Viral di Medsos
Viral Kilatan Cahaya di Langit Yogyakarta Pada Malam Hari, Bukan Meteor Astronom Beri Penjelasan
Fenomena kilatan cahaya terang pada malam hari di langit Yogyakarta dan sekitarnya menjadi viral di media sosial
TRIBUNKALTARA.COM - Fenomena kilatan cahaya terang pada malam hari di langit Yogyakarta dan sekitarnya menjadi viral di media sosial.
Sebuah video menjadi viral di media sosial Twitter atau X.
Dalam video yang beredar terekam kilatan cahaya terang terbakar pada malam hari.
Peristiwa itu terjadi pada malam hari dan membuat warga bertanya-tanya soal fenomena yang dilihat.
Salah satu lokasi terjadinya peristiwa itu adalah di Yogyakarta.
Selain itu peristiwa yang sama juga terjadi di langit Kulon Progo.
Akun Twitter yang mengunggah video tersebut yakni @merapi_uncover pun menjadi viral.
Hingga Jumat (15/9/2023) sudah ada 266 ribu Warganet yang menyaksikan video viral tersebut.

Dilansir TribunJogja.com dari Kompas.com, kilatan cahaya pada malam hari itu bukanlah meteor.
Menurut astronom amatir, Marufin Sudibyo, fenomena yang terjadi pada malam hari itu adalah sampah antariksa yang masuk ke atmosfer bumi.
"Dari ciri-ciri yang terlihat, kemungkinan besar peristiwa ini adalah proses masuknya sampah antariksa buatan manusia (uncontrolled reentry)," kata Marufin Jumat (15/9/2023) pagi.
"Kecil kemungkinannya sebagai meteor," sambungnya.
Dari pengamatan Marufin pada video yang beredar di sosial media, ada beberapa ciri-ciri fenomena tersebut bukan meteor.
"Penandanya minimal ada 2 yakni terekam lama dan ada proses fragmentasi," kata Marufin.
"Cahaya ini terekam lebih dari 5 detik (bahkan dari video lain lebih dari 10 detik). Ini menandakan kecepatannya lambat atau kurang dari 10 km/detik," jelasnya.
Kecepatan ini umumnya adalah kecepatan satelit buatan.

Baca juga: Viral Kongres Meksiko Perlihatkan Sosok Alien, Platform X Buat Community Notes, Sebut Hoax
"Sebaliknya, meteor umumnya 3 kali lebih cepat sehingga hanya terekam kurang dari 5 detik," ujar Marufin lagi.
Selain itu, ekor cahaya yang terpecah-pecah menurut Marufin juga bagian dari proses fragmentasi atau pemecahbelahan obyek saat menembus atmosfer.
Hal ini berbeda dengan meteor.
"Meteor khususnya meteor-terang (fireball) atau meteor-sangat terang (bolide), juga mengalami fragmentasi. Tapi saat itu terjadi, ia akan nampak sangat terang menyamai terangnya Bulan purnama untuk sesaat," kata Marufin.
"Namun, hal itu tidak terdeteksi pada fenomena kilatan cahaya tersebut," tegasnya.
Marufin juga menambahkan, saat ini dia masih mencari sampah antariksa mana yang cocok dengan fenomena tersebut.
(*)
(Berita Viral di Medsos Lainnya)
(TribunKaltara.com/Fawdi)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi
Follow Instagram tribun_kaltara
TikTok tribunkaltara.com
YouTube Shorts TribunKaltara.com
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kilatan Cahaya di Langit Jogja Bukan Banaspati atau Pulung Gantung, Ini Penjelasan Ilmiahnya, https://jogja.tribunnews.com/2023/09/15/kilatan-cahaya-di-langit-jogja-bukan-banaspati-atau-pulung-gantung-ini-penjelasan-ilmiahnya
VIRAL Kapal Tongkang Hantam Kafe di Sungai Mahakam hingga Hancur, Tali Penarik Putus, Rugi Miliaran |
![]() |
---|
Profil Haji Isam, Dari Tukang Ojek Jadi Crazy Rich Kalsel, Pernah Terjerat Kasus Suap Pajak |
![]() |
---|
Profil Roy Suryo, Pilih Tertawa usai Dituding Jadi Pemilik Akun Fufufafa oleh Tiktoker Intan Srinita |
![]() |
---|
Viral di Medsos, Perempuan Asal Samarinda Cegat Jokowi, Ombeh Mengadu Ganti Rugi Lahan Tol Balsam |
![]() |
---|
Profil Brian Armstrong, CEO Coinbase yang Diduga Pernah Nikahi Raline Shah dan Cerai Diam-diam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.