Virus Corona
Detik-detik Warga Mengamuk Lempari Petugas Medis dan Ambulans, Rebut Paksa Jenazah Reaktif Covid-19
Simak detik-detik Warga Mengamuk Lempari Petugas Medis dan Ambulans, Rebut Paksa Jenazah Reaktif Covid-19, kejadian di Probolinggo Jawa Timur
TRIBUNKALTARA.COM - Simak detik-detik Warga Mengamuk Lempari Petugas Medis dan Ambulans, Rebut Paksa Jenazah Reaktif Covid-19, kejadian di Probolinggo Jawa Timur.
Beredar video di media sosial memperlihatkan sejumlah warga melempari ambulans yang mengangkut jenazah pasien reaktif Covid-19.
Warga berteriak histeris dan menjerit, hingga melempari petugas medis yang berada di dalam ambulans.
Dari penelusuran, peristiwa itu terjadi di Desa Gunggungan Lor, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, Minggu (4/9/2020), hingga videonya viral di medsos.
Koordinator Pengamanan dan Penegakan Hukum Satgas Penanganan Covid-19 Ugas Irwanto mengatakan, ambulans itu membawa jenazah M (70) ke rumah duka.
M sebelumnya sakit sesak napas dan dibawa ke Rumah Sakit Rizani Kecalatan Paiton pada Sabtu (3/10/2020).
• KPU Tetapkan Batas Maksimal Sumber Dana Kampanye Perseorangan dan Perusahaan di Pilkada Nunukan
• Hasil Seleksi Terbuka JPT Pratama Pemprov Kaltara Diumumkan, Kemendagri Belum Izinkan Pelantikan
• Sadar Putrinya Semakin Mesra dengan Rizky Billar, Ayah Lesti Kejora Siap Terima Lamaran
• Perangkat Desa di Ponorogo Selingkuh dengan Istri Warga, Terungkap Sudah 5 Kali Berhubungan Badan
Saat masuk ke rumah sakit, M menjalani rapid test dan hasilnya reaktif.
Pihak RS lalu melakukan tes swab, tapi M meninggal sebelum hasil tes swab keluar.
Tim medis rumah sakit memberlakukan pemulasaraan dan pemakaman menggunakan protokol Covid-19.
Keluarga M juga setuju untuk dimakaman sesuai protokol.
Jenazah M lalu diantar ke rumah duka.
Namun, keluarga dan para warga menolak dimakamkan secara protokol Covid-19.
Mereka kemudian merebut dan mengeluarkan jenazah dari dalam peti kemudian menguburkannya secara normal.
Tak hanya menolak pemakaman M secara protokol Covid-19 itu, sejumlah warga juga mengusir dan melempar mobil ambulans dengan batu dan kayu.
"Peristiwa itu sangat disayangkan karena di saat pihak keluarga sudah menerima proses pemulasaran dengan protokol kesehatan, ternyata setelah di rumah duka berubah pikiran dan cenderung anarkis.