TRIBUNKALTARA.COM - Politikus senior PDI-P, Effendi Simbolon resmi dipecat dari keanggotaan partai.
Pemberhentian ini merupakan imbas dari keputusan Effendi mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono pada Pilkada Jakarta 2024. Padahal PDIP-P mengusung pasangan calon Pramono Anung-Rano Karno.
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P, Djarot Syaiful Hidayat mengatakan bahwa tindakan Effendi melanggar kode etik dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.
"Benar, yang bersangkutan (Effendi Simbolon) sudah dipecat dari partai. Yang bersangkutan melanggar kode etik, disiplin dan AD/ART partai," kata Djarot dikutip dari Kompas.com.
Surat pemecatan terhadap Effendi Simbolon ditetapkan PDI-P pada Kamis, 28 November 2024.
Surat itu diteken oleh Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal, Hasto Kristiyanto.
PDI-P juga secara tegas melarang Effendi untuk melakukan kegiatan ataupun menduduki jabatan yang mengatasnamakan partai.
Baca juga: Profil Haji Isam, Dari Tukang Ojek Jadi Crazy Rich Kalsel, Pernah Terjerat Kasus Suap Pajak
“DPP PDI Perjuangan akan mempertanggungjawabkan surat keputusan ini pada Kongres Partai.
Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan ditinjau kembali dan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya,” demikian bunyi surat tersebut.
Diketahui, Politikus PDI-P Effendi Simbolon terlihat menghadiri pertemuan antara Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil pada Senin (18/11/2024).
Lantas, siapakah sosok Effendi Simbolon? Simak profilnya berikut ini.
Profil Effendi Simbolon
Mantan politikus PDI-P, Effendi Muara Sakti Simbolon lahir pada 1 Desember 1964 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Ia merupakan anak bungsu dari pasangan St. MM Simbolon dan Martha br.Tobing.
Pria 60 tahun ini menempuh pendidikan di SD Negeri Cendrawasih, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia (1969-1975).
Ia kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negeri 41 Jakarta (1975-1979).
Lalu menyesaikan pendidikan menegah di SMA Negeri 3 Jakarta.
Effendi kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan jurusan S1 bidang Manajemen Perusahaan dari Universitas Jayabaya paa 1988.
Baca juga: Pelukan Effendi Simbolon ke Hasto Usai Sekjen PDIP Tepis Kadernya Beri Sinyal Dukungan Prabowo
Setelah itu, Effenfi melanjutkan pendidikan S2 di bidang Ilmu Politik Universitas Padjajaran dan lulus pada 2013.
Bahkan, ia juga meraih gelar doktor di bidang Hubungan Internasional dari universitas yang sama paa 2015.
Karier
Effendi Simbolon mengawali karier politiknya dengan bergabung dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P.
Ia pertama kali menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada 2004 dan berhasil mempertahankan kursinya selama empat periode berturut-turut.
Dalam kurun waktu itu, Effendi pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII yang menangani isu-isu energi, sumber daya mineral, riset, teknologi, dan lingkungan hidup sampai 2013.
Sejak tahun 2019, ia aktif sebagai anggota Komisi I yang berfokus pada pertahanan, luar negeri, komunikasi, dan informasi.
Sebelum menduduki kursi DPR RI, Effendi tercatat menempati posisi penting di sejumlah perusahaan, seperti Asisten Direktur di Djajanti Group, Vice President Director PT Sinar Alam Lestari, dan konsultan di PT Pupuk Kaltim.
Baca juga: 9 Daftar Hasil Survei Pilkada Jakarta, Elektabilitas Ridwan Kamil dan Pramono Anung Bersaing Ketat
Di dalam internal PDI-P sendiri, Effendi pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Sumber Daya dan Dana, serta menjadi salah satu bakal calon Sekretaris Jenderal PDI-P untuk periode 2010-2015.
Tak hanya berkarier di dunia politik, Effendi juga aktif dalam berbagai organisasi.
Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Lembaga Karate-Do Indonesia (PB Lemkari) hingga 2012, menggantikan Doddy Susanto.
Effendi juga menjadi salah satu penggagas berdirinya Pusat Punguan Simbolon Dohot Boruna se-Indonesia (PSBI), sebuah perkumpulan yang bertujuan mempererat hubungan di antara marga Simbolon di seluruh Indonesia.
Pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2013, Effendi mencalonkan diri bersama Jumiran Abdi.
Sayangnya, pasangan ini hanya memperoleh suara 24,34 persen, kalah dari pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi yang memperoleh 33,00 persen suara.
(*)
Baca berita Tribun Kaltara terkini di Google News