Liga 1

Sebut Komunikasi PSSI dan Klub Buruk, Manager Borneo FC Tantang Shin Tae-yong Temui Pelatih Liga 1

Bukan hanya sekali, tapi berulang kali, diungkapkan Manajer Borneo FC, Dandri Dauri, prilaku PSSI yang mengambil keputusan sepihak terjadi.

Kolase TribunKaltara.com / Twitter @BorneoSMR @PSSI
Manager Borneo FC, Dandri Dauri (kiri) menantang Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong (kanan) untuk menemui para pelatih Liga 1. Dandri Dauri memberikan kritikan pedas atas keputusan PSSI dan PT LIB yang menghentikan kompetisi Liga 1 untuk sementara. 

Kemudian, kerugian Borneo FC kedua disampaikan Dandri Dauri, yakni kerugian waktu.

Namun peling penting, ditegaskan Dandri Dauri, kerugian dalam hal terganggunya ritme tim yang sedang bagus-bagusnya menuju juara.

Seperti diketahui, Borneo FC saat ini berposisi sebagai pemuncak klasemen sementara Liga 1, dengan torehan 70 poin.

Poin Borneo FC tersebut, tak dapat dilampaui tim lainnya di Liga 1.

Sekaligus, membawa Borneo FC sebagai tim satu-satunya di Liga 1 yang lebih dahulu masuk dalam babak championship series

Sejumlah klub papan atas Indonesia menyuarakan keberatan atas keputusan PSSI untuk menunda rangkaian pertandingan Liga 1 2023/2024.

Tak terkecuali Borneo FC, yang menilai penundaan ini akan merugikan klub karena membengkaknya biaya operasional dan kontrak pemain.

Kritik pedas dilontarkan oleh Manajer Borneo FC, Dandri Dauri, yang menilai keputusan tersebut dilakukan sepihak oleh PSSI tanpa melibatkan klub-klub Liga 1.

Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir mengatakan bahwa pihaknya harus ambil keputusan terbaik untuk menjaga Timnas dan kompetisi yang sama pentingnya. (pssi.org)

Diketahui, pada Sabtu (30/3/2024) PSSI melalui surat resmi, meminta PT Liga Indonesia Baru selaku operator menunda pertandingan pekan ke-31 yang dimulai pada 1 April 2024 hingga akhir Piala Asia U23 2024, 3 Mei 2024.

Keputusan tersebut diambil demi mendukung timnas yang akan berlaga di Piala Asia U23 2024 di Qatar pada 15 April 2024 mendatang.

Penghentian sementara ini digadang PSSI sebagai jalan tengah terbaik atas polemik antara Timnas Indonesia U-23 dan klub.

Baca juga: Pesan Serius Bos Borneo FC ke PT LIB, Sikapi Kompetisi Liga 1 Stop Usai Imbang Lawan PSM Makassar

Ini reaksi Presiden Borneo FC Nabil Husien usai Liga 1 mendadak disetop, setelah Borneo FC ladeni PSM Makassar di Stadion Batakan Balikpapan.
Ini reaksi Presiden Borneo FC Nabil Husien usai Liga 1 mendadak disetop, setelah Borneo FC ladeni PSM Makassar di Stadion Batakan Balikpapan. (Kolase TribunKaltara.com/ TribunKaltara.com dan Instagram @nabilhusien99)

Pasalnya, pihak klub keberatan melepaskan pemainnya karena Liga 1 2023-2024 memasuki masa krusial empat laga terakhir.

Sementara timnas membutuhkan pemain-pemain terbaik untuk mengejar target prestasi.

Namun, yang disayangkan, PSSI tidak melibatkan klub pada saat mengambil kebijakan ini.

Padahal, ada dampak yang sangat besar terhadap klub dan seluruh aspeknya.

Hal ini juga di luar kebiasaan, selalu ada rapat terlebih dahulu dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kompetisi.

