Virus Corona

Dubes RI untuk Vatikan Ajak Wartawan Tebar Sisi Positif di Tengah Pandemi Covid-19

Dubes RI untuk Vatikan, Laurentius Amrihj Jinangkung mengajak wartawan tebar informasi sisi positif di tengah pandemi Covid-19.

kemlu.go.id
Dubes RI untuk Vatikan, Laurentius Amrih Jinangkung saat bertemu Paus Fransiskus di Vatikan sebelum pandemi Covid-19. (kemlu.go.id) 

“Akan lebih baik apabila setiap diri kita menjadi bagian dari upaya mencari solusi, bukan sebaliknya,” pungkasnya.

Ikatan kebangsaan dan spirit ke-Indonesiaan pada saat ini melemah

Alasan utama adalah telah terjadi polarisasi dalam tubuh bangsa Indonesia dan ini mengakibatkan kemajemukan bangsa yang seharusnya menjadi kekuatan menjadi kelemahan karena kurangnya kesadaran masyarakat akan anugerah tersebut.

Akibatnya, sejak merdeka Indonesia menghadapi berbagi krisis termasuk politik, relasi sosial budaya, relasi lintas agama, berbagai malapetaka hingga ancaman degradasi moral.

Bahkan di saat Indonesia menghadapi pandemi Covid-19, krisis tetap terjadi dengan kondisi masyarakat terbelah dalam berbagai posisi.

Demikian ditegaskan oleh RP Markus Solo Kewuta SVD, konselebrans utama dalam misa secara virtual Buka Tahun Baru Bersama Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) XVI – 2021, Sabtu (23/01/2021). Konselebrans lain dalam misa yang diadakan di Roma, Italia itu adalah RP Agustinus Purnomo MSF (Superior General Kongregasi MSF) dan RP Paulus Laurentius Pitoy MSC (Assistant Superior General Kongregasi MSC) dan ketiga konselebran itu berasal dari Indonesia.

Markus Solo yang Staf Dewan Kepausan Untuk Dialog AntarUmat Bergama Untuk Tahta Suci dan berkedudukan di Vatikan itu menegaskan, krisis yang muncul di Indonesia pada saat ini terutama disebabkan ada sebagian masyarakat yang tidak mendukung serta bekerjasama secara jujur dan sekaligus sepenuh hati kepada presiden yang resmi dipilih secara demokratis.

Hal ini menambah berbagai kompleksitas krisis yang menambah berbagai persoalan yang dulu belum terpecahkan.

“Saya menghimbau kepada wartawan Indonesia terutama Wartawan Katolik untuk mejaga keutuhan dengan mempererat Ikatan dan spirit ke-Indonesiaan demi utuhnya NKRI dengan berpegang pada tiga hal yakni percaya pada penyertaan Tuhan, aktif menebarkan benih kasih dan kebenaran, serta terus mengabarkan warta gembira,” tegas Markus Solo.

Markus Solo menggarisbawahi, dalam menunaikan tugasnya, PWKI menghadapi tantangan dunia Indonesia yang sebagian warganya berani berada dalam 'post-truth era' atau “era pasca-kebenaran”, yang lebih suka menyebar hoax dan fake news daripada kebenaran.

“Mengutip pernyataan Rasul Paulus, kelompok masyarakat post truth itu lebih suka memilih menjadi hamba-hamba huruf dan kalimat yang dapat menghancurkan nilai-nilai kehidupan bersama, daripada menjadi hamba-hamba roh yang menyebarkan nafas-nafas kehidupan yang menyelamatkan," ungkap Markus Solo.

Misa virtual dari Roma Italia dalam rangka Buka Tahun Baru Bersama XVI 2021 Paguyuban Wattawan Katolik Indonesia bersama Rm Agustinus Purnomo MSF (Superior General Kongregasi MSF), RP Markus Solo Kewuta SVD - Konselebeans Utama dan Rm Paulus Laurentius Pitoy MSC (Assistant Superior General Kongregasi MSC), Sabtu (23/01/2021). (Dok PWKI)
Misa virtual dari Roma Italia dalam rangka Buka Tahun Baru Bersama XVI 2021 Paguyuban Wattawan Katolik Indonesia bersama Rm Agustinus Purnomo MSF (Superior General Kongregasi MSF), RP Markus Solo Kewuta SVD - Konselebeans Utama dan Rm Paulus Laurentius Pitoy MSC (Assistant Superior General Kongregasi MSC), Sabtu (23/01/2021). (Dok PWKI) (Dok PWKI)

Tantangan inilah yang harus dihadapi para wartawan, terutama ketika berenang melawan arus, terjadi pertentangan nurani dan bahkan yang melukai integritas," ujarnya menambahkan.

Dalam konteks ini, wartawan siapapun orangnya seharusnya menjadi “nabi” (modern) yang hidup di zaman “open society” (masyarakat terbuka) seperti sekarang ini.

Para wartawan harus siap menjadi ‘nabi” yang berani ditolak, dicemooh ketika harus memperjuangkan kebenaran

“Wartawan harus menjadi garam dan terang. Para wartawan tidak boleh membiarkan diri dimanipulasi oleh orang lain agar misi serta jati dirinya menjadi garam yang melezatkan dan terang yang menerangi tidak kabur agar diperoleh kebenaran Mar,” ujarnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved