Viral di Medsos
Camillia Zara Disebut Tone Deaf Akibat Unggahan Instagramnya: Apa Arti dari Kata Tone Deaf?
Camillia Zara disebut tone deaf karena unggah produk yang diboikot di Instagram, simak arti kata tone deaf serta bedanya dengan egois.
Penulis: Maharani Devitasari | Editor: Cornel Dimas Satrio
TRIBUNKALTARA.COM - Ramai pembicaraan tentang Camillia Zara, putri Ridwan Kamil yang mengunggah foto produk Israel di sosial media Twitter.
Netizen ramai-ramai menyebut Zara sebagai orang yang tone deaf akibat unggahannya itu.
Pernahkah kamu menemukan istilah tone deaf saat asik berselancar di dunia maya?
Atau mungkin orang-orang terdekatmu pernah menyematkan istilah itu untukmu?
Baca juga: Arti Kata Woop yang Jadi Trending Topik Twitter Akibat Kasus Perselingkuhan
Perlu diketahui bahwa tone deaf adalah istilah yang berasal dari bahasa Inggris dengan makna negatif.
Lalu, apa sebenarnya arti kata tone deaf?
Bagaimana pula ciri-ciri dan tanda-tanda orang yang dilabeli tone deaf?
Arti kata tone deaf
Secara bahasa, tone deaf merupakan kosakata bahasa Inggris yang memiliki arti tuli nada dalam bahasa Indonesia.
Merujuk pada arti kata tersebut, istilah tone deaf adalah bahasa gaul yang umumnya digunakan dalam dunia musik.
Dalam ranah musik, tone deaf atau tuli nada menggambarkan ketidakmampuan seseorang mengikuti nada (pitch), bahkan untuk lagu dengan melodi sederhana.
Sedangkan, kata tone deaf yang viral di sosial media ternyata berasal dari bahasa gaul.
Istilah ini kemudian meluas dan digunakan dalam sosial media hingga menjadi viral.
Baca juga: Apa Arti Arunika? Kata yang Menjadi Trending Topic di Sosial Media Twitter
Istilah tone deaf artinya dalam hubungan sosial adalah tidak peka akan situasi sosial.
Dilansir dari TrinunPekanbaru.com, dikutip dari laman Dictionary, tone deaf memiliki arti kondisi saat seseorang tidak memahami sentimen, sikap, atau preferensi publik.
Sementara itu, berdasarkan lama Merriam-Webster, tone deaf adalah ketika seseorang menunjukkan ketidakpekaan atau bersikap acuh tak acuh terutama menyangkut hal-hal yang sensitif, opini, atau selera publik.
Jika dikaitkan dengan kasus Camillia Zara yang secara sadar mengunggah foto McDonalds di Instagram pribadinya. maka istilah tone deaf menunjukkan ketidakpekaan Zara atas situasi yang terjadi.
Diketahui bahwa McDonalds adalah salah satu merek yang masuk dalam daftar boikot produk Israel.
Pemboikotan produk-produk yang berasal dan memberikan dukungan kepada Israel ini dilakukan sebagai wujud kepedulian masyarakat Indonesia terhadap penderitaan yang dialami warga Palestina.
Menurut netizen, dengan sengajanya Zara mengunggah foto McDonalds di Instagram padahal isu boikot telah ramai disuarakan adalah sikap acuh tak acuh dan tidak peka terhadap kondisi Palestina.
Sekilas istilah tone deaf dalam hubungan sosial sedikit mirip dengan sifat egois, namun keduanya merupakan dua hal yang berbeda.
Egois adalah sifat mementingkan diri sendiri dan merugikan orang lain.
Sementara tone deaf berarto ketidakmampuan memahami sitasi yang terjadi, sehingga orang-orang dengan sikap ini cenderung tidak peka secara emosi dan kurang berempati dengan orang lain.
Istilah tone deaf kini tidak hanya digunakan dalam hubungan sosial, namun juga hubungan asmara.
Dalam hubungan asmara, istilah tone deaf menandakan kondisi seseorang yang bertindak kurang peka terhadap sinyal atau kode yang diberikan oleh pasangan.
Ciri-ciri orang tone deaf:
Dilansir dari hallosehat.com, berikut adalah beberapa karakteristik dari orang-orang tone deaf.
1. Kesulitan membaca situasi
Mereka mungkin akan kesulitan membaca situasi di sekitarnya, meskipun hanya sesederhana menurunkan suara saat sedang berbicara di telepon.
Contoh lainnya yakni, ketika kamu tidak berusaha mengubah topik obrolan saat lawan bicaramu terlihat tidak nayaman.
Ketidakmampuan membaca bahasa tubuh ini, dapat membuat seseorang mengucapkan hal-hal kurang pantas yang menyakiti orang lain.
2. Sulit memahami budaya dan adat istiadat
Setiap daerah memiliki budaya dan adat yang berbeda-beda, dengan begitu kita wajib mengikuti budaya dan adat istiadat daerah tersebut saat berada di sana.
Sayangnya, mereka yang tidak memiliki kepekaan emosional sering kesulitan memahami adat seperti apa yang harus diikuti, sehingga tetap membawa adat mereka sendiri.
Akibat dari hal ini adalah, mereka bisa saja melakukan hal-hal kurang pantas dan tidak sesuai dengan adat.
3. Tidak memahami norma sosial
Norma sosial bukanlah peraturan tertulis, namun setiap daerah memiliki norma yang berbeda.
Norma sosial mengatur apa yang pantas dan tidak pantas dilakukan di suatu tempat.
Orang-orang dengan sikap tone deaf tidak paham dan tidak peka dengan norma sosial yang berlaku sehingga besar kemungkinan melakukan sesuatu yang tidak sopan.
4. Kurang peka dengan perasaan orang lain
Orang tone deaf cenderung tidak peka pada perasaan orang lain dan tidak memahami bahwa ucapannya atau tindakan yang dilakukan meenyakiti orang lain.
Selain itu, mereka mungkin tidak tahu cara memberikan dukungan dan menghibur orang lain yang kesulitan.
Hal-hal yang demikian membuat mereka dianggap sebagai individu kurang empati.
Tanda-tanda orang tone deaf
1. Orang-orang tidak mau menyampaikan pandangannya secara jujur kepadamu karena cara menanggapimu yang buruk.
2. Orang lebih banyak membicarakanmu kepada orang lain daripada berbicara langsung kepadamu.
3. Orang tidak mau bekerja untukmu.
4. Orang-orang melabelimu sebagai orang yang negatif atau toxic.
5. Orang seringkali kesal dan depresi saat berbicara denganmu
(*)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi
Follow Instagram tribun_kaltara
TikTok tribunkaltara.com
YouTube Shorts TribunKaltara.com
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.