Berita Nasional Terkini
Meteor Bukan Satu-satunya Sumber Dentuman Misterius, BMKG Beberkan Penyebab Lain
Fenomena dentuman misterius masih terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, BMKG beberkan meteor bukan satu-satunya penyebab utama.
TRIBUNKALTARA.COM - Fenomena dentuman misterius masih terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, BMKG beberkan meteor bukan satu-satunya penyebab utama.
Suara dentuman misterius di Lampung menjadi sorotan masyarakat.
Terlebih ada bukti benda asing berupa batu meteor jatuh menimpa warga bersamaan dengan dentuman misterius tersebut.
Selain di Lampung, sejumlah wilayah di Indonesia juga terdengar dentuman misterius dengan waktu berbeda-beda.
Terbaru suara dentuman terdengar di Sukabumi, Jawa Barat.
Baca juga: Suara Dentuman Terdengar di Kaki Gunung Beser Sukabumi, Warga Panik Rasakan Getaran
Kali ini , Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BKMG akhirnya membeberkan kemungkinan penyebab dentuman misterius yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
Menurut BMKG, tak cuma meteor yang menjadi sumber utama dentuman misterius, seperti yang terjadi di Lampung belum lama ini.
Hal itu ditegaskan Kepala Mitigasi Gempa dan Tsunani Daryono melalui akun Twitter miliknya @DaryonoBMKG.
Menurut Daryono, secara umum, munculnya suara dentuman disebabkan dua faktor, yakni faktor alami dan teknis manusia.
Berikut ini kemungkinan penyebab munculnya dentuman misterius:
1. Asteroid jatuh dengan kecepatan supersonik, shockwavenya seperti dentuman.
2. Shockwave gunung api
3. Ada pesawat kecepatan suparsonik
4. Gempa sangat dangkal mengeluarkan dentuman
5. Ledakan (latihan militer, penghormatan militer, blasting tambang, eksplorasi)
6. Petir
Baca juga: Detik-detik Benda Asing Jatuh ke Atap Rumah, Kesaksian Warga Pegang Batu Meteor Pakai Tangan Kosong
Baca juga: Fenomena Dentuman Misterius Sepanjang Tahun 2021, Tak Cuma Sekali, Benarkah Meteor Jatuh?
Sebagaimana diberitakan, di akhir Januari 2021 ini tepatnya di Kampung Ciherang, Desa Cijangka, Sukabumi, Jawa Barat, warga setempat dikejutkan dengan munculnya suara dentuman misterius yang terjadi pada Sabtu (30/1/2021) sekitar pukul 19.00 WIB.
Suara dentuman itu pun akhirnya membuat heboh dan viral di media sosial.
Berbeda dengan di Lampung, masyarakat di Sukabumi mendengar dentuman tersebut sambil merasakan adanya getaran di tanah.
Diduga sumber dentuman berasal dari tanah bergerak di Sukabumi.
Sebelumnya, dentuman serupa juga terjadi di berbagai daerah lain di Indonesia pada Januari 2021.
Seperti ada dentuman dilaporkan terjadi di Buleleng Bali, lalu Majene Sulawesi Utara, dan Lampung Tengah.
Baca juga: LAPAN Beri Tanggapan Suara Dentuman Misterius di Buleleng Bali, BMKG Beber Temuan Anomali Sinyal
Di Buleleng dan Lampung, diduga dentuman berasal dari hantaman meteor yang jatuh ke bumi.
Bahkan, di Lampung merupakan batu meteor yang jatuh menimpa rumah warga.
Dentuman di Lampung
Masyarakat di Dusun V, Kampung Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah dihebohkan dengan bongkahan batu diduga meteor yang menimpa rumah Mujilah (51).
Mujilah menjelaskan kronologi dentuman yang terjadi Kamis (28/1/2021) sekitar pukul 22.15 WIB itu.
Mujilah mengatakan, sebelum diketahui dentuman bongkahan batu diduga meteor jatuh di bagian samping belakang rumahnya, ia baru saja pulang dari mengantar sang suami, Muhtajam.
"Saya pulang anter suami terapi di Metro. Pulang sekitar pukul 21.00 WIB sampai rumah. Tidak berapa lama terdengar suara gemuruh seperti dentuman keras di udara. Awalnya saya berpikir itu ban mobil pecah atau apa," kata Mujilah, Jumat (29/1/2021).
Ia mendengar seperti sesuatu menghantam bagian rumahnya.
"Saya keluar bawa senter. Lihat ke bagian sini (samping rumah), tapi tidak ada apa-apa. Di luar juga banyak orang berkumpul bertanya tentang suara dentuman yang terdengar sangat dekat," jelasnya.
Saat di bagian samping rumah yang terkena bongkahan batu, ia melihat sejumlah genting rumahnya ambrol.
Di bagian bawah ada batu yang terlihat masih mengeluarkan asap.
"Waktu itu banyak orang juga yang ke situ (samping rumahnya yang terkena bongkahan batu meteor), tapi mereka gak berani ambil batu itu," jelasnya.
Perempuan paruh baya itu akhirnya memberanikan diri untuk mengambil bongkahan batu sebesar kepalan tangan orang dewasa itu.
