Sebut Pengeroyokan TNI oleh Rombongan Moge Cuma Masalah Kecil, Jenderal Eks Pangkostrad Dikecam IPW

Sebut pengeroyokan TNI oleh pengendara moge cuma masalah kecil, Jenderal eks Pangkostrad, Djamari Chaniago dikecam IPW.

Tangkapan Layar YouTube KompasTV
Pimpinan rombongan moge, Djamari Chaniago Diminta tarik ucapannya yang anggap kasus pengeroyokan TNI sebagai masalah kecil. (Tangkapan Layar YouTube KompasTV) 

TRIBUNKALTARA.COM - Sebut pengeroyokan TNI oleh pengendara moge cuma masalah kecil, Jenderal eks Pangkostrad, Djamari Chaniago dikecam IPW.

Kasus pengeroyokan TNI oleh rombongan pengendara moge Harley Davidson di Bukittinggi, Sumatera Barat, terus mendapat perhatian publik.

Apalagi rombongan moge Harley Davidson ternyata dipimpin seorang Jenderal bintang tiga eks Pangkostrad Letjen (Purn) Djamari Chaniago.

Dilansir dari Tribunnews.com, dalam list anggota rombongan yang diperoleh Kompas TV, Minggu (1/11/2020), terdapat nama Djamari Chaniago.

Diketahui, Djamari Chaniago merupakan ketua Harley Davidson Owner Group ( HOG ) Siliwangi Bandung Chapter Indonesia.

Baca juga: Buka Suara Rombongan Moge Keroyok TNI, Jenderal Djamari Chaniago: Jangan Lagi Kau Tanya-tanya!

Diketahui Djamari Chaniago memimpin rombongan yang sedang touring dengan tujuan Sabang, Aceh.

Touring yang diikuti 21 pengendara ini bertajuk Long Way Up Sumatera Island, dan berlangsung 29 Oktober hingga 8 November 2020.

Sejatinya, permasalahan pengeroyokan anggota TNI di Bukittinggi disebutkan telah selesai dengan cara damai.

Eks Pangkostrad, Djamari Chaniago sebagai ketua rombongan telah menyampaikan permintaan maafnya.

Namun Pangdam Bukit Barisan Mayjen Irwansyah memerintahkan anggota TNI untuk melaporkan tindak penganiayaan itu ke Polres.

Pelaporan tersebut dilakukan saat Djamari Chaniago dan rombongannya sedang bersilaturahmi dengan Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara.

Kini Djamari Chaniago disorot dalam kasus pengeroyokan TNI yang dilakukan anak buahnya.

Bahkan Djamari Chaniago dikecam lantaran sempat mengatakan kasus pengeroyokan TNI itu sebagai masalah kecil kesalahpahaman.

Diminta Cabut Pernyataan

Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane menilai Letnan Jenderal (Purn) Djamari Chaniago harus mencabut pernyataannya, yang menganggap kasus pengeroyokan TNI adalah masalah kecil.

" IPW menilai pernyataan Djamari itu sangat tidak mendidik dan sangat mengedepankan sikap arogansi dari seorang pensiunan militer," kata Neta kepada Warta Kota, Minggu (1/11/2020).

Seharusnya kata Neta, sebagai pimpinan kelompok moge, Djamari Chaniago meminta maaf kepada masyarakat, karena anggota rombongannya sudah berbuat arogan.

Tidak hanya kepada masyarakat umum di jalanan, tapi juga kepada anggota TNI yang dikeroyok.

" Sikap Djamari Chaniago yang arogan itu tidak pantas ditiru dan akan membuat dirinya akan dicibir oleh masyarakat luas.

"Pada akhirnya itu akan merugikan dirinya sendiri sebagai pensiunan TNI, yang seharusnya dihormati publik," ujar Neta.

Untuk itu kata Neta, IPW berharap, sebagai purnawirawan Jenderal bintang tiga eks Pangkostrad, mau berjiwa besar mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada masyarakat luas.

"Khususnya kepada kedua prajurit TNI yang sedang terbaring di rumah sakit akibat dikeroyok anggota masyarakat sipil pengguna moge, anggotanya," kata Neta.

"Seharusnya Djamari Chaniago bisa berkomentar lebih santun dan kebapakan dalam melihat kasus ini," tambahnya.

Belajar dari kasus ini, menurut Neta, sudah saatnya para petinggi yang menjadi pimpinan kelompok motor gede mengingatkan para anggotanya, agar tidak bersikap arogan di jalanan dan tidak bersikap ugal-ugalan atau tidak menjadi raja jalanan seperti geng motor yang banyak dikeluhkan masyarakat.

"Jika pengendara moge bersikap ugal-ugalan seperti geng motor, bukan mustahil masyarakat akan memberi perlawanan pada mereka, dan pengendara moge akan menjadi musuh masyarakat di jalanan," katanya.

Baca juga: UPDATE Nasib Pengendara Motor Gede Pimpinan Jenderal Eks Pangkostrad Pengeroyok Anggota TNI

Neta mengatakan para purnawirawan yang menjadi pimpinan kelompok pengendara moge, jangan mau menjadi bamper dan backing atas keugal-ugalan anggotanya.

"Jika tidak, mereka akan dicibir dan tidak dihargai publik.

IPW mendesak Polda Sumbar memproses kasus ini dengan Promoter," katanya.

Selain dikenakan pasal telah melakukan penganiayaan, menurut Neta, pengendara moge itu harus dikenakan pasal berlapis, yakni melawan aparatur negara.

"Dan sebaiknya kasus ini diselesaikan di pengadilan agar ada efek pembelajaran agar pengendara moge tidak bersikap seenaknya ugal-ugalan dan pimpinannya tidak arogan atau menganggap sepele persoalan yang ada, yang sudah membuat masyarakat terluka," papar Neta.

Djamari Chaniago: Cuma kesalahpahaman

Pimpinan rombongan Harley Davidson Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC) Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago, menjelaskan insiden pengeroyokan 2 anggota TNI terjadi karena kesalahpahaman akibat padatnya jalanan.

Selaku ketua rombongan, Djamari Chaniago mengatakan bahwa dirinya sudah meminta maaf kepada korban juga kepada Komandan Kodim (Dandim) 0304 Agam atas kejadian tersebut.

Djamari berharap permasalahan ini dapat diselesaikan dengan jalur kekeluargaan.

"Sudah selesai, jangan lagi kau tanya-tanya. Sudah kumpul semua, pak Dandim ada, Subdenpom juga ada. Sudah damai, itu kan cuma kesalahpahaman saja," ungkap Djamari Chaniago mengutip tayangan Kompas TV.

Selanjutnya, Jenderal eks Pangkostrad dan Kasum TNI ini menjelaskan, rombongannya berencana akan menghabiskan waktu selama 2 hari di Provinsi Sumatera Barat, sebelum kemudian melanjutkan perjalanan ke titik nol kilometer di Sabang, Provinsi Aceh.

Iaun meminta persoalan ini tidak dibesar-besarkan.

"Ah gak ada apa-apa, naik motor terus ini aja padat sekali, jatuh mungkin gitu kan," katanya.

Kegiatan touring tersebut dalam agenda touring bertajuk "Long Way Up Sumatera Island" yang rencananya berlangsung dari 29 Oktober 2020 hingga 7 November 2020 mendatang.

Simak videonya berikut:

Sebelumnya viral di media sosial video pengeroyokan yang dilakukan anggota HOG SBC Bandung terhadap 2 personel TNI anggota Kodim 0304 Agam.

Pengeroyokan tersebut terjadi di Simpang Tarok, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

Polisi telah menetapkan 4 orang anggota HOG SBC Bandung sebagai tersangka.

Cuplikan dua potong video tersebut telah tersebar di media sosial instagram.

Video tersebut diposting oleh akun Instagram @tnilovers18.

Dari video itu, terlihat korban didorong sampai tersungkur ke lantai.

Setelah tersungkur, terlihat ada kaki yang memakai sepatu menendang kepala korban.

Akun itu juga menceritakan kronologi kejadian pengeroyokan itu.

"Kronologi lengkap Pemukulan 2 Anggota TNI Oleh Rombongan Motor Harley Davidson (Moge).

Pada Hari Jum'at tanggal 30 Oktober 2020 pukul 16.40 WIB telah terjadi tindakan Penganiayaan /Pemukulan (Pengeroyokan) terhadap Anggota Unit Intel Kodim 0304/Agam oleh rombongan motor Harley Davidson ( moge ) di Simpang Tarok Kel. Tarok Dipo Kec. Guguk Panjang Kota Bukittinggi.

Baca juga: Setelah Personel TNI, Giliran Oknum Brimob Jadi Pemasok Senjata Api M-16 dan M4 ke KKB Papua

Baca juga: Aksi Heroik Prajurit TNI Curi Perhatian, Nekat Masuk Parit Kotor hingga Bantu Biaya Pengobatan Bayi

Baca juga: Rekam Jejak Letjen TNI Joni Supriyanto Sebelum Jabat Kepala Badan Intelijen Strategis TNI

Kronologi kejadian:

Sekitar pukul 16.40 WIB Serda Mistari bersama Serda Yusuf berboncengan menggunakan sepeda motor jenis Honda Beat melintas Jln. Dr Hamka Kel. Tarok Dipo Kec. Guguk Panjang Kota Bukittinggi.

Dari kejauhan terdengar suara sirene mobil Patwal Polres Bukittinggi, mendengar suara sirene tersebut Serda Yusuf meminggirkan kendaraannya dan memberikan jalan kepada mobil Patwal Polres Bukittinggi dan diiringi oleh rombongan motor Harley Davidson.

Setelah habis rombongan Serda Yusuf melanjutkan perjalanan menuju Makodim, namun dari belakang datang rombongan motor Harley Davidson yang terpisah dari rombongan dan menggeber motornya sehingga Serda Yusuf terkejut dan hampir jatuh.

Karena kejadian tersebut Serda Yusuf mengejar dan memberhentikan motor Harley Davidson tersebut, namun setelah berhenti rombongan Motor Harley Davidson langsung mengejar Serda Yusuf dan mengeroyok Serda Yusuf dan Serda Mistari.

Saat dipukuli, Serda Yusuf dan Serda Mistari sudah menyampaikan bahwa mereka adalah anggota TNI, namun tidak didengar dan diancam akan ditembak.

Seketika dengan kejadian tersebut, masyarakat ramai dan ada yang sempat merekam video kejadian tersebut dan melerai pemukulan terhadap 2 (Dua) orang tersebut oleh rombongan motor Harley Davidson.

Setelah dilerai masyarakat, rombongan pengendara moge Harley Davidson melanjutkan perjalanan menuju Novotel Kota Bukittinggi, sedangkan Serda Yusuf dan Serda Mistari melaporkan kejadian tersebut kepada Perwira Piket Kodim 0304/Agam.

(*)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Sebut Pengeroyokan oleh Rombongan Moge Masalah Kecil, Djamari Chaniago Diminta Tarik Pernyataan, https://jabar.tribunnews.com/2020/11/02/sebut-pengeroyokan-oleh-rombongan-moge-masalah-kecil-djamari-chaniago-diminta-tarik-pernyataan?page=all.
Editor: Seli Andina Miranti
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved