Liga Italia

Nasib Bintang Juventus usai Terjaring Penggunaan Doping, Paul Pogba Cuma Terima Rp 32 Juta Sebulan

Adanya kasus doping yang menjerat Pogba memungkinkan Juventus untuk mengirim 200 ribu euro atau Rp 32 juta per bulan ke kantong penggawa Les Bleus.

Twitter / @juventusfc
Gelandang Juventus, Paul Pogba - Imbas kasus doping yang menjaring sang pemain maka Juventus dilaporkan berhak untuk menangguhkan upah gelandangnya. Penggawa asal Prancis itu disebut-sebut hanya akan menerima upah Rp 32 juta euro per bulan. 

Namun pemain berusia 30 tahun itu kesulitan untuk mendapatkan kembali performa terbaiknya selama tugas keduanya di Inggris.

Kendati demikian, Pogba tetap menjadi andalan Prancis, membantu mereka memenangkan Piala Dunia 2018, meskipun cedera membuatnya absen dari perjalanan Les Bleus ke final empat tahun kemudian.

Pogba, gelandang Prancis berusia 30 tahun ini terancam hukuman skorsing hingga empat tahun setelah dinyatakan positif mengonsumsi doping.

Pogba dinyatakan positif setelah kadar testosteronnya sangat tinggi saat tes doping usai kemenangan Juventus 3-0 atas Udinese di Dacia Arena, Kamis (21/9/2023) dini hari WIB.

Pogba hanya duduk di bangku cadangan, dan tak main di laga tersebut. Namun, dia terpilih secara acak untuk tes doping usai laga.

Hasil tes menunjukkan kadar testosteron di Pogba meningkat di luar kewajaran.

Testosteron adalah hormon yang dapat meningkatkan ukuran dan kekuatan otot.

NADO Italia, badan antidoping, kemudian mengatakan bahwa Pogba untuk sementara diskors, dan akan berlaku segera.

Sambil menunggu uji coba, dan pengujian sampel cadangan "B" yang maksimal dilakukan tiga hari menjelang.

Dokter Giuseppe Musumeci, direktur kardiologi Rumah Sakit Mauriziano di Turin, menduga Pogba tak sengaja mengonsumsi obat yang jadi pemicu testosteron.

Pasalnya, kata dia, testosteron tidak berdampak bagi pemain sepak bola.

Baca juga: Pemain Juventus Paul Pogba Bakal Diperiksa soal Kasus Pemerasan Sang Kakak, Absen Tanding Lagi?

"Testosteron dalam olahraga adalah zat yang sudah ketinggalan zaman jika digunakan dalam olahraga.

Ini sudah lama digunakan, terutama oleh binaragawan untuk meningkatkan massa otot, namun sudah ketinggalan zaman," tambah Dokter Musumeci.

Kasus serupa yang terbaru di Serie A adalah pemain Atalanta, Jose Luis Palomino yang sempat dilarang bermain.

Namun, dia kemudian dibebaskan setelah absen selama empat bulan, ketika tes positif untuk steroid clostebol dibatalkan oleh sampel B.

(*)

Berita tentang Liga Italia

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

YouTube Shorts TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved