Boikot Barang Prancis Arie Untung Buang Tas-tas Berharga Ratusan Juta 'Nggak Layak Ada di Lemari'

Boikot barang Prancis Arie Untung buang tas-tas berharga ratusan juta 'Nggak layak ada di lemari'. Ini buntut dari Presiden Prancis menghina Islam.

Instagram/ariekuntung
Arie Untung dan Fenita. Instagram/ariekuntung 

Temen2 muslim jgn response balik hina kepercayaan apapun, kita jd pribadi2 yg sabar

Hidup berdampingan damai dng yg berbeda kepercayaan adalah kelembutan yg diajarkan Rasulullah saw."

Selain itu menurut Arie, momen ini bisa menjadi kesempatannya untuk lebih mencintai produk dalam negeri.

"Sekalian utk naikin ekonomi kita

Mending pake produk dalam negri aja yuk ukm2 banyak yg bagus2

Yg Harganya memang lebih murah, tapi value nya kita sekalian bisa saling membantu pengusaha lokal," tulis Arie berpesan.

Baca juga: Paul Pogba Murka Disebut Keluar dari Timnas Gara-gara Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron

Baca juga: Paul Pogba Mundur Dari Timnas, Diduga Gara-gara Ucapan Presiden Prancis Soal Agamanya

Gelombang Boikot Negara-negara Arab terhadap Produk-produk Perancis Dimulai

Seruan memboikot produk-produk asal Prancis tumbuh di sejumlah negara mayoritas Muslim.

Ini terjadi setelah Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyatakan bahwa menggambarkan Nabi Muhammad sebagai kartun bukan hal yang salah.

Dilansir CNN, Macron menyatakan demikian pekan lalu sebagai penghormatan kepada guru sekolah menengah yang dibunuh.

Guru bernama Samuel Paty itu dipenggal kepalanya awal Oktober ini dalam serangan teror di wilayah pinggiran Paris.

Paty dihabisi setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas dan menganggapnya sebagai kebebasan berekspresi.

Presiden Macron mengatakan Prancis tidak akan 'menyerah' dengan kasus kartun Nabi Muhammad dan mengaku akan menindak Islamisme ekstrim di negaranya.

Hal ini memicu demonstrasi dan boikot produk Prancis di sejumlah negara mayoritas Muslim.

"Saya menyerukan kepada orang-orang, jangan mendekati barang-barang Prancis, jangan membelinya," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Senin (26/10/2020) saat berpidato di Ankara.

Sumber: TribunStyle.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved