Penemuan Drone Laut

Temuan Seaglider Diduga Milik China untuk Mata-mata Laut Indonesia, Menhan Prabowo Subianto Bereaksi

Menhan Prabowo Subianto bereaksi menanggapi benda mirip rudal alias seaglider yang diduga drone laut milik China di Selayar, Sulawesi Selatan

Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan KOMPAS.COM
Temuan Seaglider dan Prabowo Subianto. (Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan KOMPAS.COM) 

TRIBUNKALTARA.COM - Akhirnya Menteri Pertahanan ( Menhan ) Prabowo Subianto bereaksi menanggapi benda mirip rudal alias seaglider yang diduga drone bawah laut milik China beberapa waktu yang lalu di Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Sebelumnya temuan benda misterius mirip rudal itu ditemukan nelayan Selayar, Sulawesi Selatan yang digua milik mata-mata China.

Pasalnya tak cuma sekali benda serupa ditemukan di perairan Indonesia, yang belakangan diketahui milik China.

Bahkan seaglider atau drone bawah laut itu bisa berfungsi untuk mendeteksi keadaan laut, hingga berpotensi digunakan sebagai mata-mata.

Menanggapi hal tersebut, Menhan Prabowo Subianto tak tinggal diam.

Namun Prabowo Subianto memilih untuk tetap tenang dan tak menuding China sebagai pemilik seaglider atau drone laut.

"Terkait dengan penemuan drone di laut Selayar Sulawesi Selatan, Kementerian Pertahanan mengajak publik tidak berpolemik yang kontraproduktif."

"Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI khususnya Angkatan Laut pasti akan menangani permasalahan tersebut," kata Prabowo Subianto melalui jubir Dahnil Anzar Simanjuntak dalam keterangan tertulis pada Senin (4/1/2021).

Sebuah benda asing diduga drone bawah air yang dilengkapi dengan kamera ditemukan nelayan di wilayah Sulawesi Selatan di dekat Kepulauan Selayar beberapa hari yang lalu. Benda ini diduga merupakan buatan dan dimiliki oleh China.
Sebuah benda asing diduga drone bawah air yang dilengkapi dengan kamera ditemukan nelayan di wilayah Sulawesi Selatan di dekat Kepulauan Selayar beberapa hari yang lalu. Benda ini diduga merupakan buatan dan dimiliki oleh China. (24h.com via grid.id)

Baca juga: Benda Misterius Mirip Rudal yang Ditemukan di Selayar Diduga Mata-mata, KSAL Jelaskan Alat Seaglider

Baca juga: Nelayan Sulawesi Temukan Benda Mirip Rudal, Jenderal Anak Buah Marsekal Hadi Tjahjanto Turun Tangan

Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut saat ini, TNI AL sudah menyatakan drone yang ditemukan tersebut adalah seaglider yang biasa digunakan untuk survei data oseanografi.

Dahnil mengungkapkan, untuk lebih rinci, pihak TNI AL melalui Pusat Hidrografi dan Oseanografi akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berharap rakyat Indonesia terus mendukung TNI bekerja keras untuk pertahanan Indonesia dan mari bersama memperkuat pertahanan rakyat semesta untuk memastikan NKRI yang lebih kuat," kata Dahnil Anzar. 

Sebelumnya Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamta, menilai penemuan seaglider ini menjadi pekerjaan rumah bagi Menhan Prabowo Subianto.

Sukamta menyoroti lemahnya sistem keamanan teritori Indonesia dan menunjukkan kemampuan pertahanan yang tertinggal dari sisi teknologi.

"Ini pekerjaan rumah Pak Menhan untuk mendorong percepatan pengembangan teknologi penginderaan jarak jauh," ungkap Sukamta melalui keterangannya, Sabtu (2/1/2021).

Sukamta juga mendesak pemerintah untuk segera menyelidiki untuk mengungkap asal usul drone tersebut.

Jika drone tersebut terbukti milik China atau negara lain, maka pemerintah harus melakukan protes keras dan melakukan tindakan diplomatik yang tegas.

"Drone bawah air tersebut sudah masuk sangat dalam ke wilayah Indonesia. Ini sinyal bahwa selama ini wilayah laut kita sangat mudah diterobos pihak asing."

"Sangat mungkin selama ini sudah banyak drone yang berkeliaran di wilayah Indonesia dan mengambil data-data penting geografis dan potensi laut Indonesia. Artinya keamanan nasional kita sangat rentan," ungkap Sukamta.

Sukamta menilai Indonesia bisa melakukan kerja sama dengan beberapa negara lain untuk alih teknologi.

Selain tentunya dengan mendorong riset nasional untuk pengembangan teknologi yang mendukung sistem pertahanan yang handal.

Di sisi lain, Sukamta juga meminta TNI Angkatan Laut dan Bakamla lebih memperkuat patroli laut terutama di pintu-pintu masuk wilayah Indonesia.

"Ketegangan di Laut China Selatan yang melibatkan China, Amerika Serikat, Australia dan beberapa negara ASEAN pasti akan berimbas ke keamanan wilayah Indonesia," kata Sukamta.

"Wilayah Indonesia yang berada di zona ketegangan bisa dimanfaatkan oleh negara lain yang sedang berkonflik."

"Tentu kita tidak mau wilayah kita diobok-obok pihak asing."

Baca juga: Beraninya Fadli Zon Bantah Saraswati Ponakan Prabowo yang Dukung Jokowi Tertibkan Kelompok Intoleran

"Oleh sebab itu kewaspadaan harus ditingkatkan dengan melalukan patroli secara ketat," tandasnya.

Adapun dikutip dari video amatir yang dimuat dalam pemberitaan kanal YouTube Official iNews, drone tersebut ditemukan seorang nelayan saat memancing ikan.

Drone tersebut disebut memiliki panjang sekira 2 meter.

Bukan untuk Kegiatan Mata-mata

Terpisah, KSAL Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan pihaknya belum mengetahui secara pasti data apa saja yang masih ada atau pernah dikirimkan dari seaglider yang ditemukan. 

Data yang direkam melalui seagilder umumnya digunakan untuk sejumlah kepentingan di antaranya pertahanan dan industri.

Data itu terkait dengan kedalaman atau lapisan laut.

Dengan data itu, akan ditentukan area laut yang memiliki tingkat kepekatan tertentu.

Pada tingkat kepekatan tertentu, kapal selam dapat bersembunyi dari sonar kapal atas air.

"Tapi kalau pertahanan mungkin bisa digunakan data kedalaman atau layer laut.

Di mana kapal selam supaya tidak bisa dideteksi dicari kedalamannya yang layer pekatnya atau tidak.

Sehingga pada area yang pekat, kapal selam tersebut tidak bisa dideteksi oleh sonarnya kapal atas air," kata Laksamana TNI Yudo Margono.

Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan seaglider umumnya tidak digunakan untuk kegiatan mata-mata

"Jadi alat ini lebih pada untuk riset, riset bawah laut. karena memang alat ini tidak bisa mendeteksi kapal. Jadi bukan untuk kegiatan mata-mata dan sebagainya," kata Laksamana TNI Yudo Margono.

Sedangkan untuk data terkait industri pada umumnya data yang bisa digunakan antara lain tentang arah arus dan kedalaman laut.

Biasanya, kata Laksamana TNI Yudo Margono, data tersebut digunakan untuk industri perikanan dan pengeboran.

"Apabila iu digunakan untuk keperluan industri, bisa untuk industri perikanan, kemudin untuk pengeboran, kemudian arah dan kedalaman air laut," kata Yudo.

Selain itu, kata Laksamana TNI Yudo Margono, data yang dikirimkan dari sea glider tersebut pada umumnya bersifat terbuka dan bisa diakses oleh publik.

KSAL Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan pihaknya, melalui Pushidrosal, akan bekerja sama dengan kementerian terkait untuk mendalami lebih jauh seaglider temuan nelayan tersebut.

Kementerian terkait tersebut, kata Laksamana TNI Yudo Margono, di antaranya Kementerian Riset dan Teknologi dan BPPT.

"Tentunya nanti akan kita koordinasikan dengan Kementerian Riset atau BPPT sehingga kita dapat meneliti lebih dalam tentang penemuan benda tersebut," kata Laksamana TNI Yudo Margono.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Gita Irawan)

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Lewat Jubir, Prabowo Angkat Bicara Soal Temuan Drone Bawah Laut yang Diduga Milik China di Sulsel, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/01/04/lewat-jubir-prabowo-angkat-bicara-soal-temuan-drone-bawah-laut-yang-diduga-milik-china-di-sulsel.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved