Liga Inggris

Liverpool Goyah: Slot Sebut Timnya dalam Masa Transisi, Sorotan Mo Salah yang Mulai Redup

Arne Slot menyebut Liverpool masih dalam masa transisi usai ditaklukkan Chelsea di Liga Inggris.

TribunKaltara.com/Cornel Dimas Satrio K
LIVERPOOL. Arne Slot menyebut Liverpool masih dalam masa transisi usai ditaklukkan Chelsea di Liga Inggris. (TribunKaltara.com/Cornel Dimas Satrio K) 

“Kami sering menempatkan dia di posisi yang ia sukai, tapi hari ini dia tidak cukup tajam. Itu hal yang manusiawi."

"Tidak setiap peluang akan menjadi gol. Musim lalu dia membuat semuanya tampak mudah, tapi hari ini tidak berjalan seperti itu,” ujar sang manajer asal Belanda.

Ada beberapa faktor yang mungkin menjelaskan penurunan performanya. 

Salah kini bermain dengan rekan-rekan baru seperti Alexander Isak dan Hugo Ekitike, yang masih beradaptasi.

Selain itu, ada hal lain yang lebih personal. Kepergian tragis Diogo Jota di awal musim meninggalkan luka emosional yang belum sepenuhnya sembuh bagi pemain berusia 33 tahun itu.

Secara posisi, Liverpool memang belum jatuh. Mereka masih duduk di peringkat kedua klasemen dengan 15 poin, hanya terpaut satu poin dari Arsenal. 

Tapi tanda-tanda kelelahan mulai tampak. Tiga kekalahan beruntun — termasuk dari Galatasaray di Eropa — adalah rekor buruk pertama di era Slot.

Itu juga sekaligus kekalahan liga beruntun pertama Liverpool dalam lebih dari dua tahun.

Ironisnya, tim yang musim lalu dikenal karena comeback di menit akhir kini justru tumbang dengan cara yang sama: dua kekalahan terakhir datang dari gol lawan di detik-detik akhir pertandingan.

Liverpool mungkin belum bisa disebut dalam krisis, atau setidaknya belum. Tapi tanda-tandanya mulai terasa.

Mereka kehilangan efektivitas, kurangnya ketajaman Salah, serta rentetan hasil yang mengguncang kepercayaan diri.

Seperti banyak juara sebelumnya, mereka kini harus menatap cermin, mencari kembali versi terbaik dari diri mereka sendiri.

Liverpool masih punya waktu untuk memperbaiki arah. Tapi yang jelas mereka tak lagi bisa mengandalkan semata-mata keberuntungan atau insting juara. 

Kini saatnya kembali ke hal paling mendasar: konsistensi, dan ketajaman di depan gawang.

(*)

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved