Kumpulan Pantun

28 Pantun Peribahasa Dilengkapi Makna, Sastra Indonesia Penambah Wawasan yang Punya Maksud Tersirat

Berikut ini kumpulan pantun peribahasa, karya sastra khas Indonesia dengan maksud tersirat, cocok dibagikan kepada orang terdekat untuk menambah ilmu.

Freepik
Simak kumpulan pantun peribahasa lengkap dengan maknanya, cara mudah memahami dan mengenal karya sastra Indonesia. 

TRIBUNKALTARA.COM - Ada beragam jenis pantun yang bisa kita jumpai di Indonesia, salah satunya adalah pantun peribahasa.

Pantun peribahasa adalah pantun yang bait bagian isinya mengandung perumpamaan, pepatah, idiom, atau peribahasa guna mengungkapkan makna secara tersirat.

Karena itulah, kata-kata isi dalam pantun ini tidak bisa diartikan secara gamblang.

Jika ingin mengetahui makna dari isi tersebut, seseorang harus mengetahui terlebih dahulu maksud dari peribahasa yang digunakan.

Ilustrasi - Kumpulan pantun peribahasa, jenis pantun penambah wawasan yang bisa dibagikan ke orang terdekat.
Ilustrasi - Kumpulan pantun peribahasa, jenis pantun penambah wawasan yang bisa dibagikan ke orang terdekat. (Freepik.com)

Maka, dalam menulis pantun peribahasa tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Nah, untuk lebih mengenal jenis pantun peribahasa, kamu bisa membaca contohnya dalam artikel ini.

Berikut kumpulan pantun peribahasa dilengkapi maknanya, dikutip oleh TribunKaltara.com dari berbagai sumber.

Kumpulan pantun peribahasa

1. Anak ayam berlari-lari
Takut helang datang menerkam
Air diminum rasa duri
Nasi dimakan rasa sekam.

Makna: Terlalu takut akan suatu hal, sampai makan pun jadi tak enak.

2. Tinggi sungguh Gunung Daik
Mercunya terang berkelium
Kalau asal benih yang baik
Jatuh ke laut menjadi pulau.

Makna: Seseorang yang menabur kebaikan akan menuai kebaikan.

3. Ada air di dalam gelas
Gelas diletak tidak beralas
Ada ubi ada batas
Ada budi pasti dibalas.

Makna: Tak perlu sungkan untuk berbuat kebaikan.

4. Kalau ada duit sekupang
Boleh beli cuka mentahun
Habis padi burung terbang
Bagai ulat tak kenangkan daun,

Makna: Sifat seseorang yang tidak tahu berterima kasih.

5. Ke pasar membawa salak
Rasanya enak dan juga gurih
Malang tak dapat ditolak
Mujur tak dapat diraih.

Makna:Nasib itu tak dapat diubah sebelumnya oleh karena nasib adalah rahasia Tuhan.

6. Ada perampok ingin memalak
Lalu termenung saat disentuh
Walau seribu anjing menyalak
Tegar gunung tak akan runtuh.

Makna: Orang yang memiliki prinsip tinggi dan tidak goyah dengan godaan.

7. Buah keladi di kolam renang
Makan bihun sambil bermain
Sehari jadi sehelai benang
Menenun setahun menjadi kain.

Makna: Butuh kesabaran dan keuletan untuk menghasilkan sesuatu yang bagus.

8. Bapak menteri meminta pajak
Pajak disetor oleh pengunjung
Di mana bumi sedang dipijak
Di sanalah langit dijunjung.

Makna: Kita harus menghormati adat istiadat dan kebiasaan di mana kita sedang berada.

9. Duduk-duduk melihat rusa
Rusa diinjak seekor gajah
Kasih ibu sepanjang masa
Kasih anak sepanjang galah.

Makna: Kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya akan tulus hingga akhir hayat, sedangkan kasih sayang anak kepada ibunya biasanya ada batasannya.

10. Setiap pagi membuat puding
Puding dikirim ke kota Malang
Gajah mati tinggalkan gading
Harimau mati tinggalkan belang.

Makna: Orang baik meninggalkan nama baik, orang jahat meninggalkan nama tercemar.

11. Malam malam banyak kelelawar
Datang serempak mencari makan
Semua masalah ada jalan keluar
Kusut diselesaikan, kotor dibersihkan.

Makna: Ada baiknya setiap masalah harus diselesaikan dan dicari jalan keluarnya.

12. Apa tanda buah yang kecut
Bila dikupas susah dilepaskan
Apa tanda orang pengecut?
Lempar batu sembunyi tangan.

Makna: Perbuatan yang licik dan penghianat yang tak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang dia lakukan.

13. Kebun duku, kebun pepaya
Tumbuh juga pohon petai
Hemat itu pangkal kaya
Rajin itu pangkal pandai.

Makna: Kekayaan berasal dari kemauan berhemat, dan kepintaran datang dari usaha yang tekun.

14. Ke Bungkulu membawa jajan
Jajan ditumpuk buat bertahan
Sediakan payung sebelum hujan
Kelak hidup tiada kesusahan.

Makna: Selalu persiapkan segala sesuatunya dan kemungkinan terburuknya sehingga kita tidak merasa kesusahan kemudian.

15. Kain terbentang menjadi layar
Layar putih di dalam peti
Utang uang bisa dibayar
Utang budi dibawa mati.

Makna: Kebaikan budi dari seseorang hendaklah selalu diingat.

16. Pergi ke pasar membeli wajan
Janganlah lupa membawa nanas
Tak pernah lapuk oleh air hujan
Tak pernah habis terkena panas.

Makna: Sebuah peristiwa atau kenangan yang takkan pernah hilang dari ingatan.

17. Dari Mataram ke Balikpapan
Tangan indah berhiaskan gelang
Padi ditanam penuh harapan
Sebentar tumbuh rumput ilalang.

Makna: Apapun usaha dan keinginan mulia yang akan dilakukan, pasti akan muncul gangguan dan rintangan.

18. Air diaduk terlihat indah
Cowok berlari dikejar Anggi
Marilah duduk sama rendah
Ayo berdiri sama tinggi.

Makna: Sejajar dalam martabat atau kedudukan.

19. Rumput banyak di tengah hutan
Bawa diangkut ke dalam kota
Semut terlihat di seberang lautan
Gajah tak tahu di pelupuk mata.

Makna: Kesalahan diri sendiri tidak terlihat, tetapi kesalahan orang lain terlihat jelas.

20. Rumah jati tempat merenung
Sambil melihat bunga serampai
Hasrat hati memeluk gunung
Apa daya tangan tak sampai.

Makna: Keinginan hati yang tak bisa terwujud.

21. Buah kelapa dimakan kumbang
Kulitnya digosok, hitam warnanya
Barang siapa menggali lubang
Ia juga terperosok ke dalamnya.

Makna: Siapa pun yang berniat berbuat jahat, pasti kelak mendapat akibatnya.

22. Burung perkutut di tengah telaga
Sekotak peti di atas bahu
Dalamnya laut bisa diduga
Dalam hati siapa yang tahu.

Makna: Tak ada yang akan bisa menebak isi hati seseorang.

23. Lebah jantan akan menyengat
Terbang datang, merah warnanya
Banyak jasa tiada diingat
Bagai kacang lupa kulitnya.

Makna: Tidak tahu diri dan lupa kebaikan orang lain.

24. Kayu bakar dibuat arang
Arang dijual ke luar negeri
Jangan mudah salahkan orang
Cermin muka lihat sendiri.

Makna: Sebelum menyalahkan orang lain, koreksilah diri sendiri terlebih dahulu.

25. Tak berpayung, basahlah rambut
Bata lapuk kena tendangan
Bagaikan gayung tiada bersambut
Cinta bertepuk sebelah tangan.

Makna: Rasa cinta yang tidak terbalaskan.

26. Masak semur diaduk-aduk
Untuk bekal pergi ke gunung
Bagaikan telur di ujung tanduk
Serba salah menjadi bingung.

Makna: Sebuah situasi yang membuat serba salah dan tak tahu solusinya.

27. Ada perampok ingin memalak
Lalu termenung saat disentuh
Walau seribu anjing menyalak
Tegar gunung tak akan runtuh.

Makna: Orang yang memiliki prinsip tinggi dan tidak goyah dengan godaan.

28. Ke Sumatra Barat makan rendang
Tuang beras, masak sebakul
Seberat-berat mata memandang
Berat juga bahu memikul.

Makna: Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang menjalaninya.

(*)

Berita tentang Kumpulan Pantun

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved