155 Deportan Malaysia Tiba di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, BP2MI Fasilitasi Sampai Kampung Halaman
155 deportan Malaysia tiba di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, BP2MI fasilitasi sampai kampung halaman.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - 155 deportan Malaysia tiba di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, BP2MI fasilitasi sampai kampung halaman.
Sebanyak 155 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dideportasi dari Malaysia dan tiba di pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Kamis (17/12/2020), pukul 14.30 Wita.
Dari pantuan TribunKaltara.com, 155 penumpang yang turun dari speed boat sebagian besar laki-laki dewasa, lalu perempuan, anak-anak, dan balita.
Baca juga: Seusai Menang di Pilkada Bandung, Sahrul Gunawan Dirawat di Rumah Sakit, Minta Didoakan
Baca juga: Rentetan Perang Cuit Ridwan Kamil dengan Mahfud MD di Twitter soal Kerumunan Massa Habib Rizieq
Baca juga: Curhat Yusuf Mansur Kala Terinfeksi Covid-19, Baca Ayat Alquran Terbata-bata & Capenya Minta Ampun
"Pakai maskernya yang benar, jangan didagu," Teriak seorang Polisi dari jarak yang agak jauh ke arah penumpang yang sedang berjalan menuju ruang tunggu pelabuhan.
Sebelum masuk ruang validasi surat tes polymerase chain reaction (PCR) masing-masing, 155 PMI tersebut diarahkan untuk berbaris rapi oleh petugas Polisi, Satpol PP, Tentara, dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan.
Kepala BP2MI Nunukan, Kombes Pol Hotma Viktor Sihombing, mengatakan sekira empat bulan lakukan lockdown, Pemerintah Malaysia Timur akhirnya melonggarkan PMI untuk kembali ke Indonesia.
"6 Desember lalu Pemerintah Malaysia mulai sedikit longgar. Dan hari ini deportasi pertama pasca lockdown di wilayah Sabah. Ada 155 orang deportan dan semua sudah melakukan PCR test di sana," ucap Hotma Viktor Sihombing.
Diketahui dari 155 orang itu, memiliki rincian kasus sebagai berikut:
- Masuk secara ilegal: 55 orang.
- Tinggal lebih masa: 43 orang.
- Urine mengandung narkoba: 31 orang.
- Terlibat kriminal ada 26 orang.
Adapun komposisinya, laki-laki dewasa 111 orang, perempuan dewasa 24 orang, anak laki-laki 12 orang, dan anak perempuan 8 orang.
Menurut Hotma Viktor Sihombing, para deportan itu berasal dari pusat tahanan sementara yang ada di Tawau.
"Setelah ini kami akan bawah mereka ke rusunawa. Sekira lima hari di rusunawa, kami akan memberikan pembekalan ketrampilan dan lainnya untuk dua hari pertama. Hari ketiga dilakukan pendataan, sementara hari keempat dan kelima kami akan carikan jadwal keberangkatan pulang ke kampung halaman," ujarnya.
Untuk mereka yang berasal dari daerah timur seperti Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur (NTT), akan diberangkatkan menggunakan angkutan laut berupa kapal.
Sementara, daerah barat seperti Jawa dan Sumatera, akan dipulangkan menggunakan pesawat terbang.
"Kami fasilitasi sampai kampung halaman, menggunakan anggaran kami di BP2MI Nunukan. Kalau ingin kembali kerja ke Malaysia, bisa tinggal di sini dulu. Kalau pemerintah Malaysia sudah buka transportasi Nunukan-Tawau begitupun sebaliknya, kami akan membantu melengkapi dokumen untuk bekerja secara legal di Malaysia. Mereka yang ingin bekerja di Nunukan, kita bekerjasama dengan Disnaker untuk mencari peluang kerja di Nunukan," tuturnya.
Baca juga: Saling Sahut Soal Kerumunan Massa Habib Rizieq, Mahfud MD Jawab RK: Dipanggil, Kok, Merasa Dipidana
Baca juga: UPDATE Covid-19, Kaltara Tambah 61 Kasus Positif Baru, Tarakan Penyumbang Terbanyak
Baca juga: Ramalan Zodiak Jumat 18 Desember 2020, Cancer Berhentilah Khawatir, Pisces Jangan Berlebihan
Hotma Viktor Sihombing menambahkan, 31 deportan yang urinenya memiliki kandungan narkoba akan diteruskan ke BNNK Nunukan, untuk dilakukan assesment dan monitoring.