"Waktu saya ambil batunya masih hangat. Bentuknya seperti bongkahan yang pecah gitu, warnanya hitam, ada bintik-bintik putih kecil di sekelilingnya," ujar Mujilah.
Baca juga: Detik-detik Pilot Rekam Benda Misterius di Langit, Bukan Satelit dan Pesawat, Diduga UFO
Pada malam itu, ada ratusan orang sekitar kampung yang berdatangan ke rumah Mujilah.
Pada saat itu batu masih disimpan di rumah Mujilah.
Mujilah menerangkan, dirinya tak mendapat firasat apa-apa terkait bongkahan batu diduga meteor yang akan menimpa rumahnya.
"Batu sekarang di rumah Pak Bayan (kepala dusun), diamankan di sana. Kalau saya terserah batu itu mau diapain nantinya," ujar Mujilah.
Sejumlah warga yang ditemui di sekitar rumah Mujilah mengatakan, setelah mendengar dentuman keras sebanyak tiga kali, mereka juga melihat cahaya kilat warna putih yang berkelebat kencang dan menghilang.
"Waktu dentuman itu saya di luar rumah. Bersamaan dengan bunyi itu ada cahaya seperti kilat yang bergerak cepat di udara. Terus cahaya itu hilang, dan dentuman suara terakhir terdengar keras," kata Supri, warga Kampung Astomulyo.
Ditambahkan Supri, suara dentuman terdengar tiga kali di udara.
Ia berpikir kalau suara itu helikopter yang beputar dekat di atas rumah mereka.
"Suaranya itu kencang seperti helikopter yang terbangnya dekat. Suara dentuman sebanyak tiga kali di udara, lebih kurang selama 15 detik lalu hilang," jelasnya.
Tak hanya warga di sekitar rumah Mujilah, warga Kecamatan Punggur yang berjarak lebih kurang 3 kilometer dari rumah Mujilah juga mendengar suara dentuman yang keras pada malam kejadian.
"Bunyinya keras banget, Mas. Terdengar tiga kali. Saya sama suami posisi di dalam rumah, lalu lari keluar rumah kami kira gunung meletus," ujar Ani, warga Punggur.
Kepala Dusun (Bayan) V Kampung Astomulyo, Edi Kurniawan mengatakan, saat mengetahui ada hantaman dari bongkahan batu seperti meteor yang menimpa salah satu rumah warganya, banyak orang berdatangan ke rumah Mujilah.
Karena banyak warga yang silih berganti berdatangan untuk melihat bongkahan batu diduga meteor itu, akhirnya ia berinisiatif untuk tidak memamerkan batu tersebut supaya dilihat warga.
"Dari malam itu, sampai subuh, sampai tadi pukul 10.00 WIB, banyak warga yang berdatangan ingin melihat batu itu. Tapi saya sudah berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas dan Babinsa, supaya batu disimpan terlebih dahulu supaya tidak menimbulkan kerumuman warga," kata Edi Kurniawan.
Edi Kurniawan mengatakan, bongkahan batu diduga meteor itu berwarna hitam kehijauan di bagian dalamnya.
Sementara teksturnya keras dan berbeda dengan tekstur batu pada umumnya.
"Batunya sekitaran kepala tangan orang dewasa, bentuknya tidak utuh, sudah seperti bongkahan gitu. Kalau beratnya ditimbang lebih kurang 2,3 kilogram," jelas Edi Kurniawan.
Pengamatan di lokasi, dari lokasi jatuhnya batu diduga meteor di rumah Mujilah, tampak bagian tanah membentuk lubang dengan diameter 5 cm dan kedalaman 5 cm.
Baca juga: Viral Suara Dentuman Misterius Gegerkan Warga Jakarta, BMKG Sebut Tak Ada Aktivitas Seismik
Oleh pemilik rumah, lokasi tempat jatuhnya bongkahan batu dikelilingi oleh pagar kecil yang dibuat dari batang dan bambu diikat tali.
Tampak di bagian dinding rumah Mujilah yang dilapisi batu bata seperti terbentur benda keras.
Sementara sebagian genting rumah tampak merosot dan jatuh.
Sontak, berita jatuhnya bongkahan batu diduga meteor itu menjadi tontonan sejumlah masyarakat yang datang dari Kampung Astomulyo ataupun dari kecamatan lainnya di Lampung Tengah.
Sementara itu, peneliti OAIL dan Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan, Robiatul Muztaba menduga, suara dentuman yang terdengar oleh warga di Kabupaten Lampung Tengah dan Tanggamus ada hubungannya dengan fenomena jatuhnya meteorit tersebut.
“Diduga, suara dentuman terdengar saat meteorit pecah di langit atau dikenal sebagai fenomena fireball,” kata Robiatul.
Robiatul menambahkan, warga tidak perlu panik dengan adanya fenomena jatuhnya meteorit tersebut.
Warga bisa menghubungi peneliti jika fenomena serupa terulang kembali.
“Fenomena hujan meteor memang terjadi sepanjang Januari 2021. Puncak hujan meteor terjadi pada 3-4 Januari lalu,” kata Robiatul.
(*)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official