Brics Fashion Summit Moskow

Di Tengah Perang, Model Belia Rusia Fashion Show di Basment Parkir Zaryadye Concert Hall Moskow

Meskipun perang antara Rusia dan Amerika Serikat, Fashion show tetap dilaksanakan memperlihatkan busana maha karya Rusia yang ditampilkan model belia.

Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ TRIBUNNEWS.COM
Fashion Show di Basement Zaryadye Concert Hall Memperlihatkan Karya Busana Rusia 

"Kami, tentu saja, akan mendiskusikan situasi di Ukraina," kata Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, dikutip Tass.

Fashion Show di Basement Rusia 29112023
Fashion Show di Basement Zaryadye Concert Hall Memperlihatkan Karya Busana Rusia

"Kami melihat pertempuran sengit di garis depan dan kami telah melihat gelombang serangan drone menyerang kota-kota di Ukraina dan kami ingin bersiap menghadapi lebih banyak pertempuran dan serangan misil terhadap Ukraina. Ini bahkan membuat lebih penting lagi untuk terus mendukung Ukraina," katanya.

Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung sejak Februari 2022. Ini semacam perang eksistensi bagi Rusia, salah satu pemegang hak veto PBB.

Lewat Brics+, Rusia menggalang aliansi dengan China, India, Brasil, dan Afrika Selatan.
Brics mewakili 27 persen tanah dunia, 42 persen dari populasi dunia. Brics menjadi menarik karena Brasil, Rusia, India, dan China adalah negara-negara yang masuk 10 terbesar dunia dalam hal populasi, luas wilayah, dan GDP. 

Brics --seperti NATO-- terus memperluas keanggotaan. Per 1 Januari 2024, Argentina, Ethiopia, Iran, Saudi Arabia, Mesir, dan Uni Emirat Arab akan menjadi anggota penuh. Namanya menjadi Brics+.
Indonesia, yang menganut politik bebas aktif, belum menyatakan ikut.

Kerja sama antaranggota Brics memiliki cakupan sangat luas, mulai dari kerja sama investasi, mata uang --dan bahkan budaya.
 Sementara itu para wartawan dari berbagai negara yang diundang panitia antusias mengabadikan momen tersebut.  

Sehari-hari, basement tersebut adalah tempat parkir. Panitia menyulapnya jadi ajang fashion show
Peragaan busana serupa juga akan menampilan karya-karya desainer dari Afrika, Turki, Indonesia, Amerika Latin, dan Timur Tengah.

 

Ini memperlihatkan indahnya keberagaman global. Dunia yang warna-warni.
Pada sesi diskusi, Priscillla Chigariro dari Afrika menekankan pentingnya desainer lokal fokus kepada kultur lokal untuk menghadapi serbuan merek global yang kuat.

"Fokus kepada keahlian kita, budaya lokal," katanya.

Setiap karya busana, juga brand, memiliki story atau narasi. Narasi lokal memperkuat brand lokal."Have your story with your brand," tegasnya.

Narasi brand itu bisa mencakup proses pembuatan, bahan, bahkan suara yang diwakili.
Jay Ishak dari Malaysia mewakili suara Asia. Ia juga menekankan pentingnya "local story" untuk menghadapi gempuran brand global.

"Budaya lokal adalah keahlian kita," kata Jay kepada Tribunnews.com usai acara.
Brand global harganya selalu mahal, sulit dijangkau sebagian besar orang di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Di ceruk pasar itulah brand lokal memiliki ruang yang besar.

Di main hall, diskusi juga berlangsung dengan tema yang sama. Panitia menghadirkan pemerintah Moskow dan Rusia sebagai pembicara.

Di barisan pembicara ada wakil dari China, yang diberi kesempatan pertama berbicara.  
Generasi muda China yang lahir tahun 1990-an dan tahujn 2000-an, katanya, paling terbuka dengan karya-karya fashion. Mereka lebih berani melawan kemapanan.

Pembicara dari Italia, satu-satunya pembicara dari Eropa yang saya lihat, mengungkapkan, ia penggemar karya desainer Rusia.

"Fashion tidak mengenal batas negara," katanya.

Fashion has no border. "Saya tidak membeli brand mahal," ia menambahkan. "Saya membeli pakaian, yang --ketika dikenakan-- saya berteriak, wow, I love my self","

(*)

Sumber:Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved