Profil dari Kaltara
Kisah dr Yuli Indrayani Anggota DPRD Tarakan, Hentikan Sementara Praktek Dokter Umumnya
Korbankan profesi dokter umum untuk menjalankan tugaas sebagai wakil rakyat karena kini menjadi Anggota DPRD Tarakan.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Kisah perjuangan perempuan Kartini kali ini datang dari dr Yuli Indrayani, Anggota DPRD Tarakan 2025-2030. Dengan menjadi salah satu perwakilan rakyat ia pun sementara ini harus mengorbankan profesi sebagai dokter umum. Mengingat tanggung jawab cukup besar sebagai seorang Anggota DPRD Tarakan.
Meskipun begitu tanggung jawab sebagai ibu Bhayangkari dan ibu rumah tangga tetap dijalankannya sebagai bentuk baktinya kepada suami dan anak-anak di dalam keluarganya. Bahkan praktek dokter umum pun untuk sementara ditiadakan dulu.
"Praktek umum harus konsisten. Dilemanya kalau saya lagi dinas luar gak bisa buka praktek karena dokter harus siap di tempat. Tapi kalau ada tetangga sakit, keluarga saya kadang masih diminta memeriksa, begitu juga kegiatan baksos dari kesatuan ada butuh dokter saya siap bantu," ujar dr Yuli Indrayani.
Terjun sebagai politisi perempuan juga masih baru baginya dengan segudang agenda sehingga tentu ia harus banyak beradaptasi. "Sembari menyesuaikan ke depan waktunya," ucapnya.
Baca juga: Inspirasi Perempuan Indonesia, Ketua PKK Bulungan Raih Anugerah Puspa Bangsa 2025 di Hari Kartini
Perempuan kelahiran 18 Mei 1983 ini mengungkapkan alasan terjun ke dunia politik. Berasal dari Dapil Barat Kota Tarakan, diakuinya punya perjuangan cukup besar. Karena pertama, banyak orang belum mengenal namanya meski sudah ada background sebagai dokter dan membuka klinik kecantikan.
"Jadi kalau orang awam di luar kan belum paham, basic saya sebenarnya dokter umum sebelum saya terjun ke dunia politik, dan sebelumnya salah satu anggota partai juga sebenarnya," ucap dr Yuli Indrayani.
Diakui perempuan dua anak ini, ia sudah bergabung di tahun 2014 di Partai NasDem sebagai bendahara DPW Nasdem Kaltara. Hampir 3 tahun dan ada pergantian ketua ia mengundurkan diri.
"Saya saat itu sedang hamil dan lebih fokus pada kehamilan dan rumah tangga," ucap Yuli.
Saat mau mencalonkan diri juga sebelumnya ia sempat bimbang karena ada beberapa parpol ingin meminangnya dan keputusan terkahir memilih bergabung di Partai Golkar pada awal 2023.
Baca juga: Ketua Komisi I DPRD Bulungan Sebut Isu Perempuan jadi Perhatian Bersama
Kepada TribunKaltara.com diakui Yuli, ia mulai tertarik pada dunia politik karena tak banyak perempuan duduk di parlemen. Keterlibatan perempuan minimal bisa mewakili suara perempuan.
"Perempuan Indonesia itu hebat-hebat cuma tidak berani tampil, itu salah satu alasan. Sebenarnya karier dokter kan sesumur hidup, sudah disumpah pengabdian seumur hidup, tapi menurut saya dokter dan politik juga seiring sejalan," tambahnya.
Bahwa profesi dokter tujuannya membantu banyak orang. Jika di profesi dokter membantu orang dengan kondisi terbatas, maka jalan sebagai politisi bisa membuka ruang gerak lebih luas. Di dunia politik diakuinya lebih bisa banyak membantu orang-orang.
"Memotivasi orang juga, dokter bisa juga berpolitisi tujuannya tadi ikut berkontribusi di parlemen. Perempuan harus punya suara di parlemen, banyak hak perempuan belum sepenuhnya. Kesetaraan gender diagungkan di dahulu, dunia nyata kenyataannya masih jauh," paparnya.
Kurang lebih hampir setahun duduk di DPRD Tarakan, diakuinya memang masih belum banyak gebrakan dilakukan. Namun salah satunya, sebagai seorang yang juga tergabung dala. Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), mendapat mandat dari Ketum menjadi Ketua IWAPI Kota Tarakan.
"Kita masih nunggu jadwal di Tarakan. Dengan pencapaian itu bisa memotivasi perempuan di luar sana, bahwa kita punya kemampuan lebih kalau kita mau," ungkapnya.

Mengulas perjalanan menjadi anggota DPRD Tarakan, diakuinya ini pertama kalinya. Memutuskan menjadi caleg, kala itu sekitar dua tahun sebelumnya, maka setahun sebelum pendaftaran ia sudah rutin bersosialisasi. Ia turun ke masyarakat memperkenalkan diri lewat baksos dan pemeriksaan kesehatan gratis. Kala itu ia menyampaikan kepada masyarakat memiliki misi manakala bisa duduk di kursi dewan tentu bisa membantu lebih banyak orang lagi.
Perolehan suara Dapil Barat mencapai 1.700 suara dan diakuinya untuk mendapatkan suara itu cukup berat. Karena harus bersaing bersama incumbent tiga caleg dari parpol yang sama. Belum lagi dari parpol yang berbeda di dapil yang sama. Namun ia meyakini jika sudah berusaha, maka proses tak akan hianati hasil. "Walaupun sangat berat sekali," urainya.
Di momen Kartini 21 April 2025 lanjutnya senada dengan Habis Gelap Terbitlah Terang, perempuan juga harus demikian. Dengan kuota 30 persen perempuan di parlemen, ia menilai selama ini masih belum pernah tercapai. Dan di periode ini, menurutnya sudah cukup lumayan perempuan menduduki 20 persen kursi DPRD Tarakan.
Ini menunjukkan perempuan punya potensi sama besarnya dengan laki-laki. Kemudian, sebagai dokter, basicly, sejak awal pendidikan ditempa harus dituntut bisa membantu orang.
"Dengan basic itu saya berani terjun ke dokter politik. Kalau dokter umum terbatas paling bisa bantu saat baksos misalnya dna praktek dan itu tidak banyak. Terjun di politik tidak hanya kesehatan yang dikerjakan tapi bisa di bidang olahraga seni pendidikan," paparnya.
Harapannya bisa menjadi figur dan memotivasi perempuan di luar sana bahwa perempuan juga bisa asal ada kemauan dan kemampuan bekerja keras. Perempuan alumni Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar yang juga merupakan dokter kecantikan ini menyelesaikan pendidikan di 2007. Alasan menjadi dokter sama pada umumnya sejak kecil didoktrin orangtua bahwa pekerjaan dokter cukup baik dan bisa membantu banyak orang.
"Zaman dulu profesi dokter juga kebanggaan orangtua. Akhirnya termotivasi jadi dokter," ungkap istri dari pria bernama Stasky Lopulalang.
Baca juga: 30 Pantun Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2025, Yuk Apresiasi Peran Wanita Hebat dalam Hidup
Ia sendiri adalah alumni SMAN 1 Tanjung Redeb dan SMPN Negeri 1 Tanjung Redeb Berau. Namun masa kecilnya adalah di Tarakan dan sekolah di SDN 011 Tarakan.
"Saya lahirnya di Tarakan," kata Yuli, perempuan kelahiran 18 Mei 1983.
Ia saat ini beralamat di Jalan Aki Balak RT 3 Kelurahan Karang Harapan. Setelah fokus menjadi politisi, tentu ada yang dikorbankan untuk sementara. Ia kini menghentikan sementara klinik kecantikan dan praktek umum sebagai dokter. Mengingat tanggung jawab cukup besar sebagai salah seorang Anggota DPRD Tarakan.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
perempuan
Kartini
dr Yuli Indrayani
Anggota DPRD Tarakan
dokter umum
dunia politik
Partai Nasdem
TribunKaltara.com
Profil Singkat Henri Tetiawadi, Dua Kali Dipercaya Jadi Direktur Politeknik Malinau |
![]() |
---|
Mengenal Martha Sabri Istri Wakil Bupati Tana Tidung, Pernah Jadi Guru di Desa Kapuak |
![]() |
---|
Profil dan Biodata Anggota DPRD Kaltara Tamara Moriska, Cucu dan Keponakan Mantan Bupati Nunukan |
![]() |
---|
Profil Arpiah, Berawal dari Ibu Rumah Tangga Kini Jabat Wakil Ketua DPRD Nunukan |
![]() |
---|
Profil Kepala BKAD Kaltara Denny Harianto, Pernah Jadi Atlet Tenis Lapangan dan Saat Ini Hobi Lari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.