Berita Nasional Terkini

Profil Merry Riana, Pebisnis dan Motivator yang Ditunjuk AHY Jadi Staf Khusus Menko Infrastruktur

Intip profil Merry Riana, pebisnis dan motivator kondang yang ditunjuk oleh Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY jadi Staf Khusus Menko Infrastruktur.

Penulis: Maharani Devitasari | Editor: Sumarsono
Kompas/Instagram @agusyudhoyono
Profil Merry Riana, pebisnis dan motivator yang ditunjuk Agus Harimurti Yudhoyono jadi Sfaf Khusus Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. 

Dari uang tersebut, berdasarkan hasil perhitungannya, ia hanya memperoleh uang saku sebanyak 10 dolar per minggunya.

Oleh karena itu, Merry harus bisa bertahan hidup selama tujuh hari dengan uang 10 dolar tersebut.

Jika dilogika, jumlah uang tersebut sangat kurang untuk bertahan hidup di negeri Singapura.

Namun, tekad Merry untuk bisa lulus kuliah dan tidak menyusahkan orang tuanya di Jakarta sudah bulat.

Bagaimanapun caranya ia harus bisa bertahan hidup dengan uang yang terbilang sangat kurang.

Baca juga: Profil Drajat Djumantara, Abdi Negara yang Resmi Melamar Febby Rastanty, Jalin Asmara Sejak 2017

Agar cukup, ia mengakali dengan mengonsumsi mi instan sebagai sarapan di pagi hari, dua lembar roti tawar untuk makan siang, dan berusaha untuk tidak makan malam.

Merry juga tidak masalah untuk meminum air yang bisa langsung diambil dari keran kampus atau membawa botol sendiri dari asrama agar lebih hemat.

Asupan gizinya jauh dari kata layak karena setiap hari harus berjalan kaki dari asrama ke kampus serta mengikuti jadwal perkuliahan teknik elektro yang padat dari pagi hingga sore.

Selain aktif mengikuti kegiatan perkuliahan, ia juga aktif mengikuti beberapa kegiatan mahasiswa di luar perkuliahan yang biasa diadakan mulai sore hari.

Di berbagai kegiatan inilah biasanya disediakan konsumsi makanan gratis untuk para peserta yang menjadi peluang Merry untuk bisa makan malam enak dan mengenyangkan.

Jika berhasil mendapat makan malam, ia bisa mengerjakan tugas dan belajar hingga larut malam di asrama.

Tidak hanya adaptasi pada jadwal perkuliahan, ia juga harus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris demi mengikuti perkuliahan dan juga nilai tesnya harus baik agar tidak dikeluarkan oleh pihak kampus.

Tahun pertama kuliah dilaluinya dengan penuh keprihatinan, di tengah kekurangan uang, ia berusaha untuk tetap bisa makan dan juga rajin belajar agar nilai-nilainya tetap baik.

Beruntung, kedua orang tua Merry membekalinya beberapa barang kebutuhan sehari-hari seperti mi instan, sabun, sampo, gula, kopi, teh agar tak perlu banyak menghabiskan uang untuk berbelanja.

Memasuki tahun kedua, Merry mulai mencoba untuk bekerja sampingan demi menambah uang saku sehari-hari.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved