Polemik Partai Demokrat
Sebut Aktor Kudeta AHY dari Kursi Ketum Partai Demokrat, Andi Arief Tuding Eks Panglima TNI Moeldoko
Sebut aktor kudeta AHY dari kursi Ketum Partai Demokrat, Andi Arief tuding eks Panglima TNI Moeldoko.
TRIBUNKALTARA.COM - Sebut aktor kudeta AHY dari kursi Ketum Partai Demokrat, Andi Arief tuding eks Panglima TNI Moeldoko.
Sedikit demi sedikit, teka teki siapa sosok dibalik upaya kudeta Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) tersingkap.
Politisi Partai Demokrat Andi Arief menyebut siapa orang dekat Presiden Joko Widodo ( Jokowi) yang diduga menjadi aktor upaya kudeta Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Tanpa ragu, Andi Arief menyebut nama mantan Panglima TNI Jenderal TNI ( Purn ) Moeldoko.
Bahkan, Andi Arief menyebutkan, secara terang-terangan Moeldoko membawa-bawa nama Presiden Jokowi yang telah memberi restu dalam proses pengambil alihan Partai Demokrat.
Baca juga: Viral di Tik Tok, Pria Masak Sambil Berlinang Air Mata Gegara Pesanan 60 Nasi Kotak Dibatalkan
Baca juga: UPDATE Tambah 19, Kasus Covid-19 Nunukan jadi 947, Jubir Satgas: Sembuh 14 Pasien & 2 Kasus Import
Baca juga: Respon Tudingan AHY Soal Kudeta di Partai Demokrat, Moeldoko Pasang Badan: Jangan Ganggu Pak Jokowi!
Baca juga: Lewat Udara & Laut, 992 Vial Vaksin Corona Sinovac dan APD Didistribusikan ke 9 Kecamatan di Nunukan
Sosok tersebut menurut Andi Arief adalah Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.
Diketahui, Moeldoko merupakan Jenderal TNI yang besar di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY).
Di era SBY, Moeldoko menjabat sebagai KSAD dan kemudian menjadi Panglima TNI.
Moeldoko pun dikabarkan bereaksi soal tuduhan yang mengarah ke dirinya dan berencana menggelar konfrensi pers.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono membeberkan ada pejabat di lingkaran Presiden Joko Widodo ( Jokowi) yang ingin merebut Partai Demokrat.
Politikus Partai Demokrat, Andi Arief menyebutkan satu sosok yang dianggap sebagai orang dekat presiden Jokowi.
Dia adalah Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Pernyataan Andie Arif ini menjawab rasa penasaran publik yang sebelumnya bertanya-tanya siapa orang dekat Presiden Jokowi yang diduga terlibat dalam rencana pengambilalihan kepengurusan Partai Demokrat.
"Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko," tulis Andi Arief di akun Twitternya, Senin (1/2/2021).
Hal itulah, menurut Andi Arief, yang membuat Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono berkirim surat kepada Presiden Jokowi untuk meminta konfirmasi.
Pasalnya, menurut Andi Arief, saat mempersiapkan pengambilalihan Demokrat, Moeldoko menyatakan mendapatkan restu dari Jokowi.
"Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi," imbuh Andi Arief.
Baca juga: Tim Audit Badan Pemeriksa Keuangan RI Tiba Besok, Bupati Nunukan Asmin Laura Beri Warning 3 OPD Ini
Baca juga: Kick Off Vaksinasi Covid-19 di Malinau Pekan Depan, Tahap Pertama Ditarget Selesai Dalam 3 Hari
Sementara itu, Kepala KSP Moeldoko pada Senin malam ini berencana melakukan jumpa pers tentang situasi perpolitikan terbaru.
Bantah NasDem
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Ossy Dermawan, menjawab tudingan politikus NasDem yang menyebut keterangan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono tentang adanya upaya politik pengambilan Partai Demokrat adalah halusinasi.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali sebelumnya menyatakan bahwa tudingan adanya orang Istana yang terlbat dalam perencanaan 'kudeta' Partai Demokrat hanya tudingan tidak mendasar.
"Itu halusinasi itu, itu halusinasi, tuduhan nggak mendasar, apa sih kepentingan Pak Jokowi untuk ambil alih Demokrat, sedangkan hari ini partai koalisi Pak Jokowi sudah 80%," kata Ahmad Ali di Jakarta, Senin (2/1/2021).
"Kepentingan Pak Jokowi kan hanya mengamankan kebijakan dia di DPR kan, saat ini sudah ada 80% partai di barisan Pak Jokowi, jadi untuk apalagi untuk mengambil alih Demokrat, itu sangat tidak masuk akal," lanjutnya.
Sementara itu, Ossy menyebut bahwa pernyataan yang dikeluarkan oleh AHY bukanlah isapan jempol belaka.
Bahkan, Ossy menegaskan bahwa partainya sudah mengantongi bukti dan saksi sebelum menyampaikan pernyataan itu.
"Maaf bung, Demokrat bukan partai yg sembarangan keluarkan pernyataan. Semua yang disampaikan Ketum AHY memiliki fakta kesaksian yang kuat.
Jika ada yang ganggu kedaulatan & kehormatan partai, jelas kami lawan. Tentunya dengan cara yang beradab dan sesuai pranata hukum," tulis Ossy Ossy Dermawan dalam akun Twitternya, Senin.
Baca juga: Terbongkar, 5 Latar Aktor Kudeta AHY di Kursi Ketum Demokrat, Ferdinand Hutahaean Tak Tinggal Diam
Sementara itu, politisi Demokrat lainnya, Rachland Nashidik menyebutkan adanya seorang yang mengaku utusan pemerintah yang menggoda para kader Demokrat agar ikut 'mengkudeta' kepengurusan AHY.
"Publik sebenarnya hanya berurusan dengan 1 orang yang mengaku utusan istana karena kita semua punya kepentingan yang sama terhadap demokrasi dan kebebasan sipil. Adanya kader yang tergoda oleh bujuk rayu istana adalah masalah internal partai yang akan kami selesaikan belakangan," tulis Rachland
Pernyataan AHY
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap ada gerakan politik yang ingin mengambil alih kepemimpinan partai tersebut secara paksa.
AHY menyebut informasi itu ia dapatkan setelah ada laporan dari pimpinan dan kader Demokrat, baik tingkat pusat maupun cabang.
"Adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa."
"Yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY lewat konferensi pers secara virtual, Senin (1/2/2021).
AHY menyatakan, menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang didapatkan, gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Rocky Gerung Ledek Abu Janda yang Diperiksa Bareskrim, Beber Penjilat Tak Paham Politik Berubah
AHY menyebut, gerakan tersebut terdiri dari kader secara fungsional, mantan kader, dan non-kader.
Gabungan dari pelaku gerakan itu ada 5 orang.
Terdiri dari 1 kader Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, dan 1 mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi.
Serta, 1 mantan kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu.
Sedangkan yang non-kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan.
"Tentunya kami tidak mudah percaya dan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah (presumption of innocence) dalam permasalahan ini," ucap AHY.
Oleh karena itu, AHY sejak pagi tadi telah bersurat secara resmi kepada Presiden Jokowi, untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi terkait gerakan politik yang disebut inkonstutional itu.
Baca juga: AHY Dalam Masalah, Ketum Partai Demokrat Bakal Dikudeta, Putra SBY Singgung Orang Dekat Joko Widodo
"Tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Joko Widodo."
"Untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini," paparnya.
Turut mendampingi AHY saat jumpa pers, Sekjen Demokrat Teuku Riefki Harsya, Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Panjaitan, Majelis Kehormatan Partai Demokrat Nahrawi Ramli, dan para keder Demokrat lainnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul Demokrat Sebut Ada Upaya Ambil Alih Kepengurusan, Andi Arief Blak-blakan Sebut Nama Moeldoko, https://wartakota.tribunnews.com/2021/02/01/demokrat-sebut-ada-upaya-ambil-alih-kepengurusan-andi-arief-blak-blakan-sebut-nama-moeldoko?page=all.
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official