Covid 19 Kaltara
Mesin PCR RSUD Tarakan 2 Pekan tak Berfungsi, Jubir Satgas Covid-19 Kaltara Agust Suwandy Jelaskan
Pengoperasian mesin Polymerase Chain Reaction ( PCR) di RSUD Tarakan, Kalimantan Utara ( Kaltara ), sempat berhenti beroperasi sekitar dua pekan.
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Pengoperasian mesin Polymerase Chain Reaction ( PCR) di RSUD Tarakan, Kalimantan Utara ( Kaltara ), sempat berhenti beroperasi sekitar dua pekan.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kaltara, Agust Suwandy.
Mesin PCR di RSUD Tarakan berhenti beroperasi, kata dia, gegara reagen yang ada tidak sesuai dengan mesin PCR. Reagen merupakan salah satu komponen penting dalam pengoperasian mesin PCR.
"Sebenarnya bukan trouble tetapi reagen yang ada tidak cocok dengan alat PCR. Jadi sempat dicoba beberapa sampel namun invalid, sehingga tidak diteruskan lagi.
Sekitar 2 pekan sempat pending, karena menunggu jadwal Litbangkes untuk datang ke Kaltara,'' kata Agust Suwandy, kepada TribunKaltim.co, Senin (31/8/2020).
Agust Suwandy menambahkan, sebelum berhenti beroperasi, mesin PCR di RSUD Tarakan, telah memeriksa sekitar 400 spesimen.
Baca juga; Kisah Remaja di Samarinda tak Pakai Masker, Mereka Meminta Dihukum Menyanyi Balonku
Baca juga; Oknum TNI Penyerang Polsek Ciracas Dipecat, Ini Reaksi Mahfud MD Soal SIkap Jenderal Andika Perkasa
Namun gegara PCR berhenti beroperasi, spesimen dikirim ke BBLK Surabaya, dan juga diperiksa menggunakan mesin TCM di RSUD Tarakan.
"Barusan selesai pendampingan dari Litbangkes, kemungkinan akan mulai jalan lagi. Memang kalau masih baru, banyak kendala, dan setiap perubahan merek reagen perlakuannya spesifik. Diperlukan tenaga yg yg sudah profesional, makanya kami datangkan dari Litbangkes untuk pendampingan," ujarnya.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kaltara itu berharap, dalam waktu dekat PCR segera beroperasi lagi.
Dengan begitu, pemeriksaan spesimen menggunakan PCR bisa lebih cepat. "Segera kita pantau lagi. Semoga segala logistik dan alat yang dibutuhkan sudah cocok, agar PCR bisa beroperasi lagi," tuturnya.
PCR di RSUD Tarakan merupakan hasil pengadaan yang dilakukan oleh Pemprov Kaltara, dan bisa memeriksa 90 sampel dalam waktu dua jam.
PCR itu didatangkan khusus dari Jerman, dengan biaya yang digelontorkan sekitar Rp 5 miliar, termasuk menyiapkan ruangan bertekanan negatif. (TribunKaltara.com/Amiruddin)