Berita Nasional Terkini

Profil Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Lulus S3 UI Kurang dari 2 Tahun

Profil Bahlil Lahadalia, menteri ESDM yang kembali jadi calon menteri di kabinet Prabowo-Gibran, viral gegara raih gelar doktor kurang dari 2 tahun.

Instagram @setwapres.ri/@bahlillahadalia
Bahlil Lahadalia jalani sidang Doktoral di Universitas Indonesia, Rabu (16/10/2024) - Simak profil Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia yang kembali jadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran. 

TRIBUNKALTARA.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa dirinya akan kembali menjadi menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran.

Ia menjadi salah satu calon menteri yang dipanggil ke kediaman Prabowo di Kertanegara pada Selasa, (14/10/2024).

Bahlil mengatakan jabatan yang ia emban nantinya di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak akan jauh berbeda dengan sektor yang ia tangani selama lima tahun terakhir.

"Ya (kursi menteri) tidak jauh-jauh dari apa yang sudah saya lakukan selama hampir 5 tahun ini," kata Bahlil.

Namun, Bahlil tidak mengungkapkan posisi apa yang akan ia isi pada kabinet Prabowo-Gibran mendatang.

Pada kesempatan itu, Bahlil hanya menyebutkan pertemuannya dengan Prabowo membahas kedaulatan sumber kekayaan negara.

Bahlil Lahadalia dipanggil Prabowo
Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra (kiri) dan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia (kanan) melambaikan tangan saat tiba di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Presiden terpilih Prabowo Subianto memanggil sejumlah tokoh yang diyakini bakal menjadi calon menteri/kepala lembaga negara untuk pemerintahan baru ke depan. (Antara Foto / Aprillio Akbar)

Baca juga: Puan Maharani Bocorkan Jadwal Pertemuan Megawati dan Prabowo, Gerindra Tunggu Respon PDIP

"Ya bahas banyak hal menyangkut dengan urusan bagaimana kedaulatan terhadap sumber kekayaan kita, ya biasa seperti biasa," kata Ketua Umum Golkar itu.

Bahlil juga menegaskan bahwa Partai Golkar menyerahkan keputusan soal susunan kabinet kepada Prabowo, terlepas dari berapa jumlah kader yang menjadi menteri.

"Berapa pun yang diminta untuk jadi anggota kabinet, kami serahkan sepenuhnya kepada Pak Presiden terpilih. Dan memang mungkin dalam penilaian Pak Prabowo kader-kader Partai Golkar saya pikir layak dan sangat layak dan pantas untuk kemudian diikutkan dalam pengabdian kepada rakyat dan bangsa," ujar dia.

Lantas, siapakah sosok Bahlil Lahadalia yang belakangan viral karena gelar doktor yang baru disandangnya ini? Simak profilnya berikut ini.

Profil Bahlil Lahadalia

Bahlil Lahadalia adalah pria kelahiran Banda, Maluku Tengah, Maluku pada 7 Agustus 1976.

Ia merupakan anak kedua dari delapan bersaudara.

Orangtua Bahlil bernama Lahadalia dan Nurdjani. Dikutip dari Kompas.com, leluhur ayahnya berasal dari Sulawesi Tenggara yang merantau ke Kepulauan Banda, Maluku Tengah.

Ayah Bahlil sendiri berprofesi sebagai seorang kuli bangunan. Sedangkan ibunya, Nurdjani berasal dari Bandra Neira, salah satu pulau di Kepulauan Banda, Maluku Tengah, Maluku.

Bahlil menghabiskan masa kecilnya di wilayah timur. 
Keluarganya memilih pindah ke Fakfak, Papua Barat saat Bahlil duduk di SMEA YAPIS Fakfak.

Setelah lulus, Bahlil bertolak ke Jayapura dan mendaftar di Akademi Keuangan dan Perbankan (Akubank) yang kini menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Port Numbay.

Selama studi, politikus Golkar ini membiayai kuliahnya sendiri dengan menjadi sopir angkot, kuli angkut, dan kuli dorong.

Di tengah kesibukannya bekerja dan belajar, Bahlil juga masih aktif berorganisasi.

Pada semester 5 ia terpilih sebagai Ketua Senat. Di masa era reformasi, Bahlil juga ikut terjun menjadi aktivis gerakan reformasi 1997-1998.

Ia juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang mengantarkannya ke posisi puncak sebagai Bendahara Umum PB HMI.

Gelar Magister Bahlil diperoleh dari Universitas Cendrawasih.

Baca juga: Daftar Calon Menteri Ikut Pembekalan di Hambalang, Ada 59 Orang Diundang, Berikut Pesan Prabowo

Rekam Jejak Bahlil Lahadalia

Usai lulus menjadi sarjana, Bahlil memulai karier dengan menjadi pengusaha dan mendirikan bisnis bersama teman-teman jaringan HMI di Jakarta.

Di perusahaan itu, Bahlil menjabat sebagai Direktur Wilayah PT Primatama Cipta Niaga, perusahaan konsultan keuangan berbasis teknologi informasi (IT).

Tahun 2003, Bahlil mundur dari perusahaan itu dan mendirikan perusahaan sendiri yang bergerak di bidang pengolahan kayu.

Di tahun yang sama, namanya tercatat di HIPMI tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat.

