Viral di Medsos

Penjelasan BMKG Tentang Fenomena Langit Warna-warni di Manado Mirip Pelangi, Viral di WhatsApp

Sempat heboh fenomena langit warna-warni di Manado menyerupai pelangi, sempat viral di WhatsApp, berikut penjelasan BMKG.

dok. grup WhatsApp via kompas.com
Fenomena langit warna-warni di Manado (dok. grup WhatsApp via kompas.com) 

TRIBUNKALTARA.COM - Sempat heboh fenomena langit warna-warni di Manado menyerupai pelangi, sempat viral di WhatsApp, berikut penjelasan BMKG.

Warga Manado, Sulawesi Utara dihebohkan dengan fenomena langit warna-warni menyerupai pelangi.

Fenomena alam tersebut terjadi di Manado, Rabu (9/12/2020), hingga viral di WhatsApp.

Fenomena ini terekam warga lewat video dan foto, menunjukkan cahaya menyerupai pelangi muncul di langit Manado.

Dalam foto dan video tersebut, fenomena alam ini serupa aurora dan terlihat beberapa warna di antaranya jingga, hijau tosca, dan kuning.

Baca juga: Ada Hujan Meteor Geminid hingga Asteroid Lewati Bumi, Berikut Fenomena Langit Selama Desember 2020

Salah satu warga di Tuminting, Manado menyebutkan fenomena alam ini sangat terlihat.

"Jelas terlihat dari rumah saya di Tuminting," kata Bobby Worotikan.

Sejumlah warga juga mengaku baru kali ini melihat keanehan tersebut.

Cuaca di Sulut khususnya Manado, sejak pagi hingga pukul 13.59 Wita, langit terlihat cerah dan berawan.

Fenomena alam warna-warni muncul di langit Manado (Dok. Grup WhatsApp via kompas.com)
Fenomena alam warna-warni muncul di langit Manado (Dok. Grup WhatsApp via kompas.com) (Dok. Grup WhatsApp via kompas.com)

Baca juga: Fenomena La Nina, Sebabkan Curah Hujan Tinggi di Samarinda

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Kelas II Sam Ratulangi Manado, Carisz Kainama menjelaskan, fenomena tersebut adalah cloud iridescence atau irisation.

Fenomena ini terjadi karena adanya difraksi atau pantulan dari sinar matahari yang mengenai tetes air atau kristal es di dalam awan.

Biasanya pada awan-awan yang baru tumpuh dan tipis. Dan punya kristal-kristal es yang kecil dan seragam memantulkan cahaya," jelasnya.

Dia menambahkan, secara garis besar sistemnya sama seperti pelangi.

"Tapi terjadi pada awan. Fenomena ini biasa saja," jelasnya.

Pelangi Api Pernah Terjadi di Jogja

Sebelumnya fenomena langit menyerupai yang terjadi di Manado, pernah juga menghiasi langit Yogyakarta.

Namun fenomena langit di Yogyakarta pada tahun 2019 itu menyerupai pelangi api.

Fenomena alam tersebut sering dikenal sebagai Pelangi Api atau Fire Rainbow.

Dengan bentuknya yang mirip api dan berwarna -warni, ini kemudian disebut dengan pelangi api.

Warnanya pun terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Kejadian tersebut juga sempat ramai di perbincangkan oleh para warganet.

Fenomena Pelangi Api yang terjadi di langit Jogja tersebut, diketahui terjadi pada Senin, 30 Desember 2019 pukul 13.49 WIB.

Untuk mengetahui penjelasan mengenai Pelangi Api, Tribunnews menghubungi seorang Astronom amatir, Muh Ma'arufin Sudibyo pada Selasa (31/12/2019).

Ma'arufin menjelaskan fenomena Pelangi api ini sering juga disebut dengan istilah sirkumhorisontal.

Proses terjadinya pelangi api ini karena terpengaruhi adanya difraksi cahaya.

"Ini namanya 'pelangi api', atau istilah formalnya busur sirkumhorisontal. Terbentuk oleh proses serupa halo Matahari, hny saja kristal2 es heksagonal di awan Cirrostraus itu berkedudukan horizontal," tulis Ma'arufin.

Kemudian dalam pembentukanya, cahaya matahari masuk melalui kristal-kristal dengan sudut sisi tegak, dan keluar kembali atau terbiaskan melalui sisi datar bagian bawah.

Fenomena alam Pelangi api sempat menjadi perbincangan para warga di kota Jogja pada 2019 silam. (Twitter Merapi News)
Fenomena alam Pelangi api sempat menjadi perbincangan para warga di kota Jogja pada 2019 silam. (Twitter Merapi News) (Twitter Merapi News)

Baca juga: Viral Penampakan Lintang Kemukus di Langit Jawa Timur, Dianggap Mitos, Lapan Tak Tinggal Diam

Baca juga: Kejatuhan Batu Meteor Luar Angkasa, Warga Sumatera Mendadak Jadi Miliarder, Ditawar Rp 26 Miliar

Dan pada hasilnya, akan mengakibatkan pembiasan dan membentuk busur cahya yang berjarak sudut 46 derajat dari kedudukan tampak matahari.

Semakin jauh dari khatulistiwa, matahari semakin sedikit bersinar di ketinggian terbentuknya awan cirrus.

Fenomena pelangi api ini jarang ditemukan di Eropa tengah atau utara, tetapi lebih sering terjadi di Amerika Serikat.

Dikutip dari National Geographic, tempat terbaik untuk melihat pelangi api yaitu di daerah dekat khatulistiwa.

Lebih tepatnya pada siang hari di tengah musim panas.

Sebab, pelangi api merupakan fenoman yang sering terjadi di musim panas dan banyak para wisatwan yang meyebutkan pertunjukan musim panas.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Langit Manado Tampak Warna-warni Saat Pilkada, Ini Penjelasan BMKG", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/12/09/15260511/langit-manado-tampak-warna-warni-saat-pilkada-ini-penjelasan-bmkg.
Penulis : Kontributor Manado, Skivo Marcelino Mandey
Editor : Khairina

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved