, tapi justru saya lihat mereka menenteng bakul berisi makanan dan minuman ringan di dermaga saat kapal sandar.
Akhirnya saya lakukan pendekatan dengan orangtua mereka," kata Berlin kepada TribunKaltara.com, Rabu (14/06/2023), sore.
Berlin menyebut, anak-anak yang menjadi pedagang asongan di pelabuhan rata-rata orangtuanya merupakan eks deportasi dari Malaysia.
Selain itu, beberapa diantaranya juga merupakan anak putus sekolah yang tinggal di kawasan pelabuhan.
"Jadi bukan faktor ekonomi saja mereka tidak sekolah, tapi ada juga orangtua yang kurang peduli dengan pendidikan anak.
Ada anak yang pindah dari daerah asal, tapi orangtuanya tidak buatkan surat pindah. Sehingga tidak bisa sekolah," ucapnya.
Baca juga: Profil Kapolres Kutai Timur AKBP Ronni Bonnic, Semasa SMA Pernah Menjadi Pengisi Khutbah di Masjid
"Karena tidak sekolah, daripada di rumah tidak ada yang jaga, akhirnya orangtuanya ikutkan untuk berjualan di pelabuhan dan akhirnya keterusan," tambah Berlin.
Hingga akhirnya, Berlin memikirkan solusi agar anak-anak pedagang asongan tersebut bisa tetap belajar, meski tidak melalui sekolah formal.
"Tahun 2016, saya jadikan ruangan bekas gudang di belakang Polsek sebagai rumah belajar bagi anak-anak sekitar kawasan pelabuhan. Saat itu ada sekira 20 sampai 25 anak," ujarnya.

Profil Imranul Karim, Juara 1 MTQ Nasional Asal Kutim: Sempat Mau Menyerah Setelah Berlatih 10 Bulan |
![]() |
---|
Profil Zainal Paliwang, Gubernur Kaltara 2025-2030, Pernah Punya Jabatan Penting di Bareskrim Polri |
![]() |
---|
Profil Rodrigo, Gelandang Manchester City Raih Ballon d'Or 2024, Singkirkan Vinicius Junior dan Jude |
![]() |
---|
Profil Immanuel Ebenezer, Pernah Caleg DPR Dapil Kaltara Kini Ditunjuk Prabowo Jadi Wakil Menaker |
![]() |
---|
Profil Herindra, Calon Kepala BIN Gantikan Budi Gunawan, Sudah Diusulkan Presiden Jokowi ke DPR RI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.