Tak selalu berjalan mulus, bisnis yang didirikan Bahlil juga pernah jatuh.

pada 2005, Bahlil mulai terjun ke bisnis hak pengusahaan hutan (HPH).

Usahanya ini semakin maju dan mengalami ekspansi ke berbagai sektor mulai dari perkebunan, properti, logistik, pertambangan, dan konstruksi.

Pada 2015 saat Musyawarah Nasional (Munas) HIPMI memilihnya menjadi Ketua Himpi periode 2015-2019.

Ia juga dikenal sebagai Ketua Hipmi pertama dari Papua yang memiliki latar belakang keluarga nonpengusaha maupun pejabat.

Baca juga: Meutya Hafid Lengkapi 6 Tokoh Perempuan di Kabinet Prabowo-Gibran, Jatah Menteri Golkar Terbanyak

Diundang Jokowi ke Istana

Rekam jejaknya sebagai pengusaha ulung membuat Presiden Jokowi mengundang Bahlik ke Istana Kepresidenan pada 22 Oktober 2019.

Saat itu, Jokowi meminta Bahlil membantu pemerintahannya dalam mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Tak berselang lama, pada keesokan harinya, Jokowi mengumumkan penunjukkan Bahlil Lahadalia sebagai Kepala BKPM 2019-2024 di Istana Kepresidenan.

Bahlil resmi dilantik Presiden Joko Widodo untuk menduduki jabatan sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggantikan Thomas Lembong pada 23 Oktober 2019.

Sejak itu, hubungan Bahlil dan Jokowi terjalan sangat dekat dan erat.

Di Pilpres 2019, Bahlil menyatakan dukungannya ke Jokowi dan Ma'ruf Amin. Ia bahkan bergabung dengan tim kampanye sebagai Direktur Penggalangan Pemilih Muda.

Seiring berjalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, terjadi perubahan nomenklatur dari BPKM menjadi Kementerian Investasi sehingga Bahlil dilantik menjadi Menteri Investasi/Kepala BPKM oleh Presiden Jokowi pada 28 April 2021.

Pada Pilpres 2024, Bahlil mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan didapuk sebagai Ketua Tim Kerja Strategis (TKS) Prabowo-Gibran.

Pada Senin (19/8/2024), Jokowi melantik Bahlil sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggantikan Arifin Tasrif.

Lalu pada Selasa (20/8/2024), Bahlil Lahadalia terpilih menjadi Ketum Partai Golkar secara aklamasi setelah menjadi calon tunggal.

Diketahui, Bahlil menjadi satu-satunya calon Ketum Golkar setelah kandidat lainnya, Ridwan Hisjam tidak memenuhi syarat.

Viral Gegara Raih Gelar Doktor Kurang dari 2 Tahun

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia baru-baru ini menjadi perbincangan warganet usai menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor kemarin Rabu (16/10/2024).

Dalam sidang itu, Bahlil dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar doktor dari Universitas Indonesia.

Judul disertasi yang diujikan olehnya adalah "Kebijakan, Kelembapan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia."

Bahlil membutuhkan waktu kurang dari 2 tahun, tepatnya 1 tahun 8 bulan atau 3 semester untuk bisa mengikuti Sidang Promosi Doktor.

Berdasarkan laman Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, Bahlil menjadi mahasiswa S3 di SKSG UI pada 13 Februari 2023, namun sudah lulus pada 2024.

Hal inilah yang menimbulkan pertanyaan dari warganet. Sebab, umumnya untuk menyelesaikan gelar doktor dibutuhkan waktu sekitar 3 tahun atau 6 semester.

data Bahlil kuliah 171024
Data Bahlil Lahadalia berkuliah di Universitas Indonesia. (pddikti.kemdikbud.go.id)

Baca juga: Sosok Bahlil Lahadalia, Langsung Mendaftar Calon Ketua Partai Golkar Usai Reshuffle Kabinet Jokowi

Menanggapi hal itu, Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI Amelita Lusia mengatakan, masa studi Bahlil sesuai dengan Peraturan Rektor UI Nomor 106 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Doktor di UI.

Ia menjelaskan, Bahlil mendaftar sebagai mahasiswa SKSG UI sejak tahun akademik 2022/2023 semester 2 hingga 2024/2025 semester 1 melalui jalur riset. 

Merujuk Peraturan Rektor UI Nomor 106 Tahun 2016, masa studi program doktor berlangsung selama enam semester dengan waktu tempuh minimum empat semester dan maksimum sepuluh semester.

Terpisah, co-promotor Bahlil, Athor Subroto, mengatakan bahwa lulus dari program doktor UI dalam kurang dari waktu dua tahun seperti Bahlil sangat memungkinkan dan sudah sesuai prosedur.

Bahlil bisa lulus dari program doktor UI dalam waktu 1 tahun 8 bulan karena mengikuti jalur riset. Untuk diketahui, SKSG UI membuka dua jalur pada 2021-2025, yakni riset dan course atau kelas.

Melalui jalur riset, mahasiswa langsung mengikuti bimbingan sehingga seolah-olah tampak tidak kuliah. 

“Jalur riset. Tapi, ibu berat sebenarnya. Kalau (jalur) kelas kan terpantau terus,” ujar Athor dikutip dari Kompas.com, Rabu.

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved