Reaksi Keras Panglima TNI Hadi Tjahjanto Singgung Kelakuan Veronica Koman di Media Sosial
Reaksi keras Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto singgung propaganda media sosial dan provokasi aktivis HAM Papua, Veronica Koman.
TRIBUNKALTARA.COM - Reaksi keras Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto singgung propaganda media sosial dan provokasi aktivis HAM Papua, Veronica Koman.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sempat menyinggung nama aktivis HAM Papua, Veronica Koman saat menyampaikan ancaman separatisme dan propaganda media sosial.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengungkapkan ancaman separatisme dengan propaganda untuk memisahkan diri dari NKRI saat ini marak terjadi di media sosial.
Bahkan, separtatisme di dunia maya pun mulai mengancam kesatuan bangsa.
"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, saat menjadi pembicara dalam acara 'Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, di Jakarta, Sabtu (21/11/2020).
Baca juga: Daftar Mutasi Pati TNI AD, AL, dan AU, Panglima TNI Hadi Tjahjanto Geser Menantu Luhut Jadi Pangdam
Baca juga: Pakai Baret Merah, Panglima TNI Hadi Tjahjanto Mendadak ke Markas Kopassus, Jenderal Bintang 2 Kaget
Baca juga: Sebelum Kumpulkan Jenderal Pasukan Elite TNI, Panglima TNI Hadi Tjahjanto Bertemu Mahfud MD
Menurutnya aksi separatisme saat ini tidak hanya berupa pemberontakan bersenjata, tetapi sudah berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan media sosial di dunia maya.
"Aksi propaganda di dunia maya ditujukan untuk memperoleh dukungan internasional atas perjuangan separatis," kata Hadi Tjahjanto.
"Aksi ini dinilai lebih efektif dibandingkan perlawanan bersenjata yang mereka lakukan terhadap pemerintah," ujarnya menambahkan.
Selain itu, Panglima TNI menyebutkan beberapa wujud propaganda di medsos, antara lain, berita bohong, hingga memprovokasi masyarakat.
"Berita bohong, hoaks yang mendiskreditkan pemerintah dengna sasaran utama adalah masyarajat awan generasi muda yang haus informasi.
Tidak terbiasa menyaring informasi dari dunia maya dan mudah terbakar emosinya," ujarnya.
Bahkan menurut Panglima TNI, tak jarang isu SARA juga dieksploitasi di media sosial yang memancing provokasi masayarakat seperti yang terjadi di Malang dan Surabaya beberapa waktu lalu.
"Memprovokasi masyarakat dengan mengeksploitasi SARA, seperti penistaan terhadap tokoh masyaarakat, tokoh agama, perlakuan etnis tertentu ataupun kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur," ungkap Hadi Tjahjanto
Panglima TNI Hadi Tjahjanto juga menyebut nama Veronica Koman sebagai contoh tokoh yang mempublikasikan narasi separatisme di media sosial.
Ia menyebut Veronica Koman sengaja menyebarkan isu separatisme dengan bahasa Inggris di media sosial untuk mendapatkan dukungan internasional.