TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Produksi rumput laut di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) capai 5.000 ton per bulan.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Asosiasi Pedagang Rumput Laut Nunukan Kamaruddin.
"Tahun 2020 produksi rumput laut Nunukan mencapai 3.000 ton per bulan.
Sekarang ini sudah mencapai 5.000 ton lebih per bulan yang dikirim ke Pelabuhan Pare-pare, Makassar, dan Surabaya," kata Kamaruddin kepada TribunKaltara.com, Jumat (31/03/2023), sore.
Meski begitu, Kamaruddin mengaku kualitas rumput laut di Nunukan justru menurun.
Baca juga: Menteri KP Minta Pengusaha Rumput Laut di Nunukan Gunakan Pelampung dari Batok Kelapa
Utamanya saat pasca panen, tingkat kekeringan masih di bawah standar dan kebersihan hasil panen tidak diperhatikan.
"Minimal panen rumput laut itu 40 hari dan maksimal 60 hari. Kalau panen di bawah 40 hari tingkat kekeringannya kurang baik," ucapnya.
Kamaruddin menyebut tingkat kekeringan rumput laut yang dianjurkan bila kadarnya 37-38.
"Standarnya 35-36. Kebersihan rumput laut juga perlu diperhatikan. Kadang ada kerang atau lumut yang menempel pada hasil panen rumput laut.
Mereka yang membeli rumput laut yang perlu perhatikan soal tingkat kekeringan dan kebersihan, bukan petani," ujarnya.
Kondisi Air Laut Perlu Dicek
Selain itu Kamaruddin juga menuturkan kondisi air laut perlu dicek, lantaran banyak limbah plastik yang sudah mencemari perairan Nunukan.
"Selalu kami sampaikan kepada Pemkab Nunukan, perlu untuk cek kondisi air laut tiga kali dalam setahun. Karena banyak sekali limbah botol plastik di perairan.
Itu bisa mempengaruhi kualitas rumput laut," tuturnya.