Viral di Medsos

Viral Mahasiswa Aceh Angkut Paksa Pengungsi Rohingya, UNHCR Buka Suara Singgung Misinformasi

Aksi Mahasiswa Aceh yang mengangkut paksa pengungsi Rohingya menjadi viral di media sosial, hingga UNHCR buka suara.

Editor: Fawdi
Twitter/@herricahyadi
Aparat kepolisian mencoba menghadang aksi Mahasiswa Aceh yang berupaya mengangkut paksa pengungsi Rohingya di Balai Meuseraya Aceh. 

TRIBUNKALTARA.COM - Aksi Mahasiswa Aceh yang mengangkut paksa pengungsi Rohingya menjadi viral di media sosial, hingga UNHCR buka suara.

Sebuah video terkait reaksi pengungsi Rohingya di Aceh menjadi viral di media sosial.

Kali ini pengungsi Rohingya terlihat menangis dan meminta ampun ketika sekelompok Mahasiswa Aceh yang mengenakan almamater mencoba untuk melakukan pengangkutan paksa atau pengusiran.

Aksi Mahasiswa Aceh itu terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial.

Bahkan sudah ada 4,3 juta Warganet yang menyaksikan aksi Mahasiswa Aceh itu.

Salah satu pengunggah video tersebut ialah akun Twitter @herricahyadi dalam video itu terlihat bagaimana aparat kepolisian berusaha mencegah aksi Mahasiswa Aceh.

Namun jumlah aparat kepolisian tak sebanding dengan jumlah Mahasiswa Aceh.

Aparat kepolisian mencoba menghadang aksi Mahasiswa Aceh yang berupaya mengangkut paksa pengungsi Rohingya di Balai Meuseraya Aceh.
Aparat kepolisian mencoba menghadang aksi Mahasiswa Aceh yang berupaya mengangkut paksa pengungsi Rohingya di Balai Meuseraya Aceh. (Twitter/@herricahyadi)

Karena itu Mahasiswa Aceh terlihat berupaya mengusir pengungsi Rohingya yang sedang duduk di sebuah bangunan.

Belakangan diketahui aksi itu dilakukan di Balai Meuseraya Aceh.

Puluhan Mahasiswa Aceh yang melakukan aksi itu beralasan tidak ingin pengungsi Rohingya berada di Balai Meuseraya Aceh.

Adapun pengungsi Rohingya di Balai Meuseraya Aceh merupakan pengungsi yang terdampar di Aceh setelah kabur dari negara asalnya di Myanmar.

Pihak United Nations High Commisioner For Refugees atau UNHCR pun buka suara soal aksi Mahasiswa Aceh terhadap pengungsi Rohingya.

Dilansir Kompas.com, UNHCR menyebut ada misinformasi yang tersebar luas yang menyulut dan kemudian berujung pada aksi Mahasiswa Aceh itu.

Karena itu, UNHCR berharap Pemerintah Aceh dan penegak hukum diharapkan memberikan perlindungan kepada para pencari suaka dan pekerja yang menanganinya.

Pemindahan paksa 137 pengungsi Rohingya yang ditampung sementara di Balai Meuseraya Aceh diduga terjadi akibat penyebaran misinformasi terkoordinasi.

"(Ini) merupakan hasil dari kampanye misinformasi, disinfomasi, dan ujaran kebencian secara online yang dikoordinasi untuk menyerang pengungsi dan upaya agar menjelek-jelekkan upaya Indonesia untuk menyelamatkan orang-orang tidak berdaya di lautan," tertulis dalam keterangan resmi UNCHR di laman resminya dikutip Kompas.com

Publik secara umum turut diingatkan agar menyadari adanya kampanye di media sosial yang menyudutkan pengungsi dan pekerja kemanusiaan.

UNCHR berharap masyarakat untuk memeriksa kembali informasi yang didapat dari dunia maya, mengingat banyaknya informasi keliru sampai gambar yang dibuat dengan kecerdasan buatan untuk penyebaran kebencian.

UNHCR juga mengingatkan kepada semua pihak, pengungsi di Indonesia merupakan korban dari persekusi dan konflik.

Di sisi lain, Indonesia disebut punya tradisi panjang soal penyelamatan orang-orang yang tidak berdaya.

Sebagai informasi, sejumlah mahasiswa mengangkut paksa 137 pengungsi Rohingya yang ditampung di Balai Meuseraya Aceh (BMA), Kota Banda Aceh, Rabu (27/12/2023).

Para pencari suaka itu kemudian dibawa ke Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Aceh dengan dua truk.

Aksi pengangkutan paksa ini sempat mendapat adangan dari sejumlah polisi yang berjaga di BMA.

Namun, banyaknya mahasiswa yang datang membuat aparat tidak bisa berbuat banyak.

Para mahasiswa yang berhasil masuk ke BMA langsung berlarian menuju lantai dasar gedung tersebut.

Lokasi itu menjadi tempat penampungan pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh beberapa waktu lalu.

Massa kemudian membuat keributan dengan suara teriakan.

"Kita akan angkut paksa meskipun tidak diizinkan," kata Penanggung Jawab Aksi, T Warizar Ismandar di BMA.

Saat aksi pemindahan paksa berlangsung, sejumlah pengungsi terlihat menangis.

Dari gestur mereka, para pengungsi itu memohon belas kasihan. Hingga sekitar 18.30 WIB, pengungsi Rohingya yang sebelumnya berada di BMA masih berada di Kantor Kemenkumham Aceh.

 

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

YouTube Shorts TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UNHCR Sebut Pengungsi Rohingya Jadi Sasaran Kampanye Kebencian Terkoordinasi", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2023/12/28/060000178/unhcr-sebut-pengungsi-rohingya-jadi-sasaran-kampanye-kebencian

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved