Virus Corona Berau

Dipanggil DPRD Berau Terkait Perbedaan Hasil Swab, Begini Penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Berau

Kepala Dinkes Berau Iswahyudi memenuhi panggilan DPRD Berau untuk rapat dengar pendapat terkait perbedaan hasil pemeriksaan Swab.

Editor: Junisah
TRIBUNKALTIM.COM
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Iswahyudi saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan DPRD Berau, Senin (5/10/2020). 

TRIBUNKALTARA. COM, TANJUNG REDEB - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Iswahyudi memenuhi panggilan DPRD Berau untuk rapat dengar pendapat terkait perbedaan hasil pemeriksaan Swab terhadap pasien Covid-19 yang ada di Berau dan di Balikpapan.

Rapat dengar pendapat tersebut dipimpin langsung ketua komisi 1 DPRD Berau Peri Kombong dan berlangsung di ruang rapat gabungan komisi di kantor DPRD Berau Jl Jend Gatot Subroto, Kecamatan Tanjung Redeb, Berau, Senin (5/10/2020).

Ditemui usai rapat, Iswahyudi mengatakan apa yang dilakukan DPRD tersebut mewakili masyarakat yang bertanya-tanya terkait perbedaan hasil laboratorium di Berau dengan RS yang ada di Balikpapan.

"DPRD ini mewakili masyarakat untuk mengetahui bagaimana proses pemeriksaan, tadi dijelaskan bahwa klinik Tirta telah melakukan pekerjaannya sesuai SOP yang ada," ungkap Iswahyudi.

"Yaitu pemeriksaan dilakukan baik klinik, laboratorium sampai terkhir analitik dan semua dilakukan sesui prosedur dan profesional," tuturnya.

Virus Corona di Bulungan Bertambah Lagi, Dinkes Sebut 45 Persen dari Kasus Impor

Tim Itjen TNI Tiba di Malinau Gunakan Helikopter, Brigjen TNI Fauzi Rusli Sebut Dirinya Terharu

Pencegahan Covid-19 di Karang Harapan Tarakan, Satgas TMMD Lakukan Penyemprotan Disinfektan

Lanjut Iswahyudi, terkait kasus hasil pemeriksaan PCR di Berau negatif kemudian di Balikpapan positif hal tersebut bukan baru namun sudah beberapa kasus terdapat hal demikian.

"Itu bukan kasus pertama kali tetapi cukup banyak data yang seperti itu, bahkan itu juga yang membuat beberapa pasien dari klaster Gowa, Sulsel yang memakan waktu cukup lama bahkan sampai tiga bulan menjalani perawatan karena seperti hal tersebut dinyatakan negatif kemudian diperiksa kembali ternyata positif dan itu berulang," jelas Iswahyudi.

"Jadi tidak ada masalah terkait permasalah tersebut dan kami memberi penjelasan ke DPRD kalau ingin melakukan perbandingan harus equel yaitu sempel yang sama dilakukan di lab berbeda misalnya Litbangkes di Samarinda, tapi jika sampel berbeda dan Lab berbeda tidak bissa dibandingkan karena variabel yang berbeda," tuturnya.

Iswahyudi menambahkan jika Covid-19 memiliki banyak macam implementasi sehingga diperlukan sistem pemeriksaan harus dua kali Swab untuk meminimalisir hal-hal yang meragukan.

Ketua Komis 1 DPRD Berau Peri Kombong mengatakan rapat dengar pendapat tersebut untuk menjawab keraguan masyarakat terkait hasil Swab PCR di RSUD maupun di klinik Tirta. Pasalnya hasil pemeriksaan di Berau dengan rumah sakit yang ada di Balikpapan memiliki hasil yang berbeda.

Sehingga hasil pemeriksaan tersebut diragukan masyarakat bahkan banyak dikaitkan dengan keadaan politik yang ada di Berau saat ini.

"Jadi ini untuk menjawab keraguan masyarakat terkait perbedaan hasil Swab atau rapid yang dilakukan klinik Tirta atupun rumah sakit dengan hasil yang ada di Balikpapan jangan sampai perbedaan ini dikaitkan dengan situasi politik saat ini," tegas Politisi partai Gerindra tersebut.

Peri mengatakan dari hasil penjelasan dokter yang bertugas di klinik Tirta maupun pihak rumah sakit perbedaan hasil memang bukan hal mustahil hal itu disebabkan karena berbagai faktor.

Detik-detik Denny Caknan Panggil Happy Asmara ke Atas Panggung, Mbok Sing Romantis Koyo Liyane

Pesta Seks di Rumah Kosong, Tiga Perempuan Ini Mengaku Pernah Berhubungan Badan dengan Pasangan Lain

"Mereka menjelaskan dengan profesional bahwa mereka bekerja secara profesional dan alat mereka pakai juga sudah direkomendasikan oleh Kemenkes," tuturnya.

"Dan dari penjelasan tadi juga disampaikan bahwa meski sama-sama direkomendasikan Kemenkes namun alat yang digunakan berbeda dengan alat yang di Balikpapan. Termasuk hasilnya, bahwa yang membedakan itu bisa karena waktu, mesin yang digunakan jadi banyak faktor yang mempengaruhi hasil tersebut," jelasnya.

Sehingga Peri berharap masyarakat tidak mengaitkan hasil pemeriksaan tersebut dengan situasi politik yang terjadi di Bumi Batiwakkal saat ini.

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved