Tanpa Marko Simic, Ini Respons Suksesor Thomas Doll Usai Persija Gagal Juara Pramusim Jelang Liga 1

TRIBUNKALTARA.COM - Skuat Persija Jakarta gagal juara turnamen pramusim jelang Liga 1 2024/2025.

Skuat Persija Jakarta diketahui baru saja mentas di ajang turnamen pramusim Liga 1 bertajuk RCTI Premium Sports.

Skuat Persija Jakarta yang tak diperkuat Marko Simic hinga sejumlah pilar di turnamen pramusim Liga 1 RCTI Premium Sports, hanya jadi runner-up 

Di final turnamen pramusim Liga 1 RCTI Premium Sports, Persija Jakarta keok 1-0 lawan Selangor FC.

Usai gagal juara turnamen pramusim Liga 1 RCTI Premium Sports, suksesor Thomas Doll di Persija Jakarta yakni Ferdiansyah buka suara.

Baca juga: Barito Putera dan PSS Sleman Bebas Sanksi FIFA Jelang Kick Off Liga 1, PSM Makassar dan Persija?

Selama mentas di turnamen pramusim Liga 1 RCTI Premium Sports, Ferdiansyah didapuk jadi pelatih gantikan Thomas Doll.

Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll kini pulang kampung, sehingga kursi pelatih Persija Jakarta di pramusim Liga 1 dipegang Ferdiansyah.

Dalam daftar pemain Persija Jakarta di turnamen pramusim Liga 1 RCTI Premium Sports dihuni oleh pemain-pemain muda Macan Kemayoran.

Pemain muda Persija Jakarta yang dimainkan seperti Alwi Fadillah, Ammar Fadzilah, Dia Syayid Alhawari, Rafa Abdurahman, Radit Raharjo, Ihsan Siregar, Refan Nadief, Aditya Warman, Irpan Abadi dan Fajar Firdaus, bergabung bersama Raka Cahyana, Alfriyanto Nico dan Resa Aditya yang sebelumnya pernah terdaftar di tim utama Persija di musim-musim sebelumnya.

"Pelajaran bagus untuk mereka. Pemain-pemain muda ini menampilkan penampilan terbaik di turnamen ini.

Tapi itu semua belum cukup, masih ada pekerjaan rumah agar bisa meningkatkan performa mereka lagi," ujar pelatih Ferdiansyah seperti dikutip dari laman Persija Jakarta pada Selasa 4 Juni 2024.

Pelatih yang dipercaya oleh Thomas Doll untuk bagian pengembangan individu tim Utama ini melihat para pemain muda tidak canggung lagi bermain berdampingan dengan seniornya.

"Mereka sudah punya modal dan dua pertandingan yang udah dijalankan menjadi pelajaran untuk mereka. Untuk menjadi pemain sepakbola profesional, apa yang mereka raih saat ini belum cukup. Mereka harus menempa diri masing-masing agar bisa betul-betul seimbang dengan senior mereka," tambah pelatih jebolan Program SAD Indonesia di Uruguay periode 2008 hingga 2012 tersebut.