Dinas Perdagangan Nunukan Sidak Antisipasi Kelangkaan Barang Akhir Tahun, Masyarakat tak Perlu Cemas
Dinas Perdagangan Nunukan sidak antisipasi kelangkaan barang akhir tahun, masyarakat tak perlu cemas.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Dinas Perdagangan Nunukan sidak antisipasi kelangkaan barang akhir tahun, masyarakat tak perlu cemas.
Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan, lakukan pengecekan stok barang kebutuhan pokok di 14 agen barang yang ada di pulau Nunukan, Kalimantan Utara ( Kaltara).
Hal itu dilakukan, sebagai langkah antisipasi pemerintah daerah Nunukan terhadap stok barang kebutuhan pokok di akhir tahun 2020 ini.
Baca juga: Pandemi Covid-19 jadi Penyebab Stok Darah A dan B Kosong, PMI Bulungan Buka Pintu Bagi Pendonor
Baca juga: Stok Golongan Darah A dan B Kosong Hari Ini, PMI Bulungan Ngaku Harap-harap Cemas
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Segini Harga Daging Sapi di Pasar Induk Tanjung Selor
Pengecekan stok barang kebutuhan pokok, dilakukan terhadap 14 agen barang yang ada di Bumi Penikindi Debaya itu.
Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan melalui, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (Perdagri), Samsul Daris mengatakan, barang kebutuhan pokok masyarakat Nunukan didistribusi dari Sulawesi dan Surabaya setiap minggunya.
Bahkan, ia meminta masyarakat Nunukan untuk tidak khawatir akan kelangkaan barang kebutuhan pokok jelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Distribusi barang kebutuhan pokok dari Sulawesi dan Surabaya itu setiap minggu ada. Biasanya hari Senin. Kapal yang memuat stok barang ada dua KM Thalia dan KM Queen Soya. Jadi masyarakat Nunukan tidak perlu khawatir," kata pria yang akrab disapa Samsul itu kepada TribunKaltara.com, Rabu (2/12/2020), pukul 13.00 Wita.
Meskipun, 80 persen barang kebutuhan pokok bergantung dari Sulawesi dan Surabaya, namun untuk Nunukan masih surplus beras komersial.
Diketahui, ada 190 ton beras tiap minggunya didatangkan dari Sulawesi.
"Hampir 80 persen kita bergantung dari Sulawesi dan Surabaya, tapi lebih banyak memang barang dari Sulawesi. Kita juga surplus beras makanya masih sering distribusi beras ke Malianu dan Tana Tidung, permintaan dari sana. Surplus itu barang komersial bukan barang produksi. Barang dari Sulawesi yang berlebihan, makanya dikirim ke sana," ucap Samsul.
Adapun jenis barang kebutuhan pokok yang didistribusikan dari Sulawesi, Surabaya, Tarakan dan Tawau yakni minyak goreng, beras, tepung, gula, telur ayam, jagung pecah, kacang tanah, bawang merah dan putih, daging beku, tomat, kol, cabe kecil dan besar, cabe keriting, kentang, tepung beras, tepung pulut, tepung kanji, dan minyak tawon.
Selain beras, telur ayam juga masih sering didistribusikan ke Tarakan, akibat terjadi surplus.
Baca juga: Gas Elpiji 3 Kg Langka, Wali Kota Tarakan dr Khairul Minta Pengoperasian SPBE Dipercepat
Baca juga: Jumlah Pelaku Usaha Meningkat Saat Pandemi Covid-19, Begini Kata Kepala Disperindagkop Nunukan
Baca juga: Gas Elpiji 3 Kg di Tarakan Alami Kelangkaan, Warga Sebut Ada Pengecer Jual Sampai Rp 85 Ribu
"Telor ayam harganya Rp45 ribu belum ada perubahan. Kalau soal kenaikan harga barang itu hukum ekonomi. Barang langka, otomatis harga di pasaran pun naik, begitupun sebaliknya," tutur Samsul.
Sementara itu, soal persediaan daging, Samsul mengaku, masih terbilang aman, apalagi daging ayam.
"Kalau sesuai data, daging beku dari Tawau, Surabaya dan Tarakan sebanyak 1200 kg tiap minggu datang. Daging ayam itu banyak produksi lokal," ujarnya.
( TribunKaltara.com / Felis)