"Antik PSSI saat ini, kenapa saya bilang begitu karena tidak ada keputusan meeting seperti biasanya," ujar Dandri Dauri melalui rekaman suara yang diterima Kompas.com.

"Yang terjadi seperti ini. Kami mau tidak mau jadi mengikuti, tetapi akan jadi evaluasi," imbuhnya.

Hal tersebut menjadi keresahan tersendiri bagi tim.

Terlebih ini bukan kali pertama perubahan kebijakan kompetisi diambil secara sepihak tanpa melibatkan klub.

Ia tidak bisa menormalisasi hal tersebut dan khawatir dianggap sebagai hal yang wajar.

Padahal, komunikasi yang baik adalah fondasi utama dalam melaksanakan kompetisi.

"Ini yang harus dibijaki semua stakeholder PSSI dan PT Liga. PT Liga kan hanya manut-manut saja sama PSSI," kata pria yang biasa disapa Dandri itu.

"Selama ini komunikasi itu putus, sekarang yang terjadi ini akibat dari komunikasi yang tidak seperti biasanya. Kalau dulu ada komunikasi, tetapi musim ini sepihak saja mulai dari (penerapan) regulasi U23, (menciptakan) sistem Championship. Nah, tiba-tiba regulasi U23 dicabut saja," katanya.

Atas kebijakan yang yang diputuskan, Borneo FC tetap menghormati dan menjalankan.

Baca juga: 3 Tim Elit Liga 1 Dikalahkan Borneo FC Terancam Degradasi, Persija, Persebaya dan PSM Kerja Keras!

Tim Borneo FC bermain imbang 1-1 melawan PSM Makassar pada pekan ke-30 Liga 1 2023-2024 di Stadion Batakan, Balikpapan, Jumat (29/3).
Tim Borneo FC bermain imbang 1-1 melawan PSM Makassar pada pekan ke-30 Liga 1 2023-2024 di Stadion Batakan, Balikpapan, Jumat (29/3). (Tribun Kaltim/Dwi Ardianto)

Ia menyebut tim juga menderita beberapa kerugian.

Mulai dari materi, waktu, dan paling penting ritme tim yang sedang bagus-bagusnya menuju juara.

Untuk itu, ia berharap kerugian klub ini juga harus menjadi bahan pertimbangan sebelum melakukan sebuah kebijakan.

"Satu sisi positifnya pemain bisa Lebaran di rumah, tetapi sisi negatifnya jadwal berubah semua pasti akan merugi," kata Dandri Dauri.

"Asal PSSI mau tanggung tidak masalah, mau libur 2 tahun pun asal komitmen PSSI mau menambah subsidi," katanya.

PSSI Pilih Momentum ke Timnas

Kompetisi tertinggi Tanah Air akan dihentikan untuk sementara demi menunjang Timnas Indonesia di Piala Asia U23 yang akan bergulir pada 15 April-3 Mei 2024.

Hal ini tentu berdampak pada peserta kompetisi karena sejatinya, Regular Series (musim regular) akan selesai pada akhir April sebelum empat klub teratas memainkan Championship Series pada Mei 2024.

Bagi pengamat sepak bola Weshley Hutagalung, hal ini imbas dari ambisi tinggi federasi di Piala Asia U23.

"Bagi federasi, momentum besarnya perhatian dan harapan publik sepak bola pada tim nasional, di semua kelompok usia, pasti ingin dimaksimalkan," ujar Weshley kepada Kompas.com.

"Apalagi, target di event ini tidak main-main, masuk 8 besar. Artinya, Garuda Muda harus bisa mendapatkan posisi dua besar di Grup A yang dihuni tuan rumah Qatar, Australia, dan Yordania."

"Bila tak semua negara peserta berhasil memboyong pemain terbaik karena tidak mendapatkan izin dari klub pemilik akibat kejuaraan tidak termasuk kalender FIFA, bukankah ini kesempatan baik bagi PSSI untuk mendapatkan pujian pencinta sepak bola Indonesia?"

"Timnas berprestasi, wajah-wajah pengurus PSSI pasti berseri-seri."

Namun, di sisi lain, jurnalis senior ini juga mempertanyakan apakah Piala Asia U23 nanti layak untuk menjadi "pengadilan" bagi Shin Tae-yong sebagai pelatih timnas Indonesia.

Baca juga: 3 Alasan David da Silva Bisa Merapat ke Borneo FC, Ada Masalah dengan Persib Hingga Libatkan Persija

Tim Borneo FC bermain imbang melawan PSM Makassar pada pekan ke-30 Liga 1 2023-2024 di Stadion Batakan, Balikpapan, Jumat (29/3).
Tim Borneo FC bermain imbang melawan PSM Makassar pada pekan ke-30 Liga 1 2023-2024 di Stadion Batakan, Balikpapan, Jumat (29/3). (Tribun Kaltim/Dwi Ardianto)

Ya, PSSI memang mengutarakan dua syarat agar kontrak STY di kursi kepelatihan Timnas Indonesia yang akan berakhir pada 30 Juni 2024 diperpanjang.

Timnas Indonesia asuhannya dituntut lolos dari fase grup Piala Asia 2023, suatu hal yang berhasil ia lakukan, dan juga di Piala Asia U23 2024 ini.

"Dengan memberikan segala kemudahan dan amunisi pemain yang dibutuhkan STY, PSSI juga beralasan membantu klub-klub Liga 1 yang tak harus kehilangan pemain U23 yang dipanggil Coach Shin bila kompetisi terus berjalan," tutur mantan Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA tersebut.

Ia pun mempertanyakan apakah PSSI sungguh berorientasi setara antara timnas, walau itu kelompok usia, dan klub yang memiliki pemain-pemain bersangkutan.

Belum lagi, kesannya keputusan diambil secara menit akhir pada Sabtu (30/3/2024) dan langsung berlaku saat pekan ke-31 Liga 1 mulai pada Senin (1/4/2024).

Tim-tim yang bertanding, suporter, dan juga para stakeholders tentu telah melakukan rencana-rencana perjalanan dan akomodasi yang akhirnya harus dibatalkan.

"Wajar bila ada yang mempertanyakan kebijakan ini karena jadwal Piala Asia U23 dan kompetisi sudah seharusnya tidak saling bunuh di tengah jalan," tulisnya.

"Apalagi kebijakan mendadak yang tak henti membuat sepak bola kita ramai di pemberitaan."

"Bila Garuda U23 bisa melaju ke semifinal bahkan final yang berakhir 3 Mei, manajemen tim peserta Liga 1 pasti pusing tujuh keliling melihat pembukuan keuangan klub."

"Konsekuensi perubahan kebijakan di tengah jalan memang menuntut dompet tebal pada pengelola klub."

Klasemen Sementara Liga 1

1 BORNEO FC SAMARINDA 70

2 PERSIB BANDUNG 55

3 BALI UNITED FC 52

4 MADURA UNITED FC 47

5 PSIS SEMARANG 47

6 PERSIK KEDIRI 46

7 DEWA UNITED FC 44

8 PERSIS SOLO 44

9 PS BARITO PUTERA 41

10 PERSEBAYA SURABAYA 39

11 PERSIJA JAKARTA 38

12 PSM MAKASSAR 38

13 RANS NUSANTARA FC 34

14 PSS SLEMAN 32

15 PERSITA TANGERANG 31

16 AREMA FC 31

17 BHAYANGKARA PRESISI INDONESIA FC 20

18 PERSIKABO 1973 17

(*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunsulbar.com dengan judul Keras! Borneo FC Kritik Pedas PSSI Buntut Penundaan Liga 1 2023/2024 secara Sepihak, https://sulbar.tribunnews.com/2024/04/03/keras-borneo-fc-kritik-pedas-pssi-buntut-penundaan-liga-1-20232024-secara-sepihak?page=all.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved