Virus Corona
Kemenkes Disebut Klaster Baru Covid-19, Achmad Yurianto Jelaskan Kasus Sebenarnya di Kantor Terawan
Kemenkes disebut jadi klaster baru Covid-19, Achmad Yurianto tak tinggal diam, beber yang sebenarnya terjadi di kantor institusi Terawan.
TRIBUNKALTARA.COM - Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) disebut jadi klaster baru Covid-19, Achmad Yurianto tak tinggal diam, beber yang sebenarnya terjadi di kantor institusi Terawan.
Belakangan ini Kemenkes mendapat sorotan setelah banyak laporan kasus Covid-19 yang menimpa pegawai di institusi pimpinan Terawan.
Akibatnya, Kemenkes disebut-sebut jadi satu klaster baru penularan Covid-19.
Terkait hal itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) Achmad Yurianto tak tinggal diam.
Ia menolak informasi yang menyatakan bahwa Kantor Kemenkes menjadi satu titik klaster penularan Covid-19.
• Usia Nyaris Kepala 4, Zlatan Ibrahimovic Jadi Pembeda AC Milan di Liga Italia Serie A, Banjir Pujian
• Hasil Liga Inggris, Man City Raih Kemenangan Pertama di Musim 2020-2021, Wolverhampton Jadi Korban
• Hasil Liga Italia, Zlatan Ibrahimovic Bawa AC Milan ke Papan Atas Usai Tumbangkan Bologna
• Tim Rajawali Polres PPU Bekuk Dua Pelaku Pencurian Kotak Amal Masjid Al Amin Nipah-Nipah
Menurut Achmad Yurianto, pegawai Kemenkes banyak yang bertempat tinggal di Jabodetabek.
Setiap hari pegawai di institusi pimpinan Terawan itu berangkat dari rumahnya dengan menggunakan berbagai moda transportasi.
Sehingga, risiko penularan bisa terjadi di mana saja.
Bahkan Achmad Yurianto menekankan bahwa sekarang tidak ada lagi disebutkan klaster perkantoran, tapi klaster Jabodetabek.
“Contact tracing yang kita lakukan terhadap semua pegawai Kemenkes yang positif Covid-19 itu penularannya tidak terjadi di kantor," ujar Achmad Yurianto sebagaimana dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkes, Selasa (22/9/2020).
"Sekarang ini tidak bisa lagi disebutkan klaster kantor. Ini sudah klaster Jabodetabek,” lanjutnya.
Achmad Yurianto pun mengungkapkan, penularan Covid-19 yang terjadi pada pegawai Kemenkes juga bisa saja terjadi di luar kantor.
Sebab, meski Kantor Kemenkes berada di Kuningan, tetapi sebagian besar pegawainya diperbantukan di luar kantor.
"Seperti misalnya di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) baik di Bandara Soekarno Hatta mupun di Bandara Halim Perdana Kusuma," ungkap Achmad Yurianto.
"Ada juga pegawai Kemenkes yang diperbantukan di RS Darurat Wisma Atlet menerima ribuan orang setiap hari untuk melakukan kontak tracing," lanjut dia.
Mereka inilah yang kemudian terpapar. Achmad Yurianto menegaskan, SOP protokol kesehatan sudah dijalankan dengan baik.
"Akan tetapi, risiko pekerjaan luar biasa. Ada juga pegawai Kemenkes yang bekerja di laboratorium, yang memang tidak pernah ketemu pasien tapi ketemu virusnya langsung," katanya.
"Petugas Laboratorium yang harus memeriksa spesimen lebih dari 1.000 setiap harinya, risiko tertular pasti ada. Ini bagian dari risiko yang sudah diprediksi," lanjut Achmad Yurianto.
Kemenkes pun menerapkan SOP yang sangat ketat, bagi pegawai yang boleh ditugaskan adalah mereka yang tidak memiliki komorbid.
Sementara SOP di kantor Kemenkes diharuskan penyemprotan disinfekatan tiga kali dalam seminggu mencakup seluruh ruangan yang ada di kantor Kemenkes.
Tak hanya kantor, semua pegawai setelah melakukan tugas bergantian harus menjalani tes swab.
"Dengan swab yang banyak kita bisa temukan semua orang positif COVID-19 karena memang tujuan kami melakukan proteksi pada pegawai supaya mereka bisa terjaga betul kondisi fisiknya dan kinerja ya bisa maksimal,” kata Achmad Yurianto.
Sebelumnya, Achmad Yurianto mengatakan, para pegawai Kemenkes yang positif Covid-19 berstus tanpa gejala.
Namun, menurutnya saat ini sebagian besar pegawai Kemenkes itu sudah sembuh.
"Sekarang yang masih kita suruh isolasi secara mandiri mungkin tidak sampai 10 orang.
Selebihnya sudah sembuh dan sudah bekerja lagi," ujar Yuri sebagaimana dikutip dari siaran pers Kemenkes, Senin (21/9/2020).
Sayangnya, siaran pers tersebut tidak menyebutkan rincian keseluruhan jumlah pegawai yang terpapar Covid-19.
Padahal, beberapa waktu lalu sempat ramai diberitakan Kemenkes menjadi kementerian dengan jumlah kasus penularan Covid-19 tertinggi di antara instansi pemerintah lainnya.
Informasi tersebut disampaikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui situs https://corona.jakarta.go.id/id/data-visualisasi, mengungkap adanya klaster penularan Covid-19 di kementerian, lembaga dan instansi pemerintah.
Data berdasarkan pencatatan hingga 7 September 2020 itu dilengkapi visualisasi yang bersifat sebagai pelengkap (komplemen) dari data Covid-19 Dinas Kesehatan.
Dalam dasbor/visualisasi ini, sumber-sumber data eksternal atau publik juga digunakan untuk memperkaya hasil visualisasi.
Dikutip dari data yang ditampilkan pada Kamis (17/9/2020), diketahui bahwa Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) menjadi klaster dengan jumlah kasus penularan terbanyak.
Tercatat ada 139 kasus penularan Covid-19 di Kemenkes.
Selain itu, data ini juga ditambah dengan jumlah kasus Covid-19 yang ditemukan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes dengan 49 kasus positif.
Berdasarkan data yang sama, kementerian lain dengan kasus penularan tertinggi adalah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan 90 kasus penularan.
Selanjutnya, ada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebanyak 42 kasus penularan.
(*)