Pernikahan Dini Masih Marak di Sebatik, Banyak Warga Pilih Nikah Siri Tanpa Pencatatan Resmi

"Banyak pasangan muda yang belum siap secara mental dan ekonomi. Akibatnya, rumah tangga mudah goyah. Bahkan, pernikahan dini menjadi salah satu penyebab tingginya angka stunting di wilayah perbatasan karena ibu muda belum siap secara fisik untuk melahirkan dan merawat anak," ungkapnya.

Selain itu, dia juga mengungkap sejumlah kendala yang dihadapi masyarakat dalam mencatatkan pernikahannya, seperti kurangnya pemahaman prosedur, biaya administrasi, hingga jarak tempuh menuju KUA.

"Kami dari KUA tidak hanya menunggu masyarakat datang, tetapi juga turun langsung ke lapangan untuk memberikan edukasi. Kami ingin memastikan bahwa setiap pernikahan di wilayah Sebatik tercatat dan sah secara hukum," tutur Asmayadi.

Terpisah, Kasi Pemerintahan Kecamatan Sebatik, Tahrir menjelaskan bahwa kegiatan GAS Pencatatan Nikah dan Dampak Pernikahan Dini di Desa Balansiku penting untuk membangun kesadaran hukum masyarakat perbatasan yang masih minim informasi tentang pentingnya pencatatan nikah dan batas usia perkawinan.

"Gerakan sadar pencatatan nikah ini adalah langkah konkret dalam mendukung tertib administrasi kependudukan dan pencegahan pernikahan usia dini. Masyarakat perlu memahami bahwa pernikahan bukan hanya urusan agama, tetapi juga urusan negara," tutur Tahrir.

Penulis: Febrianus Felis 
Caps: PERNIKAHAN USIA DINI - Pemerintah Desa Balansiku bersama Kantor Urusan Agama (KUA) Sebatik menggelar kegiatan Gerakan Sadar (GAS) Pencatatan Nikah dan Dampak Pernikahan Dini di Desa Balansiku, belum lama ini.
TRIBUNKALTARA.COM/FEBRIANUSFELIS