Tongkrongan Baru Millenial, Cafe Kuliner Pesisir Pasar Malam Nunukan Ramai Pengunjung
Tongkrongan baru millenial, Cafe Kuliner Pesisir Pasar Malam Nunukan ramai pengunjung.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Tongkrongan baru millenial, Cafe Kuliner Pesisir Pasar Malam Nunukan ramai pengunjung.
Setelah 4 hari diresmikan Pemerintah Kabupaten ( Pemkab) Nunukan, Cafe Kuliner Pesisir Pasar Malam Nunukan ramai dikunjungi millenial.
Cafe yang berada di sebuah gang tepat di belakang pasar malam Nunukan ini akrab dikenal dengan sebutan Pesisir.
Baca juga: Dianggap Musuh Amerika Serikat, China Akhirnya Ucapkan Selamat ke Rival Donald Trump, Joe Biden
Baca juga: Tiba di Sport Centre Bulungan, 724 Kotak Suara untuk Persiapan Pilkada Disemprot Disinfektan
Baca juga: Kabar Terbaru Video Mesum Mirip Gisel, Siap-siap Polisi Sudah Jadwalkan Periksa Gisella Anastasia
Selain itu, dari pantauan TribunKaltara.com, cafe Pesisir juga berada persis di pinggir laut dengan konsep outdoor (ruang terbuka).
Halaman cafe Pesisir yang berbentuk semenisasi sering dilalui kendaraan motor dan mobil, sehingga batu kerikil jalanan bermunculan.
Hal itu yang membuat sekitar cafe Pesisir jadi tampak berdebu saat dilalui kendaraan.
Namun, semakin sore cafe Pesisir ini ramai dikunjungi sebagian besar millenial.
Nurul (26), seorang pengunjung mengaku cafe Pesisir cocok untuk dijadikan tempat tongkrongan di sore hari.
Bukan tanpa alasan, selain karena bisa menikmati pemandangan laut di sore hari, setiap gerai di cafe Pesisir memiliki varian warna yang enak dipandang.
"Aku baru pertama kali ke sini. Itupun taunya dari postingan teman-teman di Facebook. Jadi, tadi dari pasar langsung mampir ke sini. Pemandangan laut sore hari di sini bagus, gerainya bervarian warnanya, jadi enak dipandang," kata Nurul saat ditemui sedang menikmati Burger bersama rekannya, Jumat (13/11/2020), pukul 17.00 Wita.
Meskipun ramai dikunjungi, menurut Nurul jalan semenisasi di sekitar cafe Pesisir perlu diperbaiki.
Pasalnya, ketika dilalui kendaraan jalan tersebut jadi berdebu, sehingga kenyamanan pengunjung untuk menikmati hidangan jadi terganggu.
"Kita lagi makan terus mobil atau motor lewat, kan jadi berdebu, kurang nyaman jadinya. Selain itu juga, pencahayaan kalau malam perlu ditambahkan, live musik juga, termasuk foto booth, jadi bisa lebih ramai," ucap Nurul.
Sementara itu, Atika (20), pengunjung cafe Pesisir mengatakan, perlu ada atensi dari pemerintah Kabupaten Nunukan mengenai limbah sampah yang masih banyak dibuang ke laut.
"Pemandangan laut jadi terganggu dengan limbah sampah yang dibuang sembarangan. Perlu ada perhatian dari pemerintah. Warga sekitar juga jangan buang sampah ke laut," ungkap Atika.
Terpisah, Raudah (38), pemilik gerai Cemanggi, mengatakan pendapatan yang ia peroleh selama berjualan di cafe Pesisir lebih besar dibanding saat berjualan di alun-alun.
"Kalau di alun-alun, mungkin karena di tengah kota jadi orang hanya lewat membeli saja. Beda kalau di sini di pinggir laut, sore hari bagus tempatnya jadi ramai pengunjung. Pendapatan saya sebesar Rp 1 juta per malam, kalau di alun-alun hanya Rp 500 ribu per malam," tutur Raudah yang juga pelaku UMKM Nunukan.
Baca juga: UPDATE Tambah 13, Kasus Covid-19 di Tarakan Menjadi 427, Satgas Corona Sebut ada Kluster Perkantoran
Baca juga: Lebih 2 Pekan Tanpa Kasus Covid-19, Surat Rapid Test Tetap Wajib Ditunjukkan di Kabupaten Malinau
Baca juga: Maju di Pilkada, Penggantian Antar Waktu Anggota DPRD Kaltara Berproses di Kemendagri
Meskipun belum ada retribusi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan, Raudah mengaku membayar uang kebersihan dan keamanan Rp 9 ribu per bulan.
"Di sini hanya bayar uang kebersihan dan keamanan Rp 9 ribu per bulan. Kebutuhan kami penjual untuk sementara air bersih dan listrik, Pemkab Nunukan mungkin bisa ada perhatian Pemkab Nunukan soal ini," ujar Raudah.
Sekadar informasi, harga makanan ringan termasuk minuman jenis kopi dan ice mulai harga Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu.