Politisi PDIP Ahmad Basarah Tak Bersedia jadi Mensos, Ngaku Ada Tugas dari Mega, Malah Jagokan Risma
Politisi PDIP tak bersedia jadi Mensos, ngaku ada tugas dari Megawati Soekarnoputri, malah menjagokan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
TRIBUNKALTARA.COM - Sejumlah nama disebut berpeluang menggantikan Juliari Batubara sebagai Menteri Sosial atau Mensos.
Juliari Batubara saat ini diketahui ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK .
Politisi PDIP itu tersandung kasus dugaan suap dana bantuan sosial atau Bansos Covid-19 atau virus corona di wilayah Jabodatabek.
Seorang yang juga disebut berpeluang mengisi kursi Mensos yakni Ahmad Basarah .
Namun ketika dikonfirmasi hal tersebut, Ahmad Basarah mengaku tidak bersedia menjadi Menteri Sosial karena sudah mendapat tugas khusus di tempat lain dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Saya sudah ada tugas khusus dari Bu Mega dalam menjalankan fungsi-fungsi pembangunan nasional bangsa Indonesia , sehingga saya harus fokus dalam tugas-tugas tersebut," kata Ahmad Basarah saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (19/12/2020).
Baca juga: Walikota Surabaya Dikabarkan Gantikan Juliari Batubara Jadi Mensos, Ini Daftar Harta Kekayaan Risma
Baca juga: Reaksi Risma Difavoritkan Jabat Mensos di Kabinet Jokowi, PDIP Tak Ingin Campuri Urusan Megawati
Baca juga: Tinggal Tunggu Restu Bos PDIP Megawati, Tri Rismaharini Bisa Jadi Mensos, Pakar Beber Peluang Risma
Menurut Ahmad Basarah , PDIP memiliki banyak kader yang memumpuni untuk mengantikan Juliari Batubara di susunan Kabinet Indonesia Maju.
"Nama-nama seperti Tri Rismaharini , Djarot Syaiful Hidayat, Eriko Sotarduga Sitorus, Sukur Nababan dan Komarudin Watubun saya nilai sebagai figur yang potensial menjadi Mensos ," ucap Wakil Ketua MPR itu.
Namun, Ahmad Basarah menyebut wewenang untuk mengusulkan nama calon menteri dari internal PDIP adalah hak prerogatif Megawati selaku ketua umum.
"Hal itu adalah amanat AD/ART partai kami. Sementara wewenang untuk mengangkat seseorang menjadi menteri adalah hak prerogatif Presiden Joko Widodo ," ucap Ahmad Basarah
"Jadi sebaiknya kita jangan mendahului dan tunggu saja keputusan Bu Mega untuk mengusulkan calon Mensos pengganti Juliari Batubara kepada Presiden Jokowi," sambungnya.
Peluang Tri Rismaharini jadi Mensos
Sebelumnya diberitakan pasca Menteri Sosial Juliari Batubara ditahan KPK gegara tersandung kasus korupsi, sejumlah figur digadang-gadang menggantikan politisi PDIP tersebut.
Seorang di antaranya, yakni Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma .
Risma juga diketahui merupakan anak buah Megawati Soekarnoputri di PDIP .
Nama Risma memang dikenal sebagai kepala daerah berprestasi di Indonesia .
Hal itu terbukti dari sejumlah penghargaan yang diperolehnya selama ia memimpin Kota Pahlawan tersebut.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, disebut mendapat tawaran menjadi Menteri Sosial (Mensos) menggantikan Juliari Batubara yang akan mengundurkan diri.
Kabar itu disampaikan oleh Plt Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surabaya, Yusuf Lakaseng.
"Saya dapat kabar, Ibu Risma ditunjuk Presiden RI Joko Widodo menjadi Menteri Sosial di Kabinet Indonesia Maju," kata Yusuf dalam acara tasyakuran kemenangan pasangan Eri Cahyadi-Armuji pada Pilkada di Surabaya, Minggu (13/12/2020), dikutip dari Kompas.tv.
Lantas siapa sebenarnya Tri Rismaharini ?
Perempuan yang sering disapa Risma ini, akan segera purna tugas dari jabatan sebagai Wali Kota Surabaya, tepatnya pada Februari 2021.
Sebelumnya, Risma mengaku belum memiliki pandangan apakah akan kembali terjun ke politik setelah tak lagi menjabat Wali Kota Surabaya.
Politikus PDIP itu menyebut akan menduduki jabatan politik jika mendapat amanah publik.
Dikutip dari www.surabaya.go.id, Tri Rismaharini lahir di Kediri , pada 20 November 1961.
Pada 1973, Risma menempuh pendidikan di SDN Kediri .
Lalu pada 1976, Risma menempuh pendidikan di SMPN X Surabaya .
Tiga tahun kemudian, ia menempuh pendidikan di SMAN V Surabaya .
Setelah lulus SMA, Risma kuliah di ITS Surabaya dengan jurusan arsitektur.
Lalu, Risma melanjutkan S2 di ITS Surabaya dengan jurusan managemen pembangunan kota.
Baca juga: SOSOK Risma, Anak Buah Megawati di PDIP, Berpeluang Gantikan Juliari Batubara Sebagai Mensos
Baca juga: Kursi Mensos Tetap Jadi Milik PDIP, Nama Risma Favorit Setelah Sukses Tangani Surabaya
Baca juga: Mensos Ditahan KPK, Tri Rismaharini Berpeluang Gantikan Juliari Batubara, CISA: Saatnya Naik Level
Riwayat Jabatan
Pada 1997-2000, Risma menjabat sebagai Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya.
Setahun kemudian, menjabat Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya .
Lalu pada 2002, Risma diangkat menjadi Kepala Cabang Dinas Pertamanan Kota Surabaya .
Risma lalu menjabat sebagai Kepala Bagian Bina Pembangunan pada 2002-2005.
Pada 2005, Risma menjadi Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan.
Pada 2005-2008, dirinya diangkat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
Kemudian, Risma mengemban amanah sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya.
Lalu, Risma menjabat sebagai Wali Kota Surabaya pada 2010-2015 dan 2016-2021.
Penghargaan
Dikutip dari Surya.co.id, Risma sempat membawa Surabaya menjadi kota terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik pada 2012 versi Citynet atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat dalam mengelola lingkungan.
Pada Oktober 2013, Kota Surabaya di bawah kepemimpinannya juga memperoleh penghargaan tingkat Asia-Pasifik yaitu Future Government Awards 2013 di dua bidang sekaligus yaitu data center dan inklusi digital menyisihkan 800 kota di seluruh Asia-Pasifik.
Taman bungkul yang pernah dipugarnya, meraih penghargaan The 2013 Asian Townscape Award dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai taman terbaik se-Asia pada 2013.
Pada Februari 2014, Tri Rismaharini dinobatkan sebagai Mayor of the Month atau wali kota terbaik di dunia untuk bulan Februari 2014 atas keberhasilannya selama memimpin Kota Surabaya sebagai kota metropolitan yang paling baik penataannya.
Pada akhir 2014, Surabaya menerima penghargaan internasional Future City versi FutureGov untuk Surabaya Single Window (SSW).
Pada Februari 2015, Tri Rismaharini dinobatkan sebagai wali kota terbaik ketiga di dunia versi World City Mayors Foundation atas keberhasilannya dalam mengubah wajah Kota Surabaya dari yang kumuh penataannya menjadi kota yang lebih hijau dan tertata rapi.
Risma juga dipuji karena keberaniannya menutup kawasan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara yaitu Gang Dolly , serta respon cepatnya dalam menangani korban insiden AirAsia QZ8501.
Pada Maret 2015, nama Tri Rismaharini masuk dalam jajaran 50 tokoh berpengaruh di dunia versi majalah Fortune bersama dengan tokoh-tokoh lain seperti CEO Facebook Mark Zuckerberg, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan tokoh lainnya.
Baca juga: Juliari Batubara Jadi Tersangka Korupsi, Ketua KPK Firli Bahuri Minta Menteri Jokowi Serahkan Diri
Baca juga: Akhirnya Juliari Batubara Menyerahkan Diri ke KPK, Menteri dari PDIP Sempat Lambaikan Tangan
Baca juga: Perbandingan Kekayaan Edhy Prabowo dan Juliari Batubara, 2 Anak Buah Jokowi jadi Tersangka Korupsi
Pada 13 Agustus 2015, Tri Rismaharini menerima anugerah tanda kehormatan Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo bersama 14 tokoh lain di Istana Negara, Jakarta.
Pada November 2015, Risma memperoleh penghargaan anti korupsi dari Bung Hatta Anti Corruption Award.
Ia juga dinilai berhasil membangun sistem e-goverment di Surabaya yang menyebabkan kontrol pengeluaran dinas-dinas menjadi lebih mudah, mencegah praktik korupsi, dan menghemat anggaran 600-800 miliar rupiah tiap tahunnya.
Pada Juli 2018, Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Tri Rismaharini memperoleh penghargaan Lee Kuan Yew City Prize bersama dengan Hamburg, Jerman; Kazan, Rusia; dan Tokyo, Jepang.
(*)