Virus Corona
Pedoman Baru Penggunaan Masker dari WHO, Termasuk di Dalam Ruangan, Antisipasi Covid-19
Simak pedoman baru penggunaan masker dari WHO, termasuk di dalam ruangan, antisipasi Covid-19 virus corona.
TRIBUNKALTARA.COM - Simak pedoman baru penggunaan masker dari WHO, termasuk di dalam ruangan, antisipasi Covid-19 virus corona.
Akhirnya Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) memperbarui pedoman pemakaian masker terkait Covid-19.
Pedoman baru penggunaan masker ini dikeluarkan WHO untuk merespons tingginya kasus Covid-19 di dunia.
Tak cuma di luar rumah, pada pedoman baru tersebut, direkomendasikan pula pemakaian masker saat di dalam ruangan.
WHO merekomendasikan penggunaan masker di dalam ruangan saat bersama orang lain, terutama jika ventilasi ruangan dinilai buruk.
WHO menyebut penggunaan masker adalah bagian dari tindakan pencegahan dan pengendalian yang komprehensif untuk membatasi penyebaran Covid-19."
Masker saja, bahkan saat digunakan dengan benar, itu tidak cukup untuk memberi perlindungan atau mengendalikan virus," tulis WHO dalam pedoman terbaru, Selasa (1/12/2020).
Baca juga: Dana Desa Covid-19 Berbasis Swakelola, Amir Bakry : Berdayakan Penjahit Lokal Produksi Masker
Tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi Covid-19 yang lain juga harus dilakukan termasuk mencuci tangan, menjaga jarak minimal satu meter, tidak menyentuh wajah orang lain, etika saat batuk bersin, memiliki ventilasi ruangan yang baik, tes Covid-19, pelacakan kontak, karantina, dan isolasi.
Dilansir Fox News, Kamis (3/12/2020), WHO menyatakan, masker harus digunakan dengan benar untuk perlindungan dan untuk mencegah penularan.
WHO merekomendasikan siapa pun yang dicurigai atau dikonfirmasi terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 wajib memakai masker saat bertatap muka dengan orang lain.
Selain itu, penggunaan, penyimpanan, kebersihan, dan pembuangan masker yang tepat sangat penting untuk efektivitas mencegah penularan virus corona.
Badan tersebut menyarankan untuk selalu menggunakan masker di mana pun, terutama di dalam ruangan saat bertemu dengan orang lain dan ventilasi udaranya tidak memadai.
"Bagi daerah atau kelompok (kluster) yang diketahui atau diduga sebagai sumber penularan Covid-19, WHO mengimbau masyarakat wajib memakai masker non-medis.
Ini seperti di tempat kerja dalam ruangan yang digunakan bersama, sekolah, atau luar ruangan di mana jarak fisik minimal 1 meter tidak dapat dilakukan," tulis pedoman WHO.
"Jika di dalam ruangan, kecuali jika ventilasi ruangan memadai, WHO menyarankan masyarakat harus memakai masker non medis, terlepas dari apakah jarak fisik minimal 1 meter dapat diterapkan."
Berkaitan dengan anak-anak, WHO menyarankan agar tidak menggunakan masker pada anak yang berusia di bawah lima tahun.
"Anak-anak di bawah 5 tahun tidak boleh memakai masker untuk pengendalian sumber Covid-19," kata pedoman baru WHO.
"Untuk anak-anak usia 6 sampai 11 tahun, pendekatan berbasis risiko harus diterapkan pada keputusan untuk menggunakan masker."
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pendekatan berbasis risiko termasuk intensitas penularan SARS-CoV-2, kapasitas anak untuk mematuhi penggunaan masker yang tepat dan ketersediaan pengawasan orang dewasa yang sesuai, lingkungan sosial dan budaya setempat, dan pengaturan khusus seperti rumah tangga dengan kerabat lansia, atau sekolah.
Baca juga: Pakai Masker dan Pelindung Wajah di Reuni 212, Habib Rizieq Beber Kondisinya, Positif Covid-19?
WHO mencatat bahwa informasi mengenai penularan virus corona terus berkembang berdasarkan studi dan data baru yang tersedia, dan dengan demikian, pedoman harus direvisi dan diperbarui.
WHO juga berhati-hati untuk mencatat bahwa pelindung wajah (face shield), saat ini, tidak dianggap setara dengan masker dalam hal mencegah droplets (tetesan pernapasan) atau pengendalian infeksi vrius.
Tanggapan WHO Asal-usul Covid-19
Badan Kesehatan Dunia ( WHO) pda Senin (30/11/2020) bersikeras akan melakukan segala kemungkinan untuk menemukan asal-usul hewan sumber Covid-19.
"Kami ingin mengetahui asal-usulnya dan kami akan melakukan segalanya untuk mengetahuinya," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, dikutip Kompas.com dari AFP.
Pria asal Eritrea itu bersikeras bahwa WHO berkeinginan menguak misteri asal virus corona, dan mendesak para kritikus yang menuduhnya menyerahkan kendali penyelidikan ke China untuk menghentikan politisasi masalah tersebut.
Baca juga: Ternyata Swab Test Bisa Salah Diagnosa Virus Corona, Ditemukan Saat Uji Feses Anak Negatif Covid-19
"Posisi WHO sangat-sangat jelas. Kami perlu mengetahui asal muasal virus ini karena dapat membantu kami mencegah wabah di masa mendatang," lanjut Tedros.
Amerika Serikat (AS) negara dengan jumlah pasien Covid-19 meninggal tertinggi di dunia, sangat kritis terhadap penanganan wabah virus corona oleh WHO, dan menuduhnya memihak China serta menunda penyelidikan permulaan wabah.
Para kritikus lain juga menyuarakan kekhawatiran yang sama, bahwa badan kesehatan di bawah naungan PBB itu mungkin memperbolehkan China menetapkan ketentuan penyelidikan internasional, tentang asal-usul Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan akhir tahun lalu.
Baca juga: 2021 Perekonomian Nasional Diproyeksi Menguat, Vaksinasi dan Protokol Kesehatan Covid-19 Kuncinya
Sejak itu lebih dari 1,46 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat Covid-19, dan 63 juta yang terinfeksi.
Selama berbulan-bulan WHO bekerja untuk mengirim tim ahli internasional, termasuk ahli epidemiologi dan spesialis kesehatan hewan ke China, untuk membantu menyelidiki hewan sumber virus corona jenis baru, dan bagaimana bisa menular ke manusia.
WHO juga telah mengirim tim awal ke Beijing pada Juli untuk mengawali penyelidikan internasional.
Namun masih belum diketahui kapan tim ilmuwan yang jumlahnya lebih besar akan diutus ke "Negeri Panda" untuk memulai studi epidemiologi, guna mengidentifikasi kasus pertama manusia dan sumber penularannya.
Pekan lalu ketua kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan, badan kesehatan dunia itu berharap bisa mengirim tim internasional ke Wuhan secepatnya.
Sementara itu Tedros kemarin menepis kritik kurangnya transparansi dalam penyelidikan asal virus corona, menekankan bahwa nama-nama para ahli di tim dan kerangka acuan telah dipublikasikan.
"Tidak ada yang disembunyikan. Kami ingin tahu asalnya. Saya tidak mau membingunkan," ucap Tedros.
Para ilmuwan percaya Covid-19 menular dari hewan ke manusia di pasar yang menjual daging hewan-hewan ekstrem di Wuhan.
Namun para ahli sekarang berpikir pasar itu mungkin bukan asal wabah, tapi tempat di mana virus corona menguat.
Virus bernama resmi SARS-CoV-2 ini secara luas diasumsikan berasal dari kelelawar, tetapi inang hewan perantara yang menularkannya antara kelelawar dan manusia belum diketahui.