Pesona Benuanta

Surga Tersembunyi di Belantara Seberang Sungai Kayan, Wisata Alam Karai Jadi Rekreasi Baru Keluarga

Wisata Alam Karai jadi rekreasi baru keluarga, dijuluki surga tesembunyi di belantara seberang Sungai Kayan, Kabupaten Bulungan, Kaltara.

TribunKaltara.com / Cornel Dimas
Pengunjung menikmati rekreasi di Wisata Alam Karai, Desa Antutan, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. (TribunKaltara.com / Cornel Dimas) 

Menurut Ding Mentan, Wisata Alam Karai hampir setiap hari dikunjungi wisatawan lokal.

Pantauan TribunKaltara.com, ada sekira 40an orang yang mengunjungi Wisata Alam Karai saat itu.

Mulai buka pukul 08.00 - 17.00 Wita, Wisata Alam Karai paling padat dikunjungi ketika akhir pekan.

"Rata-rata kalau akhir pekan, pengunjung bisa 100 sampai 200 orang. Tapi yang paling ramai saat libur Tahun Baru kemarin, itu kira-kira ada 800an orang yang datang ke sini," kata Ding Mentan.

Terlihat sejumlah orang asyik menikmati pemandangan dan dinginnya air sungai.

Rata-rata pengunjung turut membawa keluarganya menikmati Wisata Alam Karai.

Kartini (28) seorang pengunjung asal Tanjung Selor mengaku langsung terkesan dengan Wisata Alam Karai.

Berawal dari penasaran, Kartini puas menikmati liburan akhir pekan dengan keluarga di Wisata Alam Karai.

"Air sungainya masih bersih, segar, biaya masuk, harga sewa pendopo dan lain-lain juga terjangkau, artinya kita gak bosan. Tahu ini sejak lebaran 2020, tapi dapat info dari teman katanya tempat ini bagus, jadi ke sini bersama keluarga baru pertama kali hari ini," ucap Kartini.

Sejak dari rumah, Kartini sangat antusias rekreasi akhir pekan bareng keluarga di Wisata Alam Karai.

Meskipun letaknya di tengah hutan, ia mengaku senang dengan adanya wisata yang masih asri.

"Kami dari Tanjung Selor ada 15 orang, 3 mobil datang ke sini. Bagusnya itu, tempat ini juga terjangkau jaraknya dari kota. Mungkin kira-kira 45 menit tidak sampai satu jam waktu tempuhnya ke sini," kata Kartini.

"Ini kami sudah rencana mau ke sini lagi sama keluarga yang lain. Pasti kami akan datang ke sini lagi, tempatnya bagus tidak membosankan," ujarnya menambahkan.

Pengunjung lainnya, James Wuisan (30) mengaku mendapatkan ketenangan dan suasana asri di Wisata Alam Karai.

James Wuisan yang datang bersama rombongan staf SMAN 1 Tanjung Selor, mengatakan wisata ini tak cuma cocok untuk rekreasi keluarga, tapi juga melepas penat.

"Saya rasa di Wisata Alam Karai ini suasananya lebih asri dan sejuk. Nuansa alamnya lebih dapat di sini," ujar James yang baru pertama kali datang ke Wisata Alam Karai.

Menurutnya Wisata Alam Karai memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi populer di Bulungan maupun Kalimantan Utara.

"Baru ini ke sini, meskipun agak jauh dari tempat wisata lain di Tanjun Selor, tapi ini lebih bagus tarifnya sangat terjangkau. Kalau naik motor 45 menitan, tempatnya bersih, ada kepuasan tersendiri di sini. Saran saya, Tanjung Selor tempat wisatanya minim, sudah tidak asyik lagi, ini bisa jadi alternatif baru liburan," ungkap pria yang berprofesi sebagai guru.

Baca juga: Kisah Mia Zet Wadu Asal Bali, Pramugari Sriwijaya Air yang Jatuh, Sempat Minta Rumahnya Dibersihkan

Baca juga: Belum Resmi & Masih Gratis, Sepekan Pengunjung Wisata Mangrove di Nunukan Tembus 2 Ribu Orang

Terapkan protokol kesehatan

Meskipun letaknya di tengah belantara, pengelola Wisata Alam Karai tetap mengutamakan protokol kesehatan di sekitar lokasi.

Sejak pertama masuk gapura, pengunjung akan disambut plang tulisan wajib pakai masker.

Jika tak mengenakan masker, pengelola akan menegur.

Pengelola juga mengingatkan pengunjung agar tetap menjaga jarak satu sama lain.

Selain itu pengelola juga rajin menyemprotkan disinfektan setiap kali pengunjung selesai meninggalkan gazebo.

Terlihat seorang pekerja menyemprotkan cairan disinfektan di meja gazebo dan lantai.

Namun pengelola mengaku belum menyediakan termometer digital untuk mengecek kondisi tubuh.

"Kami sudah menerapkan protokol yang sesuai. Tapi kami masih kekurangan peralatan (termometer digital). Tentu kedepannya kami upayakan untuk melengkapi alat itu.
Maklum ini kami mengelola sendiri secara mandiri, jadi hanya itu antisipasi yang bisa kami lakukan untuk melawan virus corona," ucapnya

Tarif:

- Penyeberangan dari Desa Antutan: Rp 10 ribu per motor
- Biaya masuk Wisata Alam Karai: Rp 10 ribu orang dewasa dan Rp 5 ribu untuk anak-anak
- Kayu bakar: Rp 20 ribu
- pelampung: Rp 5 ribu

(*)

( TribunKaltara.com / Cornel Dimas )

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved