Polemik Partai Demokrat

Blak-blakan Anak Buah AHY Soal Kudeta di Demokrat, Tiap DPC Dijanjikan Rp 100 Juta, Reaksi Moeldoko?

Blak-blakan anak buah AHY soal kudeta di Partai Demokrat, tiap DPC dijanjikan Rp 100 juta, reaksi Moeldoko?

Editor: Amiruddin
Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan Kompas.com
Agus Harimurti Yudhoyono dan Meoledoko. (Kolase TribunKaltara.com / Tribunnews dan Kompas.com ) 

TRIBUNKALTARA.COM - Blak-blakan anak buah AHY soal kudeta di Partai Demokrat, tiap DPC dijanjikan Rp 100 juta, reaksi Moeldoko?

Anak buah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengungkapkan adanya dugaan aliran dana Rp 100 juta yang dijanjikan kepada DPC.

Dugaan aliran dana itu muncul seiring adanya isu pengambilalihan kepemimpinan di Partai Demokrat yang kini dipimpin AHY.

Bahkan hal tersebut disampaikan sendiri AHY ke publik, termasuk menyurati Presiden Jokowi, karena menduga adanya orang dekat istana yang menginginkan pengambilalihan kepemimpinan di partai berlambang mercy tersebut.

Belakangan, nama Moeldoko yang kini menjabat Kepala Staf Presiden turut dituding terlibat dalam isu kudeta di Partai Demokrat.

Moeldoko yang juga eks Panglima TNI di era Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY angkat bicara terkait tudingan yang ditujukan kepadanya.

Disebut Mirip Biarawati, Ririn Ekawati Beberkan Konsep Gaun Pengantinnya

Animal Defenders Indonesia Bongkar Fakta Baru Rumah Penjagal Kucing di Medan, Punya Usaha Katering

Pasca Disuntik Vaksin Corona Sinovac, Bupati Nunukan Asmin Laura Akui tak Rasakan Reaksi Apapun

Herman Khaeron, Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat menyatakan, partainya masih mendalami kelompok yang diduga ingin mengambil paksa partai berlambang mercy itu.

Dewan Kehormatan dan Mahkamah Partai akan bekerja 1 sampai 2 minggu untuk merespons laporan dari beberapa DPC.

"Pertemuan terakhir tentu kami juga berkoordinasi dengan dewan kehormatan partai dan mahkamah partai."

"Dalam 1 sampai 2 minggu ini akan bekerja."

"Kemudian berita acara untuk yang sudah dipanggil," kata Herman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021).

Dalam prosesnya, Demokrat menemukan adanya aliran dana yang diduga untuk menyuap DPC, untuk terlibat dalam 'gerakan kudeta' Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Dari laporan yang diterima dari para saksi dan pelapor, besaran aliran dana yang dijanjikan ke setiap DPC sebesar Rp 100 juta.

"Kepada DPC janjinya 100 juta per DPC."

"Bahkan beberapa DPC sudah diberikan uang. Sudah disebarkan," ungkapnya.

Sudah Pegang 2 Parpol Lain untuk Usung Capres 2024

Partai Demokrat mengungkap pihak yang berupaya mengambil alih paksa partai tersebut, memang bertujuan mengusung calon presiden (capres) di Pilpres 2024.

Mereka juga disebut sudah menyiapkan dua partai lain untuk bisa lolos presidential threshold 20 persen.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Komunikasi dan Strategi (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, dalam diskusi virtual bertajuk 'Politik Belah Bambu Menyasar Partai Demokrat', Selasa (2/2/2021).

"Jadi sudah ada dua partai lain untuk mendukung."

"Dengan Demokrat jadi tiga. Sudah lengkap threshold," ungkap Herzaky.

Herzaky mengungkapkan hal itu berdasarkan laporan dan kesaksian para kader dari daerah dan kabupaten/kota, yang dikumpulkan kader aktif di sebuah hotel di Jalan Rasuna Said, Kuningan.

Setelah mereka berkumpul, seorang oknum pejabat yang disebut dekat dengan Istana, ditelepon untuk kemudian didatangkan.

Dalam perbincangan itu, dibahas cara mengambil alih kepemimpinan Ketua Umum Demokrat dari tangan AHY.

Kemudian, kader Demokrat yang gamang bertanya tentang tujuan dari manuver politik tersebut.

Lalu, dijawab oleh pihak yang mengajak, bahwa tujuannya adalah pilpres.

"Lalu siapa calonnya? Ini calonnya, kata mereka menunjuk oknum pejabat itu," beber Herzaky menirukan kesaksian para kader Demokrat.

Belum Terima Surat Balasan Jokowi

DPP Partai Demokrat belum menerima surat balasan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

DPP Partai Demokrat sebelumnya meminta klarifikasi dugaan keterlibatan pejabat tinggi pemerintah untuk merebut paksa kepemimpinan Partai Demokrat.

"Yang pasti balasannya belum, saat ini kita belum menerima balasannya," jelas Herzaky.

Namun, Herzaky memastikan surat yang dikirimkan tersebut sudah dibaca Presiden Jokowi.

"Kalau surat ke Pak Jokowi saat ini kami sudah mengetahui beliau sudah baca.

"Kemarin kami diinformasikan sore menjelang malam bahwa beliau sudah baca," bebernya.

Jembatan Jelarai Ditutup, Camat Tanjung Selor Sebut Akan Fasilitasi Keinginan Warga Buat Tambangan

Jembatan Jelarai Ditutup, Warga Keluhkan Jalan Alternatif Lebih jauh & Banyak yang Belum Tahu

Ramalan Zodiak Kamis 4 Februari 2021, Gemini Ingin Habiskan Waktu Bersama Keluarga

Jawaban Moeldoko

Kepala Staf Presiden Moeldoko menjawab tudingan Partai Demokrat soal dirinya terlibat dalam gerakan kudeta partai pimpinan AHY tersebut.

Moeldoko mengaku tak ingin terlalu reaktif menjawab tudingan tersebut.

Rencananya, ia akan menjawab tudingan tersebut pada Selasa hari ini.

"Sebenarnya saya masih diem aja sih, menunggu besok atau kapan."

"Karena saya enggak perlu reaktif dalam hal ini," kata Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021).

Moeldoko mengatakan, pengambilalihan partai secara paksa atau kudeta biasanya dilakukan dari dalam partai itu sendiri, bukan dari luar partai.

"Kudeta itu dari dalem, masa kudeta dari luar," ujarnya.

Moeldoko tidak masalah dirinya digunjingkan atau dikaitkan dengan isu kudeta Partai Demokrat.

Namun, ia mengingatkan agar tidak mengaitkan masalah tersebut dengan Presiden Jokowi.

"Jangan sedikit-sedikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi jangan sedikit-sedikit Istana, dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini."

"Karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, enggak tahu apa-apa dalam hal ini," papar Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu kemudian menceritakan penyebab dirinya dikaitkan dengan isu kudeta tersebut.

Menurutnya, banyak orang yang sebagaian adalah kader Demokrat, datang ke rumahnya.

Mereka kemudian curhat mengenai kondisi yang terjadi di tubuh partai berlambang mercy tersebut.

Moeldoko mengatakan, apabila anak buah tidak boleh main ke mana-mana termasuk bertemu dengannya, sebaiknya diborgol saja.

"Kalau anak buahnya tidak boleh pergi ke mana-mana ya diborgol aja kali ya, begitu," selorohnya.

Sebagai tuan rumah yang kedatangan tamu, Moeldoko mengaku hanya mendengar curhatan para tamunya itu.

Sebagai seorang mantan Panglima TNI, ia terbuka kepada siapapun yang ingin bertemu.

"Beberapa kali banyak tamu yang berdatangan ya, dan saya orang yang terbuka."

"Saya mantan Panglima TNI, tapi saya tidak memberi batas dengan siapapun, apalagi di rumah ini mau datang terbuka 24 jam, siapapun."

"Secara bergelombang mereka datang, berbondong-bondong, ya kita terima, konteksnya apa?"

"Ya saya tidak mengerti, dari ngobrol-ngobrol itu biasanya diawali dari pertanian, karena saya memang suka pertanian."

"Berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gue dengerin aja gitu," beber Moeldoko.

Sebagai salah satu orang yang mencintai Demokrat, Moeldoko mengaku prihatin dengan kondisi partai seperti yang diceritakan para 'tamunya' tersebut.

Ramalan Zodiak Cinta Kamis 4 Februari 2021, Taurus Meluangkan Waktu Untuk Kekasih

Dilantik Jadi Ketua DPRD Malinau, Ping Ding Beberkan Program Prioritasnya di Awal Masa Jabatan

Prediksi Liga Inggris Malam Ini, Manchester City Tantang Burnley, Pep Guardiola Ketagihan Menang

Moeldoko menduga ia dikaitkan dengan permasalahan Partai Demokrat dari foto yang beredar.

Ia tidak ambil pusing bila dikaitkan dengan permasalahan tersebut.

"Mungkin dasarnya foto-foto ya. Orang ada dari Indonesia timur, dari mana mana datang ke sini kan pengin foto sama gue, ya saya terima aja."

"Apa susahnya? Itu yang namanya seorang jenderal yang tidak memiliki batas dengan siapapun."

"Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya silakan aja, saya tidak keberatan," ucapnya.

Moeldoko lantas menyarankan AHY agar tidak baperan menjadi seorang pemimpin.

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Partai Demokrat Sebut Tiap DPC Dijanjikan Rp 100 Juta untuk Kudeta AHY, Ada yang Sudah Menerima, https://wartakota.tribunnews.com/2021/02/03/partai-demokrat-sebut-tiap-dpc-dijanjikan-rp-100-juta-untuk-kudeta-ahy-ada-yang-sudah-menerima?page=all
Editor: Yaspen Martinus
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved