Liga 1
Sebut Komunikasi PSSI dan Klub Buruk, Manager Borneo FC Tantang Shin Tae-yong Temui Pelatih Liga 1
Bukan hanya sekali, tapi berulang kali, diungkapkan Manajer Borneo FC, Dandri Dauri, prilaku PSSI yang mengambil keputusan sepihak terjadi.
TRIBUNKALTARA.COM - Bukan hanya sekali, tapi berulang kali, diungkapkan Manajer Borneo FC, Dandri Dauri, prilaku PSSI yang mengambil keputusan sepihak terjadi.
Menyinggung soal penundaan kompetisi Liga 1, Dandri Dauri menegaskan, tidak ada komunikasi antara PSSI dengan klub.
Meskipun, Dandri Dauri menegaskan, Borneo FC pasti mendukung kompetisi yang diikuti Timnas Indonesia U-23 di Piala AFF U-23.
Namun, bukan berarti PSSI, disampaikan Dandri Dauri, keputusan soal kompetisi Liga 1 diambil secara sepihak.
Keterlibatan klub, dikatakan Manajer Borneo FC, harus juga diutamakan.
Baca juga: Target Raih Juara Tiada Kata Libur! Borneo FC Tetap Gelar Latihan Selama Liga 1 Ditunda 4 Pekan

Bahkan, Dandri Dauri menantang Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong untuk bertemu dan berdiskusi dengan klub Liga 1.
Pasalnya, disampaikan Dandri Dauri, Shin Tae-yong terasa enggan menjumpai pelatih-pelatih di Liga 1.
Diperparah, dengan komunikasi yang terputus dengan PSSI, membuat semakin lengkap buruknya komunikasi antara klub dan federasi.
Terlebih, dipaparkan Dandri Dauri, penundaan Liga 1 seperti ini merugikan klub.
Borneo FC mencatat, sedikitnya ada tiga kerugian yang sangat krusial setelah dihentikannya Liga 1.
Manajer Borneo FC, Dandri Dauri mengkritik keras penundaan Liga 1 untuk kepentingan Timnas Indonesia U-23.
PSSI menunda Liga 1 2023-2024 mulai pekan ke-31 per 1 April 2024 untuk mendukung Timnas Indonesia U-23 yang akan tampil di Piala Asia U-23 2024.
PSSI menilai keputusan menunda Liga 1 adalah keputusan terbaik agar klub melepas pemain terbaiknya ke Timnas Indonesia U-23.
Manajer Borneo FC, Dandri Dauri menyayangkan keputusan ini karena sama sekali tidak berkomunikasi dengan klub sebelumnya.
Padahal menurutnya, selalu ada rapat terlebih dulu dengan klub sebelum PSSI mengambil keputusan.
Saat itu memang PSSI hanya melakukan rapat dadakan dengan Exco terkait penundaan liga.
"Antik PSSI ini, kenapa saya bilang begitu karena tidak ada keputusan meeting seperti biasanya," ujar Dandri dilansir BolaSport.com dari Kompas.com.
"Yang terjadi seperti ini. Kami mau tidak mau jadi mengikuti, tetapi akan jadi evaluasi," tambahnya.
Perilaku PSSI menjadi fokus utama menurut Dandri karena hal semacam ini tidak hanya sekali terjadi.
Baca juga: Minta Maaf Hingga Nyatakan Cinta, Persib Bandung dan David da Silva Baikan, Borneo FC Gigit Jari

"Ini yang harus dibijaki semua stakeholder PSSI dan PT Liga."
"PT Liga kan hanya manut-manut saja sama PSSI."
"Selama ini komunikasi itu putus, sekarang yang terjadi akibat dari komunikasi yang tidak seperti biasanya."
"Kalau dulu ada komunikasi, tetapi musim ini sepihak saja mulai dari regulasi U-23, sistem championship, nah tiba-tiba regulasi U-23 dicabut saja," tambahnya.
Hal ini juga semakin diperparah dengan keengganan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong berkomunikasi dengan klub.
Dandri menilai pelatih asal Korea Selatan itu hanya berlindung di balik Ketua Umum PSSI.
"Jangan menjadi tren di PSSI kalau sedikit-sedikit menunda," kata Dandri.
"Yang perlu dipikirkan itu bagaimana komunikasi dengan klub."
"Jadwal ini jangan selalu menjadi permasalahan."
"Pada awal musim kita seharusnya sudah dikasih gambaran."
"Ketum PSSI ini kan sibuk, hanya diberi masukan tapi tidak tahu apa yang terjadi di klub."
"Yang jelas pesan saya untuk Shin Tae-yong satu saja, jangan berlindung di ketika Ketum."
"Bertemulah dengan pelatih-pelatih klub dan berbicara baik-baik," tambahnya.
Sebelumnya Shin Tae-yong memang mengakui sulit meluangkan waktu untuk bertemu dengan klub.
Ia mengandalkan PSSI untuk berkomunikasi dengan klub perihal pelepasan pemain untuk Timnas Indonesia U-23.
"Saya mungkin tidak bisa menemuinya (klub) satu-satu," ucap Shin Tae-yong.
"Apalagi timnas sudah ada jadwal dari sebelum-sebelumnya."
"Jadi ya mungkin seharusnya ada komunikasi antara PSSI dan klub," tambahnya.
Dandri Dauri Beri Kritik Pedas
Polemik penghentian sementara atau penundaan kompetisi Liga 1 oleh PSSI dan PT LIB terus berlanjut.
Borneo FC sebagai salah satu tim yang terdampak, langsung merespon penundaan kompetisi Liga 1 oleh PSSI dan PT LIB.
Pihak Borneo FC mencatat sedikitnya ada tiga kerugian krusial menimpa skuad berjuluk Pesut Etam tersebut.
Sebelumnya juga, melalui Presiden Borneo FC, Nabil Husein menyampaikan sikap tegasnya atas penundaan kompetisi Liga 1 oleh PSSI dan PT LIB.
Setelah itu, Manajer Borneo FC, Dandri Dauri melanjutkan, dengan menyampaikan kritik kepada keputusan penundaan kompetisi Liga 1 oleh PSSI dan PT LIB.
Baca juga: Prediksi Pemain Timnas Indonesia U23 asal Borneo FC dan Persija Jakarta, Jadi Andalan di Piala AFF

Dalam kesempatannya, Dandri Dauri menyampaikan, ada kerugian yang timbul setelah keputusan penundaan kompetisi Liga 1 oleh PSSI dan PT LIB.
Pertama, dikatakan Dandri Dauri, Borneo FC menanggung kerugian materi.
Kemudian, kerugian Borneo FC kedua disampaikan Dandri Dauri, yakni kerugian waktu.
Namun peling penting, ditegaskan Dandri Dauri, kerugian dalam hal terganggunya ritme tim yang sedang bagus-bagusnya menuju juara.
Seperti diketahui, Borneo FC saat ini berposisi sebagai pemuncak klasemen sementara Liga 1, dengan torehan 70 poin.
Poin Borneo FC tersebut, tak dapat dilampaui tim lainnya di Liga 1.
Sekaligus, membawa Borneo FC sebagai tim satu-satunya di Liga 1 yang lebih dahulu masuk dalam babak championship series.
Sejumlah klub papan atas Indonesia menyuarakan keberatan atas keputusan PSSI untuk menunda rangkaian pertandingan Liga 1 2023/2024.
Tak terkecuali Borneo FC, yang menilai penundaan ini akan merugikan klub karena membengkaknya biaya operasional dan kontrak pemain.
Kritik pedas dilontarkan oleh Manajer Borneo FC, Dandri Dauri, yang menilai keputusan tersebut dilakukan sepihak oleh PSSI tanpa melibatkan klub-klub Liga 1.
Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir mengatakan bahwa pihaknya harus ambil keputusan terbaik untuk menjaga Timnas dan kompetisi yang sama pentingnya. (pssi.org)
Diketahui, pada Sabtu (30/3/2024) PSSI melalui surat resmi, meminta PT Liga Indonesia Baru selaku operator menunda pertandingan pekan ke-31 yang dimulai pada 1 April 2024 hingga akhir Piala Asia U23 2024, 3 Mei 2024.
Keputusan tersebut diambil demi mendukung timnas yang akan berlaga di Piala Asia U23 2024 di Qatar pada 15 April 2024 mendatang.
Penghentian sementara ini digadang PSSI sebagai jalan tengah terbaik atas polemik antara Timnas Indonesia U-23 dan klub.
Baca juga: Pesan Serius Bos Borneo FC ke PT LIB, Sikapi Kompetisi Liga 1 Stop Usai Imbang Lawan PSM Makassar

Pasalnya, pihak klub keberatan melepaskan pemainnya karena Liga 1 2023-2024 memasuki masa krusial empat laga terakhir.
Sementara timnas membutuhkan pemain-pemain terbaik untuk mengejar target prestasi.
Namun, yang disayangkan, PSSI tidak melibatkan klub pada saat mengambil kebijakan ini.
Padahal, ada dampak yang sangat besar terhadap klub dan seluruh aspeknya.
Hal ini juga di luar kebiasaan, selalu ada rapat terlebih dahulu dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kompetisi.
"Antik PSSI saat ini, kenapa saya bilang begitu karena tidak ada keputusan meeting seperti biasanya," ujar Dandri Dauri melalui rekaman suara yang diterima Kompas.com.
"Yang terjadi seperti ini. Kami mau tidak mau jadi mengikuti, tetapi akan jadi evaluasi," imbuhnya.
Hal tersebut menjadi keresahan tersendiri bagi tim.
Terlebih ini bukan kali pertama perubahan kebijakan kompetisi diambil secara sepihak tanpa melibatkan klub.
Ia tidak bisa menormalisasi hal tersebut dan khawatir dianggap sebagai hal yang wajar.
Padahal, komunikasi yang baik adalah fondasi utama dalam melaksanakan kompetisi.
"Ini yang harus dibijaki semua stakeholder PSSI dan PT Liga. PT Liga kan hanya manut-manut saja sama PSSI," kata pria yang biasa disapa Dandri itu.
"Selama ini komunikasi itu putus, sekarang yang terjadi ini akibat dari komunikasi yang tidak seperti biasanya. Kalau dulu ada komunikasi, tetapi musim ini sepihak saja mulai dari (penerapan) regulasi U23, (menciptakan) sistem Championship. Nah, tiba-tiba regulasi U23 dicabut saja," katanya.
Atas kebijakan yang yang diputuskan, Borneo FC tetap menghormati dan menjalankan.
Baca juga: 3 Tim Elit Liga 1 Dikalahkan Borneo FC Terancam Degradasi, Persija, Persebaya dan PSM Kerja Keras!

Ia menyebut tim juga menderita beberapa kerugian.
Mulai dari materi, waktu, dan paling penting ritme tim yang sedang bagus-bagusnya menuju juara.
Untuk itu, ia berharap kerugian klub ini juga harus menjadi bahan pertimbangan sebelum melakukan sebuah kebijakan.
"Satu sisi positifnya pemain bisa Lebaran di rumah, tetapi sisi negatifnya jadwal berubah semua pasti akan merugi," kata Dandri Dauri.
"Asal PSSI mau tanggung tidak masalah, mau libur 2 tahun pun asal komitmen PSSI mau menambah subsidi," katanya.
PSSI Pilih Momentum ke Timnas
Kompetisi tertinggi Tanah Air akan dihentikan untuk sementara demi menunjang Timnas Indonesia di Piala Asia U23 yang akan bergulir pada 15 April-3 Mei 2024.
Hal ini tentu berdampak pada peserta kompetisi karena sejatinya, Regular Series (musim regular) akan selesai pada akhir April sebelum empat klub teratas memainkan Championship Series pada Mei 2024.
Bagi pengamat sepak bola Weshley Hutagalung, hal ini imbas dari ambisi tinggi federasi di Piala Asia U23.
"Bagi federasi, momentum besarnya perhatian dan harapan publik sepak bola pada tim nasional, di semua kelompok usia, pasti ingin dimaksimalkan," ujar Weshley kepada Kompas.com.
"Apalagi, target di event ini tidak main-main, masuk 8 besar. Artinya, Garuda Muda harus bisa mendapatkan posisi dua besar di Grup A yang dihuni tuan rumah Qatar, Australia, dan Yordania."
"Bila tak semua negara peserta berhasil memboyong pemain terbaik karena tidak mendapatkan izin dari klub pemilik akibat kejuaraan tidak termasuk kalender FIFA, bukankah ini kesempatan baik bagi PSSI untuk mendapatkan pujian pencinta sepak bola Indonesia?"
"Timnas berprestasi, wajah-wajah pengurus PSSI pasti berseri-seri."
Namun, di sisi lain, jurnalis senior ini juga mempertanyakan apakah Piala Asia U23 nanti layak untuk menjadi "pengadilan" bagi Shin Tae-yong sebagai pelatih timnas Indonesia.
Baca juga: 3 Alasan David da Silva Bisa Merapat ke Borneo FC, Ada Masalah dengan Persib Hingga Libatkan Persija

Ya, PSSI memang mengutarakan dua syarat agar kontrak STY di kursi kepelatihan Timnas Indonesia yang akan berakhir pada 30 Juni 2024 diperpanjang.
Timnas Indonesia asuhannya dituntut lolos dari fase grup Piala Asia 2023, suatu hal yang berhasil ia lakukan, dan juga di Piala Asia U23 2024 ini.
"Dengan memberikan segala kemudahan dan amunisi pemain yang dibutuhkan STY, PSSI juga beralasan membantu klub-klub Liga 1 yang tak harus kehilangan pemain U23 yang dipanggil Coach Shin bila kompetisi terus berjalan," tutur mantan Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA tersebut.
Ia pun mempertanyakan apakah PSSI sungguh berorientasi setara antara timnas, walau itu kelompok usia, dan klub yang memiliki pemain-pemain bersangkutan.
Belum lagi, kesannya keputusan diambil secara menit akhir pada Sabtu (30/3/2024) dan langsung berlaku saat pekan ke-31 Liga 1 mulai pada Senin (1/4/2024).
Tim-tim yang bertanding, suporter, dan juga para stakeholders tentu telah melakukan rencana-rencana perjalanan dan akomodasi yang akhirnya harus dibatalkan.
"Wajar bila ada yang mempertanyakan kebijakan ini karena jadwal Piala Asia U23 dan kompetisi sudah seharusnya tidak saling bunuh di tengah jalan," tulisnya.
"Apalagi kebijakan mendadak yang tak henti membuat sepak bola kita ramai di pemberitaan."
"Bila Garuda U23 bisa melaju ke semifinal bahkan final yang berakhir 3 Mei, manajemen tim peserta Liga 1 pasti pusing tujuh keliling melihat pembukuan keuangan klub."
"Konsekuensi perubahan kebijakan di tengah jalan memang menuntut dompet tebal pada pengelola klub."
Klasemen Sementara Liga 1
1 BORNEO FC SAMARINDA 70
2 PERSIB BANDUNG 55
3 BALI UNITED FC 52
4 MADURA UNITED FC 47
5 PSIS SEMARANG 47
6 PERSIK KEDIRI 46
7 DEWA UNITED FC 44
8 PERSIS SOLO 44
9 PS BARITO PUTERA 41
10 PERSEBAYA SURABAYA 39
11 PERSIJA JAKARTA 38
12 PSM MAKASSAR 38
13 RANS NUSANTARA FC 34
14 PSS SLEMAN 32
15 PERSITA TANGERANG 31
16 AREMA FC 31
17 BHAYANGKARA PRESISI INDONESIA FC 20
18 PERSIKABO 1973 17
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsulbar.com dengan judul Keras! Borneo FC Kritik Pedas PSSI Buntut Penundaan Liga 1 2023/2024 secara Sepihak, https://sulbar.tribunnews.com/2024/04/03/keras-borneo-fc-kritik-pedas-pssi-buntut-penundaan-liga-1-20232024-secara-sepihak?page=all.
Timnas Indonesia U-23
Shin Tae-yong
Piala Asia U-23
Piala AFF U-23
Dandri Dauri
championship series
Championship
Pesut Etam
Nabil Husein
klasemen sementara
PT Liga Indonesia Baru
pelatih
PSSI
PT LIB
Borneo FC
Liga 1
Ikut Jejak Persebaya hingga Persib, PSM Makassar Bakal Jajal Klub Luar Negeri Jelang Kick Off Liga 1 |
![]() |
---|
Alasan Resky Fandi Gabung ke PSM Makassar di Liga 1, Dulu Jagoan PSIS Semarang dan Persija Jakarta |
![]() |
---|
Ini Sosok Penting di Balik Gabungnya Savio Roberto ke PSM Makassar di Liga 1, Penerus Wiljan Pluim? |
![]() |
---|
Alex Tanque Punya Misi tak Main-main Bareng PSM Makassar, Ancaman ke Persib hingga Persija di Liga 1 |
![]() |
---|
Kapan Yuran Fernandes Bisa Bela PSM Makassar di Liga 1 Lagi? Ini Bocoran Terbaru Elite Juku Eja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.