Berita Nasional Terkini
Keunggulan i-nose c-19, Alat Pertama di Dunia Buatan ITS untuk Deteksi Covid-19 Lewat Bau Ketiak
Keunggulan i-nose c-19, alat pertama di dunia buatan ITS untuk deteksi Covid-19 lewat bau ketiak.
TRIBUNKALTARA.COM - Keunggulan i-nose c-19, alat pertama di dunia buatan ITS untuk deteksi Covid-19 lewat bau ketiak.
Penemuan terbaru dan membanggakan untuk mendeteksi Covid-19, atau Virus Corona datang dari tanah air Indonesia.
Keberhasilan atas penemuan itu diklaim oleh Institut Teknologi Sepuluh November ( ITS).
Institut Teknologi Sepuluh November telah mengembangkan dan menciptakan telah menemukan i-nose c-19 sebagai alat pendeteksi Covid-19 melalui bau keringat di ketiak.
Bahkan diyakini Institut Teknologi Sepuluh November, bahwa i-nose c-19 merupakan alat pertama di dunia untuk mendeteksi Covid-19 melalui bau keringat ketiak.
Baca juga: Perhatian! Peringatan Dini BMKG Selasa 19 Januari 2021, Beber Potensi Cuaca Ekstrem di 17 Wilayah
Baca juga: Megawati Buka Suara Terkait Bencana Alam, Sebut Bisa Diminimalisir dan Singgung Kerusakan Lingkungan
Baca juga: Cara Rangkul Senior di Polri? Tito Karnavian Berbagi Tips Dengan Listyo Sigit tentang Kapolri Muda
Baca juga: PT Pelni Nunukan Siapkan & Layani Rapid Test, Penumpang Kapal Wajib Lengkapi HAC dan Rapid Antigen
Yang unik, alat ini menggunakan bau ketiak keringat untuk mendeteksi Covid-19.
Alat yang disebut I-nose c-19 diklaim adalah yang pertama di dunia.
Di mana menggunakan bau keringat sebagai objek pengumpulan data.
Teknologi I-nose c-19 dari Institus Sepuluh November diklaim sebagai alat pertama di dunia yang dapat mendeteksi covid-19 melalui aroma ketiak keringat.
Alat I-Nose C-19 ini adalah hasil pengembangan yang dilakukan oleh Profesor Departemen Teknik Informatika, Riyanaarto Sarno.
Deteksi Covid-19 melalui alat i-nose c-19 dilakukan melalui deteksi aroma keringat ketiak (bau keringat aksila).
Memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) atau artificial intelligence, sampel bau keringat ketiak dapat diproses dan diketahui hasilnya melalui i-nose c-19.
“Keringat ketiak adalah non-infectious, yang berarti limbah maupun udara buangan i-nose c-19 tidak mengandung virus Covid-19,”kata RyanaTro seperti yang dilaporkan oleh situs web resmi Tenaga Teknologi Sepuluh November.
Kelebihan i-nose c-19
Alat i-nose c-19 diklaim memiliki keunggulan dibandingkan dengan teknologi skrining covid-19 lainnya.
Pengambilan sampel dan proses berada dalam satu alat, sehingga seseorang dapat segera melihat hasil penyaringan pada i-nose C-19.
Baca juga: Seleksi Berkas Pegawai Non PNS Malinau Diumumkan Secara Daring, Panitia Seleksi : Jadwalnya Tentatif
Ini tentu menjamin proses yang lebih cepat.
”i-nose c-19 juga dilengkapi fitur near-field communication (NFC), sehingga pengisian data cukup dengan menempelkan e-KTP pada alat deteksi cepat Covid-19 ini,” Riyan menjelaskan
Data yang andal
Riyan juga menjelaskan bahwa data dalam i-nose c-19 dijamin dapat diandalkan karena penyimpanan pada alat dan cloud.
Penggunaan cloud computing mendukung i-nose c-19 dapat diintegrasikan dengan publik, pasien, dokter, rumah sakit, dan laboratorium.
”Dengan berbagai kelebihan yang ada, i-nose c-19, karya anak bangsa, hadir untuk menjawab tantangan pandemi Covid-19 yang belum terkendali,” ujarnya.
Baca juga: Akhirnya Pemerintah Akui Warga Masih Bisa Terpapar Covid-19 Meski Divaksin, Manfaat Vaksin Terkuak
Baca juga: Diduga Idap Covid-19 dan Ditolak 10 Rumah Sakit, Warga Depok Meninggal di Dalam Taksi Online
Dijamin Murah
Selain terjamin dari segi biaya karena menggunakan komponen teknologi yang murah, i-nose c-19 juga tidak membutuhkan keahlian khusus dalam implementasinya.
“Scanner ini dapat dilakukan oleh semua orang dengan perangkat pengaman yang lebih sederhana yakni hanya sarung tangan dan masker sebagai perlindungan dasar,” tuturnya.
Hasil Penelitian Selama Empat Tahun
Diungkapkan Ryan, i-nose c-19 merupakan hasil penelitian selama empat tahun yang kemudian dioptimalkan dengan menyesuaikan virus Covid-19 sejak Maret 2019 lalu.
Saat ini, i-nose c-19 telah sampai pada fase satu uji klinis.
“Ke depannya akan ditingkatkan lagi data sampling-nya untuk izin edar dan dapat dikomersialkan ke masyarakat,” ujar dosen Teknik Informatika ITS ini.
Ryan berharap, semoga i-nose c-19 ini dapat segera dikomersialkan dalam waktu maksimal tiga bulan ke depan.
“Melihat semakin meningkatnya penyebaran virus Covid-19 ini dunia membutuhkan banyak teknologi screening yang mudah dan cepat diimplementasikan,” pungkasnya.
Baca juga: Pengacara FPI Tak Tinggal Diam Komnas HAM Beber Pengawal Habib Rizieq Tertawa Saat Bentrok vs Polisi
Baca juga: AWAS PENIPUAN! Login www.prakerja.go.id untuk Daftar Kartu Prakerja 2021, Cek Kapan Dibuka, Caranya
Dapat Apresiasi dari Wagub Jatim Emil Dardak
Menanggapi inovasi yang diperkenalkan ITS ini, Wagub Jatim menyampaikan bahwa ITS selama ini telah banyak berkordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dalam mengembangkan perangkat lunak berbasis kecerdasaran buatan, salah satunya i-nose c-19 ini.
“Tentunya kami dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat bersyukur dan siap bersinergi dalam mendukung pengembangan inovasi i-nose c-19 ini,” tutur Emil usai mendapatkan penjelasan.
Lebih lanjut, orang nomor dua di Jawa Timur ini menyampaikan bahwa penemuan ITS tersebut merupakan terobosan baru, di mana banyak sudah ditemui pendeteksi Covid-19 berbasis cahaya dan suara.
“Ternyata berbasis penciuman juga bisa direplikasi oleh elektronik, di mana hal ini dapat ditemukan dalam i-nose c-19 ini,” tuturnya.
Baca juga: Update Liga Italia, Meite & Mandzukic Gabung, Pioli Siapkan 2 Formasi Baru AC Milan, Bukan 4-2-3-1
Baca juga: Rapat dengan DPR RI Soal Calon Kapolri Listyo Sigit, Kompolnas Singgung Jokowi Nyaman Sampai Selesai
Sebelumnya, Wakil Rektor IV Bambang Pramujati ST MScEng PhD yang turut mendampingi mengungkapkan, jika penemuan yang digagas tim peneliti ITS ini merupakan salah satu lanjutan dari kontribusi ITS di era pandemi Covid-19 saat ini.
Nantinya setelah melewati serangkaian uji coba dan peningkatan sampel, diharapkan bisa mempercepat proses pendeteksian orang-orang yang terduga terjangkit virus Covid-19 maupun tidak.
“Dengan adanya inovasi dari ITS ini, kami (ITS) juga meminta dukungan dari Pemprov Jatim untuk bisa bersama-sama memperkenalkan dan mengembangkan penemuan ini lebih lanjut,” ujar Bambang
(*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul ITS Kembangkan Alat i-nose c-19: Pertama di Dunia, Mampu Deteksi COVID-19 Lewat Bau Keringat Ketiak, https://surabaya.tribunnews.com/2021/01/18/its-kembangkan-alat-i-nose-c-19-pertama-di-dunia-mampu-deteksi-covid-19-lewat-bau-keringat-ketiak?page=all.
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official