Calon Tunggal Kapolri

Gantikan Idham Azis, Listyo Sigit Minta Restu ke Tito Karnavian, Jenderal Eks Kapolri Berikan Petuah

Sebelum resmi menggantikan Idham Azis, Kabareskrim Listyo Sigit Prabowo minta restu ke Tito Karnavian, Jenderal eks Kapolri berikan petuah penting.

Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews
Eks Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Listyo Sigit Prabowo (Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews) 

"Kemudian yang kedua bagaimana juga memperkuat soft approach dengan jajaran bimas, kemudian di samping kinerja-kinerja lain dalam penegakan hukum," ucapnya.

"Yang tegas iya, tetapi soft approach yang lain."

Selanjutnya, masukan-masukan yang lain yakni berkaitan dengan sinergi antara Polri dengan Kemendagri dalam mengatasi persoalan di Tanah Air.

Mulai dari kaitannya dengan sengketa Pilkada 2020 hingga aksi teror dan juga masalah pandemi Covid-19.

Simak videonya mulai menit awal:

Baca juga: Cara Rangkul Senior di Polri? Tito Karnavian Berbagi Tips Dengan Listyo Sigit tentang Kapolri Muda

Otak Pendemo Bayaran Bakal Tolak Listyo Jadi Kapolri

Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim Polri) Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah dipilih sebagai calon tunggal Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).

Menanggapi majunya Listyo sebagai calon Kapolri, pengamat intelijen yakni Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib, menyebutkan sejumlah kelompok yang akan menolak majunya Listyo sebagai calon Kapolri.

Ridlwan mengatakan, ada tiga kelompok yang menolak majunya Listyo sebagai calon Kapolri.

Dikutip TribunWow.com dari TribunBanten.com, satu di antaranya adalah para penggerak di balik pendemo bayaran.

Ridlwan menyebut, kelompok tersebut cemas karena rekam jejak Listyo yang mulus selama berkarier di Polri.

"Ada yang khawatir kalau Pak Listyo Sigit jadi Kapolri karena selama ini track record-nya lurus dan tanpa kompromi, " ujarnya.

Menurut Ridlwan, kecemasan kelompok tersebut datang dari kekhawatiran Listyo nantinya akan tegas menegakkan hukum tanpa pandang bulu.

"Kelompok ini diduga menggerakkan demonstran bayaran untuk mempengaruhi opini masyarakat, " kata Ridlwan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved