2 Eks PSIS Semarang Sedih dan Prihatin Mahesa Jenar Terpuruk usai Degradasi dari Liga 1

TRIBUNKALTARA.COM - Terdapat dua eks PSIS Semarang yang merasa sedih dan prihatin, pasca tim berjuluk Mahesa Jenar itu kian terpuruk usai degradasi dari Liga 1.

Nama pertama yang dimaksud, yakni Bruno Silva eks penyerang PSIS Semarang di Liga 1 2018/2019

Sementara nama kedua, yakni mantan pelatih PSIS, Subangkit.

Bukan tanpa alasan jika duo eks PSIS Semarang itu merasa sedih dan prihatin.

Pasalnya, kini PSIS Semarang terpuruk di dasar klasemen sementara Grup 2 Championship dengan satu poin.

Baca juga: Biang Kerok PSIS Semarang Dibantai PSS Sleman, Mahesa Jenar Semakin Merana

Dari enam laga dilakoni di Championship, PSIS baru sekali imbang, lima kali kalah, dan tanpa kemenangan.

PSIS kebobolan 15 gol, dan baru ciptakan dua gol.

PSIS terpaksa turun kasta ke Championship, usai degradasi dari Liga 1 2024/2025.

Championship adalah kasta kedua kompetisi sepakbola nasional, yang sebelumnya bernama Liga 2.

Sedangkan Liga 1 kini berubah nama jadi Super League, atau kasta tertinggi kompetisi sepakbola nasional.

Lantas apa kata dua eks PSIS melihat kondisi Mahesa Jenar yang kini terpuruk?

"Sejujurnya, saya merasa sedih dengan situasi klub yang sangat saya cintai saat ini. 

Sayangnya, hal ini disebabkan oleh manajemen klub saat ini," kata Bruno Silva saat dihubungi via chat, Kamis (23/10/2025).

"Keadaannya semakin memburuk.

Saya masih menonton pertandingan dan tetap mendukung tim," jelas Bruno Silva.

Nama lain yang turut prihatin atas kondisi PSIS saat ini yakni mantan pelatih PSIS, Subangkit.

Pelatih asal Pasuruan tersebut merupakan mantan pelatih yang membawa PSIS promosi ke Liga 1 lewat perebutan tempat ketiga Liga 2 2017.

“Saya prihatin mendengar kondisi PSIS saat ini.

Saya tidak mau bicara teknis karena itu ranah pelatih, tapi yang penting sekarang manajemen dan suporter harus duduk bersama mencari jalan keluar,” ujar Subangkit.

Menurutnya, dukungan suporter di stadion sangat dibutuhkan untuk mengembalikan semangat pemain. 

Selain itu, koordinasi yang baik antara manajemen dan pihak-pihak terkait akan membuka peluang perbaikan, termasuk dalam hal perekrutan pemain baru.

“Setelah duduk bersama, tentu bisa diambil solusi, misalnya dengan merekrut pemain sesuai kebutuhan tim. 

Tapi itu semua juga butuh dukungan dana dan komitmen bersama,” lanjutnya.

Subangkit menegaskan, masih ada waktu bagi PSIS untuk bangkit, asalkan seluruh pihak bersatu dan fokus memperbaiki kondisi tim.

“Dengan stadion megah seperti Jatidiri, rasanya tidak lucu kalau PSIS sampai bermain di Liga 3,” tegasnya.

Seperti diketahui, hingga pekan keenam, tim berjuluk Mahesa Jenar itu belum juga mampu meraih kemenangan. 

Kondisi itu membuat mereka masih terpuruk di dasar klasemen sementara grup timur, yakni posisi sepuluh dengan hanya mengoleksi satu poin.

Kekalahan lain bagi PSIS musim ini selain melawan PSS Sleman yakni Persiku Kudus, Persipura Jayapura, Persiba Balikpapan, dan Barito Putera.

PSIS meraih satu hasil tanpa kalah, yakni saat bermain imbang 1-1 di kandang Persipal Palu.

Situasi ini memunculkan keprihatinan di kalangan pecinta PSIS.

Kekhawatiran bahwa tim kebanggaan Kota Semarang itu bisa terjerumus ke kasta ketiga semakin menguat jika kondisi tak segera dibenahi.

Baca juga: Ini Respons Pelatih PSIS Semarang usai Curi Poin di Kandang Persipal Palu

Klasemen Grup 2 Championship

1    PSS SLEMAN      18

2    PS BARITO PUTERA     15

3    DELTRAS FC     12

4    PERSIPURA JAYAPURA     10

5    PERSELA LAMONGAN      10

6    KENDAL TORNADO FC     7

7    PERSIBA BALIKPAPAN     6

8    PERSIKU KUDUS     4

9    PERSIPAL FC     3

10    PSIS SEMARANG     1

Baca juga: Respons Kahudi Wahyu PSIS Semarang Derita 3 Kekalahan Beruntun, Terbaru Dipermalukan Persiba

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul PSIS Terpuruk di Klasemen, Eks Bomber dan Mantan Pelatih yang Bawa Promosi Ungkap Keprihatinannya, https://jateng.tribunnews.com/psis/1227653/psis-terpuruk-di-klasemen-eks-bomber-dan-mantan-pelatih-yang-bawa-promosi-ungkap-keprihatinannya?page=all.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: muh radlis