Viral di Medsos

Dua Jenderal Kopassus Jadi Sorotan di Instagram, Intip Penampilan Prabowo saat Operasi Seroja

Dua Jenderal Kopassus jadi sorotan di Instagram, intip penampilan Prabowo Subianto dan AM Hendropriyono saat Operasi Seroja di Timor Timur.

Kolase TribunKaltara.com / Instagram @am.hendropriyono dan Kompas.com
Dua Jenderal Kopassus, AM Hendropriyono dan Prabowo Subianto. (Kolase TribunKaltara.com / Instagram @am.hendropriyono dan Kompas.com) 

TRIBUNKALTARA.COM - Dua Jenderal Kopassus jadi sorotan di Instagram, intip penampilan Prabowo Subianto dan AM Hendropriyono saat Operasi Seroja.

Belum lama setelah foto Jenderal Kopassus AM Hendropriyono tampil gagah mengenakan baret merah, kini mertua Jenderal Andika Perkassa itu jadi sorotan lagi.

Foto jadul AM Hendropriyono bersama Prabowo Subianto saat Operasi Seroja di Timor Timur (sekarang Timor Leste) menjadi sorotan di Instagram.

Sosok AM Hendropriyono dan Prabowo merupakan Jenderal yang punya rekam jejak membanggakan saat berkarier di korps baret merah.

Khusus Prabowo, kariernya lebih gemilang di Kopassus.

Meski pensiun dengan pangkat terakhir Jenderal bintang 3, Prabowo pernah menjabat Danjen Kopassus.

Dua Jenderal Kopassus, Prabowo Subianto dan AM Hendropriyono (Kolase TribunKaltara.com / Instagram @prabowo dan @diaz.hendropriyono)
Dua Jenderal Kopassus, Prabowo Subianto dan AM Hendropriyono (Kolase TribunKaltara.com / Instagram @prabowo dan @diaz.hendropriyono) (Kolase TribunKaltara.com / Instagram @prabowo dan @diaz.hendropriyono)

Baca juga: Fotonya Pakai Baret Merah Disorot, Karier Jenderal Andika Perkasa Tak Pernah Jadi Danjen Kopassus

Berbeda dengan juniornya itu, AM Hendropriyono justru tak pernah menjabat Danjen Kopassus.

Padahal karier mertua Jenderal Andika Perkasa ini sangat diperhitungkan kala di korps baret merah.

Kepiawaiannya dalam bidang mata-mata membuat AM Hendropriyono menyandang status Profesor intelijen.

Dalam foto yang diposting di Instagram, Jenderal Kopassus AM Hendropriyono dan Prabowo masih terlihat muda.

Bahkan foto tersebut menunjukkan dua purnawirawan TNI itu masih belum berpangkat Jenderal.

Foto tersebut diunggah putra AM Hendropriyono, Diaz Hendropriyono dalam akun Instagramnya pada Senin (25/1/2021).

Dalam foto tersebut, AM Hendropriyono tampak gagah berdiri di depan Prabowo Subianto.

Ipar Jenderal Andika Perkasa menuliskan di dalam captionnya bahwa sang ayah saat itu masih berpangkat Letnan Kolonel (Letkol).

Sedangkan Prabowo Subianto masih berpangkat kapten TNI.

Foto itu diambil saat mereka bertugas dalam Operasi Seroja di Timor Timur pada tahun 1983.

Foto jadul dua Jenderal Kopassus AM Hendropriyono dan Prabowo Subianto (Instagram / @diaz.hendropriyono)
Foto jadul dua Jenderal Kopassus AM Hendropriyono dan Prabowo Subianto (Instagram / @diaz.hendropriyono) (Instagram / @diaz.hendropriyono)

Baca juga: Di Instagram, KSAD Andika Perkasa Curi Perhatian, Pakai Baret Merah Dampingi Jenderal Kopassus

"Letkol AM Hendropriyono dan Kapt. Prabowo Subianto (1983). Timor Timur" tulis Diaz Hendropriyono dalam captionnya.

Sontak foto keduanya mendapat sorotan.

Berikut beberapa komentar netizen.

"Mantap moga beliau2 nya sehat walafiat,"

"Idollaa kita semua"

"Wuih epic nih foto,"

Foto jadul Jenderal Andika Perkasa ini ternyata juga dikomentari oleh penyanyi terkenal Ressa Herlambang.

"Kereennn" tulis @ressaherlambang.

Ada juga komentar dari suami Muzdalifah, Fadel Islami.

"mas sering2 posting fto beliau sewaktu aktif biar kt tau sejarah dn tokoh2 bangsa" tulis @fadelislami__

Biodata dan profil AM Hendropriyono

Melansir dari Wikipedia, Abdullah Mahmud Hendropriyono atau biasa dipanggil AM Hendropriyono lahir di Yogyakarta pada tanggal 7 Mei 1945.

Ia adalah seorang tokoh intelijen dan militer Indonesia.

Hendropriyono juga merupakan Kepala Badan Intelijen Negara pertama, ia dijuluki the master of intelligence karena menjadi "Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen" pertama di dunia.

Mertua Jenderal Andika Perkasa ini juga pernah menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan dari tahun 1998 hingga 1999.

Ia menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dari tanggal 27 Agustus 2016 hingga 13 April 2018.

Hendropriyono menempuh pendidikan dasarnya di SR Muhammadiyah, Kemayoran, Jakarta kemudian pindah ke SR Negeri Jalan Lematang, Jakarta, SMP Negeri V bagian B (Ilmu Pasti) di Jalan Dr. Sutomo, Jakarta dan menyelesaikan SMA Negeri II bagian B (Ilmu Pasti) di Jalan Gajah Mada, Jakarta.

Selanjutnya ia melanjutkan pendidikan militer di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang (lulus 1967), Australian Intelligence Course di Woodside (1971), United States Army Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Amerika Serikat (1980), Sekolah Staf dan Komando ABRI (Sesko ABRI), yang lulus terbaik pada 1989 bidang akademik dan kertas karya perorangan dengan mendapat anugerah Wira Karya Nugraha.

Selanjutnya ia lulus Kursus Singkat Angkatan VI Lembaga Ketahanan Nasional (KSA VI Lemhannas).

Keterampilan militer yang pernah diikutinya antara lain adalah Para-Komando, terjun tempur statik, terjun bebas militer (Military Free Fall) dan penembak mahir.

Pendidikan umum Hendropriyono menjadikannya sebagai sarjana dalam bidang administrasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA-LAN), Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM), Sarjana Ekonomi dari Universitas Terbuka (UT) Jakarta, Sarjana Teknik Industri dari Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Bandung.

Ia juga meraih gelar magister administrasi niaga dari University of the City of Manila, Filipina, mendapat gelar magister di bidang hukum dari STHM dan pada bulan Juli 2009 dan meraih gelar doktor filsafat di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan predikat Cum Laude.

Baca juga: Kisah Jenderal Kopassus Berani Wanti-wanti Soeharto, Berujung Pembalasan Pahit Karier Raja Intel

Baca juga: Eks Danjen Kopassus Kecam Aksi Gatot Nurmantyo dan Baret Merah: Jangan Mentang-mentang Jenderal

Pada 7 Mei 2014, ia dikukuhkan sebagai guru besar di bidang ilmu Filsafat Intelijen dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara.[5] Ia menjadi satu-satunya dan pertama di dunia yang menjadi Guru Besar Intelijen.

Atas gelar ini, ia tercatat masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).

Karier militer Hendropriyono diawali sebagai Komandan Peleton dengan pangkat Letnan Dua Infanteri di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) yang kini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.

Ia kemudian menjadi Komandan Detasemen Tempur Para-Komando, Asisten Intelijen Komando Daerah Militer Jakarta Raya/Kodam Jaya (1986), Komandan Resor Militer 043/Garuda Hitam Lampung (1988-1991), Direktur Pengamanan VIP dan Objek Vital, Direktur Operasi Dalam Negeri Badan Intelijen Strategis (Bais) ABRI (199I-1993), Panglima Daerah Militer Jakarta Raya dan Komandan Kodiklat TNI AD.

Berbagai operasi militer yang diikutinya adalah Gerakan Operasi Militer (GOM) VI, dua kali terlibat dalam Operasi Sapu Bersih III dan dua kali dalam Operasi Seroja di Timor Timur (sekarang bernama Timor Leste).

Berikut jenjang karier militer AM Hendropriyono:

1968-1972 - Komandan Peleton Puspassus AD (Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat) di Magelang

1972-1974 - Komandan Kompi Prayuda Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha)

1981-1983 - Komandan Detasemen Tempur 13

1983-1985 - Wakil Asisten Personel Kopasandha merangkap sebagai Wakil Asisten Operasi

1985-1987 - Asisten Intelijen Kodam Jayakarta

1987-1991 - Danrem 043/Garuda Hitam Lampung

1991-1993 - Direktur D Badan Intelijen Strategis ABRI

1993-1994 - Direktur A Badan Intelijen Strategis ABRI

1993-1994 - Panglima Kodam Jayakarta

1994-1996 - Komandan Kodiklat TNI AD

Dalam birokrasi pemerintahan RI, Hendropriyono pernah memangku berbagai jabatan yang berturut-turut: Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia (1996-1998), Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII dan menjabat sebagai Menteri Transmigrasi dan PPH dalam Kabinet Reformasi Pembangunan yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim.

Pada periode tahun 2001-2004 sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Kabinet Gotong Royong. Hendropriyono merupakan penggagas lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul, Bogor, Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara, Sumpah Intelijen, Mars Intelijen, menetapkan hari lahir badan intelijen, mencipta Logo dan Pataka BIN, mempopulerkan bahwa intelijen sebagai "ilmu" dan menggali "filsafat intelijen", serta menggagas berdirinya tugu Soekarno-Hatta di BIN.

Sekarang ini AM Hendropriyono menjadi pengamat terorisme dan intelijen, yang kerap diminta untuk menjadi narasumber oleh media massa dan berbagai lembaga, giat menulis bermacam pemikirannya dalam artikel-artikel di berbagai koran, majalah, radio dan televisi.

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Foto Jadul Mertua Jenderal Andika Perkasa dan Prabowo Jadi Sorotan, ini Biodata AM Hendropriyono, https://surabaya.tribunnews.com/2021/01/26/foto-jadul-mertua-jenderal-andika-perkasa-dan-prabowo-jadi-sorotan-ini-biodata-am-hendropriyono?page=all.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta
Editor: Adrianus Adhi
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved