TNI Copot Baliho Revolusi Ahlak Habib Rizieq Berbuntut Panjang, FPI Tuntut Revolusi Mental Dicabut
TNI copot baliho Revolusi Ahlak Habib Rizieq berbuntut panjang, FPI tuntut Revolusi Mental dicabut.
TRIBUNKALTARA.COM - TNI copot baliho Revolusi Ahlak Habib Rizieq berbuntut panjang, FPI tuntut Revolusi Mental dicabut.
Masih tidak terima dengan pencopotan baliho Revolusi Ahlak Habib Rizieq, FPI menuntut keadilan agar pemerintah pun bisa mencabut seluruh baleho bertuliskan Revolusi Mental.
Pasalnya, FPI meliat kata revolusi yang dibubuhkan pada baliho tersebut dinilai dapat memecah belah persatuan bangsa.
Begitu pula dengan Revolusi Mental, yang digaungkan Presiden Joko Widodo pun dianggap memiliki sifat yang sama.
Akhirnya FPI tuntut keadilan, baliho Revolusi Ahlak Habib Rizieq Shihab dicopot TNI, soroti revolusi mental Jokowi.
Aksi TNI menurunkan baliho Front Pembela Islam atas perintah Pangdam Jaya menuai pro dan kontra.
Diketahui, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memerintahkan prajurit melepas spanduk bergambar Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab di berbagai titik.
Belakangan, FPI juga menyorot baliho pilkada maupun revolusi mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo ( Jokowi).
Kuasa hukum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar meminta keadilan bagi penurunan paksa baliho terkait Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab alias Habib Rizieq.
Hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Minggu (22/11/2020).
Baca juga: Resmi, Jadwal Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12, Ada Deadline 15 Desember, Cek prakerja.go.id
Baca juga: Kabar Terbaru Irjen Napoleon, Ditahan dengan Buronan yang Ditangkapnya Sendiri, Bongkar Kejanggalan
Baca juga: Update Ramalan Zodiak Senin 23 November 2020, Kenapa Taurus Tak Aman? Gemini Malam yang Romantis
Baca juga: Pencairan BLT Guru Honorer akan Tutup, Masih Ada Kesempatan, Cek Info Login info.gtk.kemdikbud.go.id
Diketahui sejumlah baliho bermuatan gambar Rizieq dan ajakan "revolusi akhlak" di berbagai daerah di Jakarta diturunkan oleh anggota TNI.
Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengakui penurunan baliho tersebut atas perintahnya.
Menanggapi hal itu, Aziz menilai ada ketidakadilan dalam menindak ormas FPI.
Ia berpendapat ada isu politik yang terlibat dalam penurunan baliho-baliho terkait FPI tersebut.
"Kita menyikapi sebagaimana sudah kita sampaikan sebelumnya, bahwa ini adalah bagian dari kebijakan politik negara terhadap kami," kata Aziz Yanuar.
Menurut dia, kebijakan tersebut terkesan tidak adil.
"Kemudian yang kedua kita minta kebijakan politik negara ini harus bersikap adil," tegasnya.
Diketahui hal yang dikecam Pangdam Jaya adalah ajakan "revolusi akhlak" yang digaungkan Rizieq Shihab.
Ajakan itu dinilai dapat menimbulkan perpecahan di antara umat beragama.
Selain itu, "revolusi akhlak" mirip dengan seruan "revolusi mental" yang menjadi satu dari isi kampanye Presiden Joko Widodo ( Jokowi).
Aziz menegaskan seharusnya baliho yang mengajak "revolusi mental" dan baliho berisi kampanye pilkada seharusnya diturunkan karena tidak sesuai aturan pemasangan.
"Artinya baliho revolusi mental juga diturunkan.
Baliho-baliho pilkada juga diturunkan," komentar Aziz.
"Sama-sama juga, mereka (baliho) kalau jatuh menimpa pengemudi atau pengendara motor 'kan berbahaya," ungkitnya.
Diketahui Pangdam Jaya juga menyorot pemasangan baliho FPI tidak sesuai peraturan daerah (perda) setempat yang berlaku.
Aziz lalu meminta keadilan dalam hal itu.
Baca juga: Info GTK Terbaru, BLT Guru Honorer Cair, Cek Nama Penerima info.gtk.kemdikbud.go.id, Dipotong Pajak
"Artinya kalau memang ini bagian dari kebijakan politik negara, mari kita bersikap adil," tegas Aziz Yanuar.
"Sederhana aja kok, kami juga yakin rakyat Indonesia semuanya ingin yang namanya keadilan. Makanya kami minta keadilan," tandasnya.
Respon Mantan Kepala BAIS
Publik tengah ramai seusai Pangdam Jaya TNI Mayjen Dudung Abdurrahman menyebut dengan tegas, bahwa dirinyalah yang memerintahkan pasukan TNI untuk mencopot baliho bergambar Habib Rizieq Shihab yang dipasang secara ilegal di wilayah Jakarta.
Pencopotan baliho pemimpin Front Pembela Islam (FPI) itu sontak menuai pro dan kontra dari berbagai pihak.
Menanggapi pencopotan tersebut, Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI Laksda TNI (purn) Soleman B. Ponto tegas menyetujui dan membenarkan apa yang dilakukan oleh Pangdam.
Pernyataan itu disampaikan olehnya lewat acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Sabtu (21/11/2020).
"Perlu saya tegaskan bahwa apa yang dilaksanakan oleh Pangdam itu sudah benar," tegas Soleman Ponto.
Soleman Ponto kemudian mengatakan, apa yang dilakukan oleh anggota TNI sudah sesuai dengan atura perundangan yang berlaku.
Baca juga: Update Liga Italia, Rapor Lengkap Pemain AC Milan Lawan Napoli, 3 Pilar Nilai 7 Selain Ibrahimovic
Ia mengatakan TNI kini telah tunduk kepada Undang-Undang 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
Soleman Ponto lanjut menyinggung soal tugas-tugas TNI yang terkandung dalam UU tersebut.
Tugas-tugas yang disinggung oleh Soleman Ponto di antaranya adalah menegakan kedaulatan, melindungi bangsa, dan melindungi keutuhan wilayah.
Ia juga mengatakan bahwa TNI bertugas untuk membantu pemerintah daerah, kepolisian dalam menertibkan masyarakat.
"Presiden dapat mengerahkan TNI, jadi dalam hal ini presiden sudah pasti sudah memerintahkan kepada TNI untuk melaksanakan tugas pokoknya," terang Soleman Ponto.
Soleman Ponto menjelaskan bahwa Pangdam Jaya telah mendapat perintah dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menjaga agar jangan sampai bangsa terpecah belah.
Dirinya mengibaratkan baliho bergambar Rizieq Shihab itu layaknya gunung es yang mana hanya sebagian kecil yang nampak di permukaan.
"Kelihatannya hanya baliho, kita hanya melihat baliho," kata Ponto.
Ponto menuturkan, maksud di balik baliho itu hanya diketahui oleh intelijen yang dimiliki oleh Pangdam Jaya.
"Baliho itu hanya sepertiga dipermukaan, 2/3 di bawah hanya yang melihat intelijen yang ada di belakang Pangdam semua," papar Ponto.
"Kalau 2/3 ini muncul dipermukaan sudah pasti bangsa ini hancur."
"Itulah sebabnya sebelum bangsa ini hancur akibat adanya baliho ini maka itu adalah tugas TNI," tandasnya.
"Kelihatannya hanya baliho, kita hanya melihat baliho," kata Ponto.
Ponto menuturkan, maksud di balik baliho itu hanya diketahui oleh intelijen yang dimiliki oleh Pangdam Jaya.
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta 23 November 2020, Ada Adegan di Ranjang, Mama Rosa Tinggal Bareng Al dan Andin
"Baliho itu hanya sepertiga dipermukaan, 2/3 di bawah hanya yang melihat intelijen yang ada di belakang Pangdam semua," papar Ponto.
"Kalau 2/3 ini muncul dipermukaan sudah pasti bangsa ini hancur."
"Itulah sebabnya sebelum bangsa ini hancur akibat adanya baliho ini maka itu adalah tugas TNI," tandasnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Spanduk Habib Rizieq Dicopot Paksa, FPI Minta Keadilan: Baliho Revolusi Mental juga Diturunkan, https://wow.tribunnews.com/2020/11/23/spanduk-habib-rizieq-dicopot-paksa-fpi-minta-keadilan-baliho-revolusi-mental-juga-diturunkan?page=all.