Gempa Majene
Anjing Pelacak Diterjunkan, Korban Gempa di Majene dan Mamuju Bertambah, 81 Orang Meninggal
Tim SAR dan BNPB menerjunkan anjing pelacak diterjunkan, korban gempa di Sulawesi Barat, Majene dan Mamuju bertambah, 81 orang meninggal dunia.
TRIBUNKALTARA.COM - Tim SAR dan BNPB menerjunkan anjing pelacak diterjunkan, korban gempa di Sulawesi Barat, Majene dan Mamuju bertambah, 81 orang meninggal dunia.
Berdasarkan data Posko Basarnas terbaru, korban gempa Mamuju dan Majene terus bertambah.
Hal ini berdasarkan pencarian korban yang tertimbun reruntuhan akibat gempa di Majene dan Mamuju, Minggu (17/01/2021).
Pencarian korban gempa Majene dan Mamuju kali ini melibatkan anjing pelacak dari K-9 Mabes Polri.
Hasilnya, pencarian korban lebih maksimal, dengan ditemukannya tambahan korban reruntuhan gempa.
Baca juga: Pesan ada Gempa Dahsat & Tsunami di Mamuju TAK BENAR! Namun BMKG Minta Warga Jauhi Pantai & Lereng
Tercatat saat ini total korban meninggal dunia akibat gempa yakni 81 jiwa, dengan rincian 70 orang di Mamuju dan 11 orang di Majene.
Selain menurunkjan anjing pelacak, jumlah personel pun ditambah menjadi 200 orang untuk mendapat hasil maksimal.
Area pencarian korban gempa Sulawesi Barat dibagi menjadi lima sektor.
Meski belum ada lagi laporan warga hilang pasca-gempa di Mamuju, tim SAR tetap mencari di antara reruntuhan bangunan yang roboh diguncang gempa.
“Beberapa hari ke depan mudah-mudahan udah selesai melakukan pencarian.
Mengcover semua area-area yang sesuai dengan laporan yang kita terima.
Sehingga kita bisa memastikan tidak ada lagi korban di antara ruruntuhan yang ada,” ujar Saidar Rahman, Kepala Basarnas Mamuju.
Salah satu lokasi pencarian korban gempa adalah Rumah Sakit Mamuju.
Tim SAR menerima laporan tentang tiga warga yang hilang di sekitar lokasi.
Baca juga: Indonesia Dikepung Bencana Alam Besar, Petaka di Awal 2021 dari Banjir, Gempa, Sampai Gunung Meletus
Anjing pelacak dilibatkan untuk mencari jejak korban yang sebelum gempa ada di lantai tiga rumah sakit.
Sebelumnya empat korban ditemukan tim SAR tewas di antara reruntuhan Rumah Sakit Mitra Manakarra.
Sementara itu Basarnas mengimbau warga yang kehilangan anggota keluarganya segera melapor ke tim SAR gabungan.
Laporan dari warga akan mempermudah kerja tim SAR gabungan yang dipastikan mengupayakan penyelamatan korban dengan maksimal.
Imbauan BNPB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) Doni Monardo meminta agar masyarakat Mamuju tidak mudah terpengaruh kabar bohong atau informasi hoaks yang beredar dan meresahkan warga terkait peristiwa gempabumi Sulawesi Barat (Sulbar) 6,2 magnitudo.
Hal itu disampaikan Doni saat melakukan peninjauan lokasi terdampak gempabumi Sulbar bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono dan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Mamuju, Sulbar, Minggu (17/1/2021) sebagaimana dikutip Tribunnews.com dalam keterangan tertulis BNPB.
“Jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Doni Monardo.
Beredar isu yang mengharuskan masyarakat keluar dari Mamuju, setelah sebelumnya didahului dengan adanya informasi hoaks gempa susulan yang lebih jauh besar dari peristiwa sebelumnya.
Dalam hal ini Kepala BMKG juga menanggapi nformasi mengenai imbauan pemerintah untuk mengosongkan wilayah Mamuju adalah tidak benar.
Baca juga: Update Gempa Majene Sulbar, Total 46 Meninggal, Warga di Mamuju Acungkan Parang Blokir Logistik
Pemerintah tidak pernah meminta masyarakat untuk keluar dari Mamuju. Informasi yang dikeluarkan BMKG adalah himbauan masyarakat untuk menjauhi bangunan yang sudah roboh, sehingga diharapkan informasi itu dapat disikapi dengan baik dan tetap tenang.
“Tidak pernah BMKG menyatakan hal seperti itu. Yang kami imbau adalah jauhilah bangunan-bangunan yang sudah runtuh,” jelas Dwikorita.
“Jauhilah lereng yang rawan longsor dan cukup jauh dari pantai,” imbuhnya.
Baca juga: Update Gempa Majene Sulbar, BNPB Sebut 3 Orang Tewas 24 Orang Luka-luka, TNI AU Bergerak
Sebelumnya BMKG telah merilis informasi mengenai adanya potensi gempa susulan, akan tetapi pihaknya memastikan bahwa kekuatannya tidak akan sebesar gempa kedua atau mainshock seperti yang terjadi pada Jumat (15/1) dini hari.
Lebih lanjut, BMKG meminta agar masyarakat tetap tenang namun waspada guna mengantisipasi adanya potensi gempa susulan tersebut.
“Perlu mewaspadai adanya gempa susulan, tetapi tidak akan sampai sebesar 8,2 magnitudo. Kurang lebih sebesar kemarin (Magnitudo 6,2), itu yang paling besar. Tetapi akan lebih banyak yang lebih rendah dari kemarin,” pungkas Dwikorita.
(*)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official