Unit bisnis lainnya, ada Pelabuhan Pamusian dengan pengelolalan terminal yang profesional dan produktif. Pelabuhan Pamusian sebesar Rp 270 juta pendapatannya.
“Kami juga punya unit usaha lainnya, Corporate Travle Management atau Manajemen Perjalanan Dinas sebesar Rp 666,8 juta, lalu usaha lainnya yakni Driving Range Rp 352 juta,” ucap Mappa Panglima Banding.
Sementara untuk parkir lanjutnya, sebenarnya pendapatan mencapai Rp 2,1 miliar. Secara parsial, masing-masing unit usaha tersebut dia mencatatkan laba.
Diakuinya secara kumulatif masih rugi, karena menanggung biaya operasional lainnya di luar dari unit usaha.
“Kami ada juga kantor pusat dan pencatatan penggajian terpusat di sana. Memang sebaran pencatatan beban belum proporsional ke masing-masing unit usaha. Makanya masing-masing unit usaha mencatatkan laba.
Karena ada beberapa beban atau biaya tidak dicatat proposional ke unit usaha tersebut,” terangnya.
Baca juga: Tahun 2022, Perumda Aneka Usaha Bakal Kelola Parkir Tepi Jalan, Optimis Sumbang PAD Rp 1,5 Miliar
Mappa Panglima Banding mencontohkan, pada unit usaha A, tapi penggajiannya di unit B atau unit lain. Sehingga belum tercatat proposional alias sistemnya seperti subsidi silang.
Berbicara perumda lanjut Mappa, tidak murni profit oriented atau hanya mencari keuntungan finansial.
Perumda dibuat agar bisa membantu Pemkot Tarakan melayani publik.
Misalnya di Bis Rapid Transit, tahun 2022 masih dianggarkan Anggaran Belanja Pemda. Namun 2023, murni dikelola operasional sendiri, tidak ada penyerataan modal.
“Kami hasilkan tadi murni perputaran usaha. Artinya operasional sudah terkaver, subsidi silang tadi.
Harapan kami karena masih terhitung balita, mungkin masih harus didampingi, disapih, memberikan penyertaaan modal lanjutan agar bisa tumbuh.
Kalau tidak diberi modal, bisa hidup tapi untuk tumbuh bagus perlu waktu,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk parkir tahun ini tidak ada penyertaan modal termasuk driving range dan BRT juga.