Bursa Calon Kapolri
Listyo Sigit Disodorkan Jadi Calon Kapolri, Eks Ajudan Jokowi Pernah Gantikan Posisi Idham Azis
Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo resmi disodorkan jadi calon Kapolri, eks ajudan Presiden Jokowi sudah pernah gantikan posisi Idham Azis
TRIBUNKALTARA.COM - Nama Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo akhirnya resmi disodorkan jadi calon Kapolri, eks ajudan Presiden Jokowi ini ternyata sudah pernah gantikan posisi Idham Azis.
Sempat dikabarkan terdepak dari bursa calon Kapolri, Komjen Listyo Sigit Prabowo justru masuk dalam nama yang disodorkan ke Presiden Jokowi untuk menggantikan posisi Idham Azis.
Nama Komjen Listyo Sigit Prabowo termasuk dalam 5 Jenderal yang disodorkan Komisi Kepolisian Indonesia (Kompolnas) sebagai calon Kapolri.
Selain Listyo Sigit Prabowo, ada nama Wakapolri, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono; Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar, Kalemdiklat, Komjen Pol Arief Sulistyanto dan Kabaharkam, Komjen Pol Agus Andrianto.
Disebut-sebut Listyo Sigit Prabowo sebagai calon kuat mengisi orang nomor satu Korps Bhayangkara itu.
Baca juga: TERBARU, Mahfud MD Bocorkan Jenderal Calon Pengganti Idham Azis di Kursi Kapolri, Ada Listyo Sigit
Jejak kariernya sebagai eks ajudan Presiden Jokowi disebut-sebut sebagai faktor kuat Jenderal bintang tiga ini bisa menduduki kursi Kapolri.
Selain itu, Listyo Sigit Prabowo juga sudah pernah menjadi suksesor Idham Azis.
Pada 6 Desember 2019 lalu, Listyo Sigit Prabowo resmi menggantikan posisi Idham Azis sebagai Kabareskrim Polri lantaran diangkat menjadi Kapolri.
Pengangkatan Listyo Sigit Prabowo sebagai Kabareskrim tertuang dalam Surat Telegram Polri nomor ST/3229/XII/KEP./2019.
Rekam jejak ini bisa jadi de javu yang menguntungkan bagi Listyo Sigit Prabowo untuk kembali menjadi suksesor Idham Azis.
Terlebih Listyo Sigit Prabowo punya sederet prestasi selama menjalankan tugasnya sebagai polisi.
Baca juga: Daftar Kekayaan Jenderal Polisi Anak Buah Idham Azis Calon Kapolri, Siapa Dipilih Presiden Jokowi?
Berikut profil Kabareskrim, Komjen Listyo Sigit Prabowo :
Listyo Sigit Prabowo lahir di Ambon, Maluku, 5 Mei 1969 sehingga kini ia berusia 51 tahun.
Listyo Sigit Prabowo adalah alumni Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1991.
Beberapa rekan seangkatannya adalah Brigjen Krishna Murti, Brigjen Fadil Imran, Irjen Pol M Iqbal, termasuk Brigjen Prasetijo Utomo, sosok jenderal yang membantu Djoko Tjandra.
Listyo Sigit adalah lulusan S2 Universitas Indonesia (UI) dengan judul tesis tentang penanganan konflik etnis di Kalijodo, Jakarta.
2. Perjalanan karier Listyo Sigit Prabowo
Perjalanan karier Listyo Sigit Prabowo terbilang cukup moncer di angkatannya.
Setela lulus, karier Listyo Sigit Prabowo dimulai sebagai anggota Polres Tangerang yang kala itu masih berpangkat Letnan Dua (Letda).
Pada 1998, ia telah menjadi Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi (Kapuskodalops) di Polres Tangerang.
Kala itu, ia berpangkat sebagai Kapten atau setara dengan Ajun Komisaris Polisi (AKP).
Selain itu, Listyo Sigit Prabowo pernah beberapa kali menduduki jabatan di daerah Jawa Tengah.
Semula pada 2009, suami Juliati Sapta Dewi Magdalena itu menjabat sebagai Kapolres Pati.
Tak lama, ia dipindah menjadi Kapolres Sukoharjo pada 2010 lalu menjadi Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang.
Baca juga: IPW Sebut Komjen Gatot Eddy Masuk Bursa Calon Kapolri Pengganti Idham Azis, Listyo Sigit Prabowo?
Pada 2011, Listyo Sigit menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta saat Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo.
Kemudian, pada 2012, saat Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, Sigit Prabowo dirotasi ke Jakarta untuk menjabat sebagai Asubdit II Dit Tipdum Bareskrim Polri.
Di tahun berikutnya, Listyo Sigit Prabowo bertugas di Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara.
Listyo Sigit merupakan satu di antara perwira yang dekat dengan Jokowi.
Kedekatan keduanya terjalin saat Listyo Sigit Prabowo menjabat sebagai Kapolresta Solo di mana Jokowi menjadi wali kotanya.
Saat menjabat sebagai Kapolresta Solo, Listyo Sigit Prabowo pernah menangani kasus bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton.
Maka, saat Jokowi terpilih menjadi presiden pada 2014, Listyo Sigit Prabowo diangkat sebagai ajudan presiden.
Saat itu, Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman mengajukan empat nama sebagai calon ajudan dan Jokowi langsung menunjuk Listyo Sigit Prabowo.
Seperti dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 21 Oktober 2015, Jokowi memilih orang yang pernah "dekat" dengannya untuk memastikan kerjanya berjalan optimal.

Baca juga: Layangkan Surat ke Kabareskrim Terkait Laskar FPI, Ini Permintaan Komnas HAM ke Listyo Sigit Prabowo
Dua tahun menjadi ajudan Jokowi, Listyo Sigit Prabowo dimutasi menjadi Kapolda Banten dan mendapat kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal.
Setelah itu, ia mendapat promosi sebagai Kepala Divisi (Kadiv Propam) pada 2018 dan resmi menyandang pangkat bintang dua atau inspektur jenderal.
Kemudian, Listyo Sigit Prabowo ditunjuk sebagai Kabareskrim oleh Idham Azis pada 6 Desember 2019.
Penunjukan itu dilakukan setelah jabatan tersebut kosong selama lebih dari sebulan sejak Jenderal (Pol) Idham Azis dilantik sebagai Kapolri pada 1 November 2019.
4. Tangkap Djoko Tjandra
Keberhasilan menangkap buronan kelas kakap Djoko Tjandra menjadi catatan penting dalam perjalanan karier Listyo Sigit.
Listyo Sigit menjemput langsung Djoko Tjandra memakai pesawat jet khusus dari Malaysia ke Indonesia.
Berdasarkan pengamatan Tribunnews saat itu, Listyo Sigit tampak turun bersama Djoko Tjandra dengan pesawat khusus berwarna putih di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis malam.
Jenderal bintang tiga itu ditemani juga bersama pejabat utama Polri.
"Kami kembali dari Malaysia. Ini juga merupakan jawaban dari beberapa pertanyaan selama beberapa minggu ini dari masyarakat terkait dengan peristiwa Djoko Tjandra yang terjadi di Indonesia," kata Listyo Sigit Prabowo.
Listyo mengatakan, pihaknya menjemput Djoko Tjandra dari Malaysia pada Kamis (30/7/2020) sore.
Baca juga: Jelang Pensiun, Idham Azis Surati Presiden untuk Dicarikan Pengganti, Siapa Kapolri Pilihan Jokowi?
Sebelumnya, Djoko Tjandra telah diamankan terlebih dahulu oleh polisi Diraja Malaysia dengan bekerja sama dengan polisi Indonesia.
Dia mengatakan, penangkapan itu sekaligus sebagai upaya polri untuk menuntaskan kasus tersebut.
Sebaliknya, kata dia, kasus tersebut menjadi fokus Presiden Jokowi.
"Bapak Presiden memerintahkan untuk mencari keberadaan Djoko Tjandra di manapun berada dan segera untuk dituntaskan."
"Sehingga semua menjadi jelas atas perintah tersebut, maka Pak Kapolri bentuk tim khusus yang kemudian secara intensif cari keberadaan," katanya.
5. Dinilai Layak jadi Kapolri
Atas keberhasilannya menangkap Djoko Tjandra, Listyo Sigit dinilai layak menjadi Kapolri untuk menggantikan Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun.
Demikian disampaikan Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia atau MAKI, Boyamin Saiman dalam wawancara dengan Kompas TV pada Kamis (30/7/2020) malam.
"Saya mengatakan dia (Kabareskrim) layak menjadi Kapolri," kata Boyamin Saiman.
Boyamin menjelaskan, kasus pelarian Djoko Tjandra yang melibatkan pejabat di Bareskrim disebut-sebut untuk menghantam Kabareskrim karena persaingan untuk jabatan Kapolri.
Karena kasus tersebut, Listyo Sigit dianggap tak layak menjabat Kapolri karena dinilai gagal mengantisipasi bawahannya yang turut bermain membantu buronan.
Namun, hal tersebut nyatanya dijawab dengan keberaniannya yang menetapkan anak buahnya di Bareskrim, yakni Brigjen Prasetijo Utomo sebagai tersangka karena terlibat membantu pelarian Djoko Tjandra.
Selain itu, menurut Boyamin, Kabareskrim dianggap sudah lulus ujian karena berhasil menangkap Djoko Tjandra, yang sudah 11 tahun melarikan diri.
"Saya fair saja, jika kasus ini dijadikan untuk menghantam Kabareskrim jadi Kapolri, saya mengatakan sebaliknya, dia layak jadi Kapolri," ujar Boyamin.

Baca juga: Copot Jenderal Lingkaran Jokowi, Kapolri Idham Azis Terbitkan Telegram Rahasia Libatkan Listyo Sigit
Masih dalam wawancara bersama KompasTV, Boyamin juga menyebut Listyo Sigit telah memenangi sebuah taruhan.
Boyamin mengatakan, Listyo Sigit merasa jengkel terkait kasus pelarian Djoko Tjandra.
Sampai-sampai dia bertaruh dengan orang lain untuk bisa menangkap Djoko Tjandra atau tidak.
"Ada informasi dari teman-teman kepolisian, Kabareskrim itu saking jengkelnya bertaruh dengan orang lain untuk bisa menangkap atau tidak, itu berarti jengkel betul," kata Boyamin.
Pada Kamis (30/7/2020), Kabareskrim Listyo Sigit akhirnya berrhasil membuktikan, bisa menangkap Djoko Tjandra di Malaysia dengan bantuan polisi setempat.
"Ini menunjukkan tekadnya untuk mengobati rasa sakit kita, rasa malu kita. Ini artinya dia (Kabareskrim) menang taruhan," tutur Boyamin.
(Tribunnews.com/Sri Juliati, Lusius Genik, Kompas.com/Devina Halim, KompasTV)
(*)