Gempa Majene

BMKG Sebut Gempa Susulan Terus Terjadi di Sulbar Justru Menjadi Pertanda Baik: Sudah Capai 39 Kali

BMKG sebut gempa susulan terus terjadi di Sulbar justru menjadi pertanda baik: Sudah capai 39 kali.

Kolase TribunKaltara.com / istimewa dan Tribun Timur
Warga blokir logistik saat Gempa Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (16/01/2021). (Kolase TribunKaltara.com / istimewa dan Tribun Timur) 

Kepala mitigasi gempa dan gempa bumi dan tsunami dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan gempa bumi yang baru saja terjadi memiliki Magnitudo m 4.2.

"Warga kembali terkejut dan panik akibat guncangan yang terjadi, karena trauma akan guncangan gempa kuat yang telah terjadi sebelumnya," kata Daryono ke Kompas.com, Senin (18/1/2021).

Dinyatakan bahwa pusat gempa bumi terjadi pada koordinat 2,91 LS dan 118,99 BT

Lokasinya terjadi di darat pada jarak 27 kilometer tenggara Kota Mamuju dengan kedalaman 10 kilometer.

Sama seperti serangkaian gempa bumi sebelumnya, gempa bumi ini adalah jenis gempa yang dangkal karena aktivitas sesar Mamuju-Majene dengan mekanisme gerakan naik

Gempa bumi menyebabkangoncangan yang dirasakan di Majene dan Mamuju pada skala intensitas II MMI dan tidak berpotensi tsunami.

Baca juga: PT Pelni Nunukan Siapkan & Layani Rapid Test, Penumpang Kapal Wajib Lengkapi HAC dan Rapid Antigen

Baca juga: Seleksi Berkas Pegawai Non PNS Malinau Diumumkan Secara Daring, Panitia Seleksi : Jadwalnya Tentatif

Gempa susulan lambat, tapi masih bisa terjadi lagi

Daryono mengatakan, meski gempa yang terjadi sudah mencapai 39 kali, peristiwa gempa Mamuju dan Majene ini diakui produktivitas gempa susulannya lambat. "Tidak semestinya gempa kuat bermagnitudo 6,2 pada hari ke-5 baru terjadi 39 gempa susulan," kata dia.

Sebab, umumnya gempa kategori kerak dangkal dengan kekuatan di atas 6,0, biasanya pada hari ke-5 sudah mendekati 100 kali gempa susulan.

"Melihat produktivitas gempa susulan yang rendah ini, kita berharap ini sebagai pertanda baik, meksipun kita tetap harus waspada," ujarnya.

Diharapkan kondisi minim gempa susulan ini terus berlangsung dan tidak terjadi gempa kuat lagi, hingga selanjutnya kondisi tektonik di zona gempa kembali stabil dan kembali normal.

"Meskipun harapan kita tidak akan muncul gempa kuat lagi,

gempa susulan dengan kekuatan kecil lazimnya masih akan terjadi," jelasnya.

Hal ini dikarenakan, saat terjadi gempa utama atau mainshock, tercipta deformasi kerak bumi yang menimbulkan pergeseran blok batuan cukup luas di bawah permukaan.

Pergesaran besar blok batuan ini akan memicu terjadinya ketidakseimbangan gaya tektonik di zona gempa.

Sumber: Tribun Solo
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved